Sukses

Shofa dan Marwah, Dua Bukit Penting dalam Ibadah Haji dan Umrah Umat Islam

Makna dan sejarah Shofa dan Marwah, beserta arti pentingnya dalam Agama Islam.

Liputan6.com, Jakarta Dalam agama Islam, ibadah haji dan umrah adalah dua dari lima pilar utama yang merupakan pondasi keyakinan dan ketaatan seorang Muslim. Salah satu tahap yang paling berkesan dalam perjalanan spiritual ini adalah ritual sa'i yang dilaksanakan di antara Bukit Shofa dan Marwah di Masjidil Haram, Makkah, Saudi Arabia.

Shofa dan Marwah, dua bukit kecil yang tak lekang oleh waktu, menyimpan sejarah yang mendalam dalam kisah Islam. Dimana Shofa dan Marwah, dua nama yang tak terpisahkan dari ibadah haji dan umrah, mengingatkan kita pada keberanian Hajar saat dia berlari-lari antara dua bukit tandus itu. 

Shofa dan Marwah, simbol ketabahan dan keyakinan, mengingatkan kita pada perjalanan spiritual yang tak terlupakan di Masjidil Haram. Ritual ini tidak hanya merupakan bagian penting dari ibadah haji dan umrah, tetapi juga mengandung makna mendalam dan bersejarah dalam Islam. Di balik setiap langkah dalam sa'i terdapat berkah Allah SWT.

Untuk lebih memahaminya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (8/9/2023). Makna dan sejarah Shofa dan Marwah, beserta arti pentingnya dalam Agama Islam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bukit shofa dan marwah 

Bukit Safa dan Marwah adalah dua bukit kecil yang terletak di dalam Masjidil Haram di Makkah, Saudi Arabia. Mereka memiliki signifikansi penting dalam agama Islam dan ritual ibadah haji. Safa dan Marwah adalah dua dari tujuh poin penting yang harus dilalui oleh jamaah haji saat melaksanakan sa'i, salah satu ritus dalam ibadah haji.

Ritual sa'i melibatkan perjalanan bolak-balik tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah. Ini mengingatkan umat Islam tentang tindakan Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang mencari air untuk bayinya, Isma'il, di gurun yang tandus. Menurut tradisi Islam, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk meninggalkan Hajar dan Isma'il di tempat itu, dan mereka bertahan hidup berkat air Zamzam yang muncul sebagai hasil usaha Hajar yang berlari-lari antara dua bukit itu.

Hingga saat ini, ritual sa'i di Bukit Safa dan Marwah adalah bagian yang sangat penting dalam ibadah haji, dan jamaah haji melakukan perjalanan antara dua bukit ini sebagai bagian dari penghormatan dan penghayatan terhadap kisah yang bersejarah dalam Islam.

 
3 dari 4 halaman

Sejarah shofa dan marwah

Sejarah Bukit Safa dan Marwah memiliki akar dalam kisah yang sangat penting dalam Islam, yang melibatkan Hajar, istri Nabi Ibrahim, dan putranya Isma'il. Kisah ini dicatat dalam Al-Quran dalam Surah Al-Baqarah (2:158):

"Ingatlah ketika istri Ibrahim berkata: 'Ya Tuhanku, aku telah menempatkan sebagian keturunanku di sebuah lembah yang tidak memiliki tanaman di dekat Bait-Mu yang suci, ya Tuhanku, agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia tertarik kepada mereka, dan rezeki-lah mereka dengan buah-buahan, agar mereka bersyukur.'"

Kisah ini berawal ketika Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah untuk meninggalkan istrinya, Hajar, dan putranya Isma'il di lembah yang sekarang dikenal sebagai Makkah. Pada saat itu, Makkah adalah gurun yang tandus dan tidak memiliki sumber air yang jelas. Nabi Ibrahim menuruti perintah Allah, dan meninggalkan mereka di sana dengan sedikit bekal.

Ketika persediaan air mereka habis, Hajar yang khawatir mulai mencari air untuk putranya. Dia berlari-lari antara dua bukit kecil, yang kemudian dikenal sebagai Bukit Safa dan Marwah, untuk mencari tanda-tanda air atau bantuan. Menurut tradisi Islam, ketika dia berada di Bukit Safa, dia melihat tanda-tanda air dan berlari ke Bukit Marwah untuk mencari lebih banyak. Dia melakukan perjalanan bolak-balik antara kedua bukit itu tujuh kali.

