Perang antara Hamas dan Zionis Israel

13/10/2023

Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel kian tak menemukan titik solusi untuk mewujudkan perdamaian antara kedua negara tersebut. Terbaru, kelompok pejuang Palestina yang dikenal dengan nama pasukan Hamas berhasil memukul balik tentara Israel dengan menjalankan operasi multidomain.

Apa yang dimaksud operasi multidomain? Operasi multidomain adalah operasi yang dijalankan melalui berbagai jalur, yakni jalur udara, jalur laut dan jalur darat. Serangan yang dilakukan oleh Hamas itu diawali dengan serangan terhadap pos pengamatan Israel dengan menggunakan drone, sebelum akhirnya disusul oleh serangan roket besar-besaran yang menghancurkan pertahanan Iron Dome Israel. Serangan jalur udara ini bertujuan untuk melumpuhkan kekuatan pengintai Israel yang dimanfaatkan oleh pasukan Hamas untuk mulai melakukan invasi melalui jalur darat.

Apa yang dilakukan oleh kelompok Hamas pada hari Sabtu, tujuh Oktober 2023 ini dikatakan oleh para pengamat sebagai taktik paling canggih yang pernah dilakukan selama bergulirnya konflik. Hal yang juga dimanfaatkan oleh Hamas adalah situasi pemerintahan Israel sendiri yang tengah mengalami ketegangan politik disebabkan oleh isu perombakan sistem peradilan yang akan dilakukan oleh Perdana Menteri Israel dari kelompok pemerintahan sayap kanan, yakni Benjamin Netanyahu. Isu tersebut memancing aksi protes besar-besaran di Israel selama berbulan-bulan. Suka tidak suka, isu tersebut pada akhirnya mengganggu konsentrasi dari Intelijen Israel yang akhirnya terpecah.

Semenjak serangan pertama yang terjadi pekan lalu, pemerintah Israel secara resmi telah menyatakan perang terhadap kelompok Hamas dan secara tegas menyampaikan bahwa hal tersebut akan menjadi perang yang panjang dan sulit. Israel akan balas dendam secara besar-besaran, ucap Benjamin Netanyahu. Lalu, siapakah sebenarnya kelompok Hamas ini?

Hamas adalah kelompok perlawanan yang didirikan di Gaza pada tahun 1987 oleh seorang imam bernama Sheikh Ahmed Yazin dan ajudannya bernama Abdul Aziz al-Rantissi. Gerakan Hamas adalah cabang dari gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Secara politis, Hamas memiliki wilayah gerak yang aktif di sekitar jalur Gaza. Wilayah tersebut memiliki luas 365 kilometer persegi, tempat di mana dua juta penduduk Palestina hidup dan harus merasakan ketegangan konflik setiap saat.

Sikap penentangan Hamas terhadap tindakan penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina membuat kelompok tersebut dicap sebagai teroris oleh beberapa negara selain Israel, seperti Amerika Serikat, Jepang, Kanada, serta organisasi multinasional Uni Eropa. Namun demikian, Hamas tak kehilangan dukungan dari beberapa kelompok yang tersebar di berbagai negara lain yang memiliki visi serupa untuk menentang segala kebijakan Amerika Serikat di wilayah Timur tengah.

Ketegangan Hamas dan Israel tentu mengundang perhatian dunia Internasional. Tak terkecuali dari pemimpin Russia, Vladimir Putin. Putin menyampaikan keprihatinannya atas peningkatan bencana dalam jumlah korban sipil di Israel dan Jalur Gaza. Putin juga menegaskan kembali bahwa negosiasi perdamaian harus segera dimulai agar terjadi gencatan senjata. Putin pun menyebut bahwa kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah telah terbukti gagal karena terjadinya perang baru antara Hamas melawan Israel.

Sampai hari Rabu, 11 Oktober 2023, jumlah korban tewas terus meningkat di Israel dan Jalur Gaza. Dikutip dari CNBC Internasional, 2.700 orang telah dinyatakan tewas. Peperangan tersebut telah menewaskan 1.200 warga Israel dan 900 orang warga palestina, dengan sisanya mengalami luka parah.

Agus Salim Maolana