NEWSTICKER

Etika di Dunia Maya Harus Dikedepankan untuk Ciptakan Jejak Digital Positif

Ilustrasi. FOTO: AFP

Etika di Dunia Maya Harus Dikedepankan untuk Ciptakan Jejak Digital Positif

Angga Bratadharma • 24 July 2023 17:11

Lombok: Sebagai pengguna teknologi digital, tidak dapat dipungkiri, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan saat berada di internet ialah aspek etika digital. Dengan menjaga sopan santun di dunia maya (netiket) maka warganet telah meninggalkan jejak digital (digital footprint) yang positif.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat Akhmad Suja’i saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital, yang digelar Kominfo bekerja sama dengan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ia mengatakan, setiap orang pasti ingin memiliki rekam jejak digital yang baik dan bersih di internet. Namun, mereka acapkali lupa dan tidak sadar untuk menjaga sopan santun di dunia maya. Bahkan, tambahnya, warganet malah terlibat dalam beragam jenis konten negatif, seperti pelanggaran kesusilaan, perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik.

"Pemerasan dan pengancaman, penyebaran berita bohong (hoaks), dan penyebaran kebencian atau permusuhan berdasar SARA," kata Akhmad Suja’i dalam webinar bertajuk 'Waspada Rekam Jejak Digital di Internet', dalam keterangan tertulisnya, Senin, 24 Juli 2023.

Agar memiliki rekam jejak digital yang baik, Akhmad Suja’i mengajak pengguna digital untuk menjaga jejak digitalnya, sekaligus mewaspadai unggahan konten negatif yang banyak berseliweran di dunia maya.

"Anak-anak jangan terpancing pada perundungan dan ujaran kebencian," pesan Akhmad Suja’i.

Menurut Akhmad Suja’i, perundungan dunia maya dan ujaran kebencian hanya akan membuat rekam jejak digital seseorang tercoreng dengan hal buruk. Untuk itu, ia meminta para siswa bersikap hati-hati dan waspada dengan cara mengedepankan tindakan etis terkait konten negatif.

"Lakukan analisis dan verifikasi konten negatif. Tidak perlu ikut-ikutan mendistribusikan konten negatif. Lawan konten negatif dengan memproduksi dan menyebarkan konten yang bermanfaat," kata Akhmad Suja’i.

Dari perspektif kecakapan digital, Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat Tajuddin mengatakan, kompetensi kecakapan digital yang harus dimiliki pengguna digital, yakni kemampuan mengakses, menyeleksi, menganalisis, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital.

"Gunakan mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial untuk hal yang bersifat positif. Hindari pornografi, perjudian, ujaran kebencian dan penyebaran berita palsu," kata Tajudin.

Sementara itu, musisi Nelly Carey mengatakan, tidak hanya kalangan orang dewasa, anak-anak berbagai usia kini juga sudah sangat familiar dengan berbagai jenis media sosial yang marak di Indonesia. Bahkan, anak-anak telah memiliki akun berbagai media sosial seperti Instagram, YouTube, TikTok, Facebook, Twitter, dan lainnya.

"Gunakan media sosial untuk menguji kemampuan beradaptasi, membantu pelajar dalam proses pembelajaran, maupun media untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat,” kata Nelly Carey.
 
Webinar literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga 2024.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo tersebut dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring itu membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Angga Bratadharma)