article-image

Sumber Gambar: shutterstock.com

Hai sobat tania. Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar nama vertikultur? Yap, benar sekali! Vertikal agrikultur, atau yang disingkat vertikultur adalah cara menanam dengan model pertanian bertingkat pada skala indoor atau outdoor menggunakan pot, pipa paralon, rak, maupun media lainnya. Metode ini dijadikan pilihan bagi mereka yang memiliki lahan sempit dan tetap ingin menanam bahan makanan mereka sendiri, khususnya bagi penduduk perkotaan. Namun, pernahkah sobat tania berpikir apakah vertikultur ini menguntungkan atau sebenarnya malah merugikan? Berikut akan kami bahas keuntungan dan kerugian menanam secara vertikal.

Keuntungan menanam tanaman secara vertikultur di antaranya:

  1. Pemanfaatan Lahan Sempit Dengan menanam secara bertingkat, lahan yang sempit dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan segar yang bisa dikonsumsi. Melalui vertikultur ini tidak ada ruangan atau lahan di rumah yang akan sia-sia. Vertikultur bisa menggunakan pipa paralon dan kayu untuk penopang tanaman, atau dengan menggantung pot di dinding.

  2. Hanya butuh sumber daya yang sedikit. Air, pupuk, pestisida, dan waktu pemeliharaan adalah 4 sumber daya yang sangat minimal dipakai dalam metode ini. Vertikultur hanya membutuhkan 10% dari total air yang dibutuhkan dari menanam biasa di lahan. Kurangnya pencucian tanah juga membuat pupuk bisa bertahan di tanah tanpa tercuci oleh air hujan sehingga tanaman dapat menyerapnya unsur hara dengan maksimal. Serta, kondisi yang terkontrol membuat hama dan penyakit yang lebih mudah dideteksi di awal menyebabkan penggunaan pestisida berkurang atau sama sekali tidak digunakan.

3 Mudah diatur dan dipindahkan. Karena tanaman ditanam dalam wadah portabel, jika sewaktu-waktu tata letak tanaman ingin diubah, maka hal tersebut mudah dilakukan tanpa merusak tanaman.

  1. Produk lebih sehat Minimnya penggunaan pestisida menjadikan sayuran tidak terkontaminasi oleh bahan kimia yang dapat bersifat toksik ke tubuh. Akibatnya produk lebih sehat dan tidak perlu khawatir jika ingin menyantapnya dalam keadaan segar, misalnya untuk salad. Selain itu, jika tidak digunakan pestisida dan pupuk kimiawi, kegiatan ini juga dapat mendukung pertanian organik.

  2. Menambah keindahan rumah/halaman Pot atau wadah yang ditata sedemikian rupa dapat memperindah rumah dan halaman. Saat ini telah dikembangkan wall gardening, yaitu konsep menanam pada dinding menggunakan berbagai media, yang dapat menimbulkan kesan hijau, segar, dan rileks bagi yang melihat.

  3. Turut menjaga lingkungan Penggunaan botol plastik, cat kaleng, pipa, dan kayu bekas sebagai wadah vertikultur dapat menjadi solusi bagi sobat tania yang punya banyak sampah. Dengan mengurangi pembuangan sampah plastik yang sulit diurai, pemanfaatan barang bekas ini menjadi salah satu upaya sobat tania untuk peduli pada lingkungan.

Selain beberapa keuntungan yang telah disebutkan, vertikultur juga ternyata memiliki kelemahan yang bisa berujung penanamnya menjadi rugi, di antaranya:

  1. Memerlukan biaya awal yang cukup mahal Penyusunan rak atau pot secara vertikal membutuhkan alat dan bahan seperti kayu dan kawat yang menyebabkan biaya pemasangan di awal cukup mahal, apalagi jika jumlah tanaman yang ingin ditanam banyak. Oleh karena itu, sobat tania dapat memanfaatkan wadah bekas seperti botol, kaleng, dan pipa bekas agar lebih menghemat.

  2. Tanaman mudah tertular penyakit Jika tanaman diserang oleh suatu penyakit dan pemilik tidak segera melakukan pengendalian, penyakit tersebut dapat dengan mudah tersebar ke tanaman lain. Hal ini dikarenakan tanaman tumbuh dengan rapat dalam area sempit yang sangat memudahkan penyebaran patogen, khususnya bagi patogen yang tertular melalui angin. Hal ini juga diperparah apabila pemilik tidak menjaga kondisi kelembaban sekitar.

3.Pemberian pupuk yang cukup sulit Wadah yang kecil membuat media tanam yang dapat ditampung lebih sedikit sehingga pupuk mudah habis digunakan dan perlu penambahan di tengah-tengah. Namun wadah yang kecil menyulitkan ketika ingin ditambahkan pupuk, khususnya bagi tanaman-tanaman yang rapat dan dengan daun yang rimbun. Oleh karena itu, jika ingin tanaman dapat berproduksi maksimal, sobat tania bisa memanfaatkan pupuk cair yang hanya perlu disemprotkan ke bagian daun.

Itulah kelebihan dan kekeringan yang diperoleh ketika menanam dengan sistem vertikultur. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya, maka sobat tania dapat mempertimbangkan serta mencegah masalah yang akan kemungkinan terjadi jika ingin melakukan metode ini. Selamat menanam!

Referensi Al-Kodmany, K. (2018). The vertical farm: a review of developments and implications for the vertical city. Buildings, 8(24): 1-36. Kaunang, A.L. 2010. Bercocok tanam vertikultur http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/84966/BERCOCOK-TANAM-VERTIKULTUR/ 4 Desember 2020

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang