Kembali

3 menit waktu baca

Cerita Dongeng Legenda: ‘Sangkuriang dan Tangkuban Perahu

By ID LingoAce Team |Indonesia |May 16, 2023

Parenting
blog-images

Kisah legenda 'Sangkuriang' adalah salah satu legenda yang sangat populer asal Jawa Barat. Inti dari legenda ini adalah tentang asal-usul Gunung Tangkuban Perahu, salah satu destinasi wisata paling favorit di Bandung. Fun fact tentangg legenda ini adalah, pada awalnya legenda ini diceritakan secara turun-menurun pada generasi selanjutnya melalui lisan. Lalu, kisah ini ditemukan pada naskah 'Perjalanan Bujangga Manik' yang ditulis pada daun lontar di sekitar akhir abad ke-15.

Nah, sekarang ceritakan kembali kisah legenda ini pada si kecil agar mereka tahu kisah-kisah legenda dari negara Indonesia, yuk!

Selamat membaca!

Kisah tentang Sangkuriang berawal dari khayangan, di mana ada sepasang dewa dan dewi yang dihukum menjadi  hewan dan menjalani masa hukumannya di bumi. Sang dewa diubah menjadi seekor anjing jantan yang bernama Si Tumang, dan sang dewi menjadi seekor babi hutan betani yang bernama Celeng Wayung Hyang.

Lalu, pada suatu hari, ada seorang raja yang bernama Sungging Perbangkara. Di suatu pagi, saat ia pergi berburu di tengah hutan, tiba-tiba ia ingin buang air dan sang raja membuangnya di batok kelapa. Tidak lama kemudian, Celeng Wayung Hyang datang dalam keadaan haus luar biasa. Ia pun meminum air yang ada di batok kelapa tadi. Tiba-tiba, Celeng Wayung Hyang hamil dan melahirkan seorang putri yang sangat cantik.

Saat Raja Sungging Perbangkara melihatnya, ia langsung menggendong bayi cantik tersebut dan membawanya pulang ke keraton. Sang raja menamakan putri cantiknya Dayang Sumbi atau Rarasati. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, sehingga banyak raja-raja yang ingin mengantre untuk menjadi suaminya.

Namun, Dayang Sumbi menolak semua lamaran pernikahan. Bahkan, para raja-raja yang memperebutkan Dayang Sumbi ini sampai rela berperang untuk memenangkan hatinya, lho. Karena merasa penat dengan segala lamaran yang menghampirinya, Dayang Sumbi memutuskan untuk mengasingkan dirinya ke hutan. Di dalam hutan, Dayang Sumbi ditemani oleh seekor anjing, yaitu Si Tumang.

Pada suatu hari, saat Dayang Sumbi sedang menenun, kainnya terjatuh dan ia merasa malas untuk mengambilnya. Ia pun membuat janji pada dirinya sendiri bahwa laki-laki mana pun yang mengambilkan kainnya, akan ia nikahkan. Namun, jika perempuan yang menolongnya, akan ia jadikan saudara.

Ternyata, yang mengambil kain Dayang Sumbi adalah Si Tumang! Dayang Sumbi pun tidak mengingkari janjinya, ia menjadikan Si Tumang suaminya. Dari pernikahan ini, Dayang Sumbi dan Si Tumang melahirkan seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang.

Saat Sangkuriang tumbuh menjadi seorang remaja, Dayang Sumbi memberikannya tugas untuk berburu rusa. Sangkuriang pergi berburu ditemani oleh Si Tumang, mereka dusuk menunggu hewan-hewan mangsa melewati mereka tapi tidak ada satu pun juga yang datang. Tiba-tiba, Sangkuriang melihat seekor babi hutan yang gemuk, Sangkuriang pun menyuruh Si Tumang mengejar dan menangkapnya. Namun, Si Tumang menolak karena babi hutan yang dilihat Sangkuriang adalah Celeng Wayung Hyang.

Sangkuriang pun mengancam Si Tumang dengan anak panahnya dan ia tidak sengaja melepaskannya. Ia pun tidak sengaja membunuh Si Tumang. Sangkuriang merasa panik dan ia menyemelih Si Tumang untuk mengambil hatinya. Setelah itu, Sangkuriang kembali pulang dan menyerahkan hati tersebut ke ibunya. Mengira bahwa yang diterimanya adalah hati rusa, Dayang Sumbi pun memasak dan memakannya. Namun, setelah mengetahui yang ia makan adalah hati Si Tumang, Dayang Sumbi pun marah besar kepada Sangkuriang.