Kisah ini menggambarkan ketekunan, keberanian, dan keimanan Hajar dalam mencari bantuan untuk dirinya dan putranya. Akhirnya, air Zamzam muncul di tempat yang sekarang dikenal sebagai mata air Zamzam, yang menjadi sumber air penting di Makkah hingga saat ini.

Ritual sa'i di antara Bukit Safa dan Marwah selama ibadah haji adalah penghormatan terhadap perjuangan dan ketekunan Hajar dalam mencari air untuk Isma'il. Ini adalah bagian penting dari ibadah haji dan mengingatkan umat Islam akan kisah penting ini dalam sejarah agama mereka.

 
4 dari 4 halaman

Tata cara sa'i di bukit shofa dan marwah

Ritual sa'i di antara Bukit Safa dan Marwah adalah salah satu bagian penting dari ibadah haji dan umrah. Berikut adalah tata cara pelaksanaan sa'i di Bukit Safa dan Marwah:

  1. Persiapan: Sebelum memulai sa'i, pastikan Anda telah menyelesaikan tawaf pertama (putaran mengelilingi Ka'bah) untuk ibadah haji atau umrah. Anda juga harus berwudhu (bercuci) sebelum memulai sa'i.
  2. Berdiri di Safa: Pergilah ke Masjidil Haram di Makkah dan mulailah sa'i dari Bukit Safa. Safa adalah bukit yang lebih tinggi dan pertama dalam rangkaian perjalanan sa'i.
  3. Niat (Ihram): Ketika Anda berada di dekat Bukit Safa, niatkan sa'i dengan mengucapkan niat dalam hati atau dengan kalimat seperti "Nawaitu as-sa'i bayna as-safa wal-marwah, sababan lillahi ta'ala" (Saya niat untuk melakukan sa'i antara Safa dan Marwah karena Allah yang Maha Tinggi).
  4. Doa dan Zikir: Berdirilah di depan Safa menghadap Ka'bah, angkat tangan Anda dan baca doa-doa yang Anda inginkan. Anda juga bisa melakukan zikir atau berdoa sesuai keinginan Anda. Ini adalah waktu untuk berbicara dengan Allah dan memohon berkat-Nya.
  5. Mulai Sa'i: Setelah berdoa, mulailah berjalan menuju Bukit Marwah. Saat Anda mencapai garis hijau yang menandai awal Marwah, berjalan dengan santai menuju bukit tersebut.
  6. Membaca Al-Quran: Ketika Anda berada di antara Safa dan Marwah, Anda bisa membaca ayat-ayat Al-Quran atau berzikir sesuai keinginan Anda. Ini adalah waktu yang baik untuk meningkatkan spiritualitas Anda.
  7. Berjalan Kembali ke Safa: Setelah mencapai Bukit Marwah, berjalanlah kembali menuju Bukit Safa. Ini adalah satu putaran.
  8. Perulangan: Ulangi proses ini tujuh kali, sehingga Anda akan menyelesaikan tujuh putaran antara Safa dan Marwah. Anda akan berjalan dari Safa ke Marwah, lalu kembali ke Safa, dan seterusnya, hingga tujuh putaran selesai.
  9. Selesai di Marwah: Setelah menyelesaikan tujuh putaran terakhir di Bukit Marwah, ritual sa'i dianggap selesai.
  10. Menggunting Rambut: Setelah menyelesaikan sa'i, biasanya, pria akan mencukur sebagian atau semua rambut kepala mereka, sedangkan wanita biasanya memotong sekitar satu inci rambut mereka. Ini adalah bagian dari ritual tahallul (melepaskan ikatan) dan menunjukkan kesederhanaan dan ketaatan kepada Allah.

Demikianlah tata cara sa'i antara Bukit Safa dan Marwah selama ibadah haji dan umrah. Penting untuk diingat bahwa saat menjalankan ritual ini, Anda harus menjaga akhlak dan etika yang baik, serta menghormati orang lain yang sedang melaksanakan sa'i.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.