BPPT KG mencatat bahwa erupsi Gunung Merapi pada Sabtu (11/3) merupakan yang terbesar selama kurun waktu satu tahun terakhir.
“Abu tersebar sampai ke Wonosobo atau sekitar 33 kilometer arah barat daya,” terang Kepala BPPT KG, Agus Budi Santoso.
Sementara, dampak awan panas guguran Gunung Merapi sejak Sabtu (11/3) hingga kemarin (12/3) juga terasa di Klaten. Sejumlah objek wisata ditutup.
Salah satunya adalah objek wisata Kalitalang di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, yang jaraknya hanya sekitar 4 kilometer dari puncak Merapi.
“Sejak pagi (kemarin), aktivitas Merapi terus terlihat dari Desa Balerante. Tetapi, kondisinya tidak ada pergerakan warga (yang mengungsi). Hanya keluar di jalan-jalan,” ujar Kaur Perencanaan Pemerintah Desa (Pemdes) Balerante, Jainu.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten terus berkoordinasi dengan tiga desa di lereng Merapi. Mulai Desa Sidorejo, Tegalmulyo, hingga Balerante.
“Tiga dusun tersebut ditinggali 3.000–4.000 jiwa. Total, di tiga desa itu ada 10 ribu jiwa. Sejauh ini belum ada dampaknya di wilayah Klaten,” ucap Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto. (jpc/rdj)