Dayang Sumbi memukul kepala putranya dengan sendok nasi yang terbuat dari kayu hingga kepala Sangkuriang terluka. Sangkuriang merasa takut, ia pun akhirnya meninggalkan rumah dan Dayang Sumbi.

Setelah sekian lama pergi dari rumah, Sangkuriang tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang kuat dan sakti. Pada suatu hari, ia mengembara hingga tidak menyadari berjalan sampai ke tempat di mana Dayang Sumbi berada. Sangkuriang pun jatuh hati terhadap kecantikan Dayang Sumbi dan tidak mengetahui bahwa wanita yang dicintainya itu adalah ibunya sendiri.

Saat Sangkuriang berniat menikahinya, Dayang Sumbi tentu saja menolak karena ia mengetahuiu bahwa pria yang hendak melamarnya adalah putranya sendiri. Dayang Sumbi pun memberikan syarat yang mustahil kepada Sangkuriang apabila ingin menjadi suaminya, karena ia yakin anaknya tidak bisa memenuhi keinginannya ini.

Permintaan Dayang Sumbi adalah ia ingin dibuatkan perahu dan telaga yangg harus selesai hanya dalam semalam dengan membendung aliran Sungai Citarum. Nyatanya, syarat itu disanggupi oleh Sangkuriang. Dayang Sumbi pun takut Sangkuriang bisa menyelesaikannya dan memohon kepada Sang Hyangg Tunggal agar menggagalkan usaha Sangkuriang. Ia juga memukulkan alu ke lesung, seolah-olah sedang menumbuk padi agar menjadi pertanda bahwa fajar telah tiba.

Akhirnya, para makhluk halus anak buah Sangkuriang pun menjadi ketakutan dan pergi sebelum menyelesaikan tugasnya karena mengira matahari akan segera bersinar. Karena gagal memenuhi persyaratan Dayang Sumbi, Sangkuriang pun marah, mengamuk, dan menendang perahu yang dibuatnya ke arah utara.

Dalam sekejap, perahu yang jatuh menelungkup dan berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Setelah itu, Sangkuriang masih mengejar Dayang Sumbi hingga ke Gunung Putri. Namun, Sang Hyang Tunggal segera menolong dan mengubah Dayang Sumbi menjadi setangkai Bunga Jaksi agar lolos dari kejaran Sangkuriang. Sangkuriang pun tidak berhasil menemukan Dayang Sumbi, dan pada akhirnya Sangkuriang menghilang ke alam gaib.

Kisah ini memang cukup menegangkan, bukan? Ada banyak sekali plot twist yang tidak disangka-sangka bisa terjadi dalam cerita ini.

Dengan bercerita pada si kecil, kalian bisa menambahkan wawasan baru untuk mereka dan menghabiskan quality time, lho. Yuk, rutin membacakan cerita atau dongeng pada si kecil sebelum mereka tidur atau di waktu luang kalian!

Selain seru, membacakan cerita pada anak bisa mengembangkan kemampuan bahasa anak. Dengan cara seperti ini, anak bisa menangkap berbagai kosakata baru dalam bahasa dan menyimpannya di dalam memori mereka. Sebenarnya, cara belajar bahasa seperti ini sudah dipraktikkan salah satu startup kelas bahasa Mandarin, lho!

Jika si kecil belajar bahasa Mandarin di LingoAce, mereka akan mendapatkan pengalaman belajar bahasa Mandarin yang seru banget dan enggak membosankan sama sekali! LingoAce menggunakan metode belajar terkini dan yang seru agar si kecil merasa semangat saat belajar. Beberapa metodenya adalah bercerita di kelas, bernyanyi, bermain game, dan masih banyak lagi.

Guru-guru yang mengajar di LingoAce juga native speaker yang sangat berpengalaman dan program belajarnya menggunakan kurikulum yang sudah terakreditasi secara global. Kualitasnya sudah enggak perlu parents ragukan lagi, ya!

Yuk, daftar sekarang di sini dan dapatkan satu kelas free trial dan satu sesi konsultasi gratis bersama tim LingoAce! Follow juga Instagram LingoAce Indonesia di @lingoace.id untuk melihat berbagai keseruan belajar bahasa Mandarin dan tips parenting lainnya!

All members of the team have a background in linguistic education, strong bilingual abilities, and at least two years of international experience. They have a good understanding of the living environment and language environment overseas, focusing on the language learning experience for children aged 3-15. They continue to introduce Chinese culture to children across the globe, and are the best storytellers in LingoAce, helping to facilitate language learning for parents overseas.​