Fakta-Fakta di Balik Budidaya Bunga Edelweiss di Wisata Bromo

Ada Desa Wisata Edelweiss, lho!

Fakta-Fakta di Balik Budidaya Bunga Edelweiss di Wisata Bromo

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Akhir-akhir ini sedang ramai mengenai bunga Edelweiss yang tak boleh dipetik. Betul, bunga Edelweiss atau bahasa latinnya, Anaphalis javanica, yang tumbuh di kawasan taman nasional memang tidak boleh dipetik apalagi dengan sembarangan. Pasalnya si bunga keabadian ini merupakan salah satu jenis bunga yang rawan terhadap kepunahan. Pelarangan pemetikan Edelweiss sendiri sudah diatur dalam suatu hukum.

Walau demikian, banyak para pendaki di gunung Bromo yang nekat untuk memetik bunga tersebut. Selain itu, tak sedikit masyarakat daerah yang juga memetiknya untuk dipakai dalam kegiatan ritual. Terkini yang sedang hangat, adalah kritik untuk Aurel Hermansyah yang membagikan foto dengan bunga Edelweiss. Belakangan diketahui bahwa bunga tersebut dibeli dari hasil budidaya.

Bunga tersebut sudah banyak dibudidayakan saat ini, salah satunya oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Nah, agar kamu tak asal kritik dan lebih tahu, yuk, simak fakta-fakta di balik budidaya bunga Edelweiss di kawasan wisata Bromo berikut ini.

Lestarikan bunga Edelweiss dan dampaknya

Fakta-Fakta di Balik Budidaya Bunga Edelweiss di Wisata Bromo

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) mengembangkan program budidaya Edelweiss. Hal ini dilakukan atas dasar kesadaran bahwa bunga tersebut rawan punah. Selanjutnya juga bertujuan agar tidak ada pengunjung atau pendaki yang memilih untuk mengambil dari kawasan nasional, melainkan dapat membeli dari hasil budidaya masyarakat setempat.

Dari budidaya tersebut, dampak baik dirasakan banyak pihak. Pertama, untuk kelestarian bunga Edelweiss sendiri. Kedua, untuk pengembangan keterampilan dan ekonomi masyarakat daerah setempat. Ketiga, untuk para pelancong yang datang sehingga mereka bisa selalu melihat keindahan bunga tersebut tanpa harus melanggar hukum.

Terdapat 1.500 bibit Edelweiss dibudidayakan di Probolinggo

Program pembudidayaan itu terdiri dari sekelompok warga yang berada di beberapa daerah. Salah satunya adalah kelompok Pokdarwis Gunung Bromo Tengger. Mereka membangun areal budidaya tanaman edelweis yang menjadi satu lokasi dengan rumah adat Tengger. Lokasinya berada di lereng puncak Seruni Point, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Ketua Pokdarwis, Sugeng Djumadyono mengatakan, ada sekitar 1.500 bibit Edelweiss yang dibudidayakan di areal rumah adat Tengger seluas setengah hektar. Bibit-bibit itu ditanam agar tanaman Edelweiss tetap terjaga kelestariannya.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here