Bulutangkis Kesulitan Cari Pelapis Sepadan

Indra Zakaria
- Senin, 5 Februari 2024 | 12:35 WIB
GANDA PUTRA: Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin hanya mampu tampil di babak 16 besar di Thailand Masters.
GANDA PUTRA: Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin hanya mampu tampil di babak 16 besar di Thailand Masters.

 

JAKARTA – Hanya satu gelar juara yang diraih wakil Indonesia dari empat turnamen di awal 2024. Gelar juara itu diperoleh melalui ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin di Indonesia Masters. Adapun di Malaysia Open, India Open, dan Thailand Masters pekan lalu nihil gelar.

Pengamat badminton, Luluk Hadiyanto menilai, hasil yang ada sebagai gambaran kekuatan bulu tangkis Indonesia saat ini. “Kalau dulu kita banyak dikejar oleh negara lain karena prestasinya bagus. Kalau sekarang kita yang mengejar negara lain,’’ ujarnya.

Selain itu, dia menyoroti kestabilan pemain. Salah satunya Leo/Daniel. Setelah juara di Indonesia Masters, mereka takluk di babak 16 besar di Thailand Masters usai dikalahkan Peeratchai Sukphun/Pakkapon Teeraratsakul (17-21, 21-19, 16-21).

Untuk ganda campuran, eks pasangan Alvent Yulianto itu mengakui ada progres dari tim pelatih Herry Iman Pierngadi. Yakni, melalui Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati yang mencapai perempatfinal Indonesia Masters dan semifinal Thailand Masters.

Namun, ketika menghadapi pemain lain yang berada di level elite, mereka masih kesulitan untuk mengejar. Hal itu terlihat saat Rehan/Lisa kedodoran menghadapi Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (17-21, 14-21). “Ya, saya lihat ketika masih ada pemain level atas bermain kita kok belum mampu menyamai mereka,’’ imbuhnya.

Untuk tunggal putra, Luluk menyoroti backup pemain senior yang belum sepadan. ’’Pertanyaan saya setelah era Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting backup di bawahnya seperti apa? Kan belum ada juga,’’ ujarnya. Menurutnya, Chico Aura Dwi Wardoyo yang tahun ini berusia 26 tahun sudah sangat berat untuk bersaing di level atas. ’’Dan di bawahnya lagi hampir tidak ada,’’ sebutnya.

Hal senada disampaikan Daryadi, penasihat tim ad hoc Olimpiade. Situasi yang dihadapi tim Indonesia saat ini hampir merata di semua sektor. Kaitannya di tunggal putra, Chico dinilai belum bisa berbicara banyak. Hal itu terlihat dari ranking yang merosot ke posisi ke-30.

Kondisi yang ada berbeda dengan negara lain yang sudah mengandalkan pemain kelahiran 2000-an untuk bertarung di level elite. Contohnya andalan Tiongkok Li Shi Feng, atlet Thailand Kunlavut Vitidsarn, hingga wakil Jepang Kodai Naraoka. ’’Mereka yang sebelumnya pelapis umur 20 tahunan sudah bermunculan. Dan kita belum dapat. Kita masih bertumpu pada Jonatan dan Ginting,’’ ucapnya.

Daryadi menyebutkan, Chico terlambat untuk diasah. Sebetulnya, ketika meraih runner-up Kejuaraan Dunia 2016 di Bilbao, Spanyol, mestinya pemain asal Papua itu mulai didampingi serius. ’’Dan itu ternyata yang kita lihat, Chico tidak terbina dengan baik. Jadi naik tidak, turun tidak. Seperti yang kita lihat masih sulit untuk tembus level dunia,’’ pungkasnya. (raf/c17/bas/jpg/er/k16)

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengalihan Kuota Atlet Tunggu Keputusan

Rabu, 8 Mei 2024 | 17:15 WIB

Skuad Hoki Kaltim Asah Kemampuan di Bantul

Rabu, 8 Mei 2024 | 16:15 WIB

Pasukan Pelatda Jalani Tes Fisik

Rabu, 8 Mei 2024 | 14:15 WIB

Kalbar Target 10 Medali Emas PON Aceh-Sumut

Rabu, 8 Mei 2024 | 12:14 WIB

Kriket Kaltim Pilih Tryout di Bali

Rabu, 8 Mei 2024 | 10:15 WIB

LA Lakers Pecat Pelatih Darvin Ham

Sabtu, 4 Mei 2024 | 17:30 WIB
X