Sebelum Mathlaâul Anwar Pandeglang, Banten, bergabung dengan NU, mereka telah memiliki lembaga pendidikan berupa madrasah. Keadaan madrasah itu ketika awal bergabung dengan NU tahun 1928 dilaporkan kepada utusan Hoofd Bestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO) yaitu KH Abdul Halim dan Abdullah saat meresmikan Cabang NU Pandeglang yang berpusat di Menes.
Secara otomatis, madrasah-madrasah Mathlaâul Anwar itu kemudian menjadi bagian lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama.Â
Berikut keadaan madrasah-madrasah itu:
No Nama Madrasah Tempat    Jumlah Murid  Guru Kelas
1 Mathlaâul Anwar Menes       532        8   7
2 Mathlaâul Anwar Labuan      133        3   4
3 Mathlaâul Anwar Kadu Butung  93            2   3
4 Mathlaâul Anwar Sodong      149        4   4
5 Mathlaâul Anwar Kepuh      87            2   3
6 Mathlaâul Anwar Cirumput  109        2   2
7 Mathlaâul Anwar Talun      113        2   3
8 Mathlaâul Anwar Kadu Gadung  58            1   2
9 Mathlaâul Anwar Menes      134        3   3
10 Mathlaâul Anwar Bama      42            2   2
Madrasah-madrasah tersebut sudah milik gedung sendiri serta sudah diatur sebagaimana umumnya sekolah. Madrasah-madrasah itu dikepalai oleh Kiai Yasin, Wakil Rais Syuriyah NU. Sementara yang mengatur seluruh materi pelajaran yang diajarkan oleh guru-guru kepada murid yaitu Kiai Mas Abdurrahman. Ia dibantu oleh empat anggota yaitu Kiai Abbdul Muâti, Kiai Sulaiman, Kiai Dawud, Kiai Ajun.Â
Untuk memperkuat keilmuan guru-guru di madrasah itu, diadakan Sekolah Guru setiap Kamis. Guru-guru dan pelajarannya diperiksa langsung oleh Kiai Mas Abdurrahman dibantu oleh tiga guru yang sudah pernah menimba ilmu di Universitas Al-Azhar Mesir. Dengan demikian, pada hari itu, seluruh murid libur.  Â
Dari tahun ke tahun, NU Cabang Pandeglang terus mengembangkan lembaga pendidikan sebagai sarana menyebarkan agama dan memberantas
kebodohan. Upaya mengembangkan pendidikan itu, salah satunya adalah memperbanyak jumlah madrasah. Upaya itu dilaporkan NU Cabang Pandeglang beberapa bulan kemudian setelah mendirikan NU pada majalah Swara Nahdlatoel Oelama berikut ini:
NU Cabang Pandeglang tambah maju mulai dari anggotanya selalu rapat mencari cara untuk kemajuan jamâiyyah, serta mencari cara memperhatikan nasib ahli bermazhab. Oleh karena itu, NU Pandeglang telah mendirikan kembali dua gedung madrsah, satu gedung madrasah Mathlaâul Anwar Pandat, dua gedung madrasah di Pasir Gadung, Distrik Menes afdeeling Pandeglang. Dua madrasah itu hampir selesai. Insyaallah setelah Muharam 134 H dibuka dan mulai menerima murid. Â
Dengan demikian, pada tahun 1928, NU Cabang Pandeglang sudah mempunya 12 gedung madrasah yang seluruhnya milik sendiri. Bahkan, seperti dilihat pada bagian sebelumnya, Cabang Pandeglang pada Muktamar Semarang, merupakan satu-satunya Cabang yang meminta agar persoalan pendidikan dibawah naungan NU agar dibahas secara khusus. (Abdullah Alawi)