Hari ini adalah hari pertama diadakannya kembali acara tahunan kota Malang yaitu Festival Malang Kembali VII, Malang Tempo Doeloe, selama 4 hari yang dapat Anda kunjungi mulai dari tanggal 24 hingga 27 Mei 2012. Kadang beberapa orang hanya menyebutnya MTD (Malang Tempo Doeloe) atau Malkem (Malang Kembali), tidak masalah karena itu semua merupakan acara yang sama, namun nama yang sebenarnya adalah yang saya sebutkan di awal.
Saya sampai di lokasi MTD, yaitu Jalan Besar Ijen Malang di area Gereja Katedral Ijen (Gereja Katolik Maria Bunda Karmel) kurang lebih pada jam 8 malam. Padahal saya ingin mengikuti acara pembukaan yang diadakan pada pukul 7 malam di Pendopo Agoeng, sesuai dengan peta lokasi dan jadwal berikut.
Jadwal Acara (Sumber: http://fmk2012.inggil.org) Merasa sudah sangat terlambat, maka saya berniat untuk tidak langsung ke Pendopo Agoeng (area H). Selain karena ingin melihat-lihat dahulu, jalan menuju Pendopo Agoeng yang berjarak sekitar 500 meter, dipenuhi oleh lautan manusia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam Festival ini tersedia ratusan stan yang beraneka ragam yang dihadiri oleh ratusan ribu pengunjung setiap harinya.
Langkah saya disambut dengan suasana ceria dari salah satu stan radio Malang yang sedang mengadakan lomba lari bangkiak. Seperti inilah suasana yang akan saya alami nanti, menyenangkan dan penuh orang. Jika Anda melihat peta lokasi, saya tengah berada di area F. Dari dekat gereja, saya juga dapat melihat dari kejauhan area Panggung Koes Plus yang dipenuhi penonton. Sebelum kesana saya mengunjungi sebuah stan dengan desain semacam barak prajurit kemerdekaan lengkap dengan menara pengawas.
1337918737206378719
Stan semacam barak pejuang. Saya mencoba menuju Panggung Koes Plus dengan desain benteng batu. Seperti yang saya lihat di kejauhan, banyak yang menonton. Saya cukup menyukai musik-musik jadul Koes Plus, dan saya rasa orang-orang ini juga. Bapak-bapak di atas panggung juga menyanyikan lagu-lagu itu dengan sangat baik dan keren. Saya sedikit menerobos sehingga berada di depan, berhenti sejenak untuk menyaksikan dan mendengarkan.  Setelah mengambil beberapa foto dan sudah habis satu lagu saya lanjutkan perjalanan saya.
1337918799632448179
Panggung Koes Plus Setelah saya berbelok dari panggung, saya melihat arus manusia yang sedang bergerak menuju arah Pendopo Agoeng. Penuh, ramai, dan sesak. saya mencoba masuk dan mengikuti arus hidup itu. Di kerumunan ribuan orang ini saya kurang bisa melihat jelas sesuatu yang ingin saya lihat seperti stan-stan, maupun gadis-gadis cantik karena ditutupi oleh penuhnya manusia. Lalu saya mencoba menepi, memilih lajur kiri medekati stan.
13379188542137306059
Suasana Jalan Ijen dan stan. Ada banyak stan yang saya lihat. Terdapat 7 jenis stan berbeda dengan produk yang beraneka ragam yang dapat Anda kunjungi dan Anda nikmati, dan tersebar di beberapa area yaitu:
1. Stan Makanan 2. Stan Batik 3. Stan Jajanan dan Minuman 4. Stan Jasa 5.  Stan Kerajinan 6.  Stan Benda Antik 7.  Stan Mainan Anak
Tidak hanya 7 stan itu saja. Anda juga akan disuguhi berbagai stan yang unik, mendidik, bahkan yang aneh-aneh seperti yang tertera pada peta lokasi.
Perjalanan menuju Pendopo Agoeng yang saya perkirakan hanya 500 meter menjadi terasa 1 kilometer karena saat saya berjalan, langkah kaki saya tidak dapat leluasa. Saat saya bisa melangkahkan kaki saya dengan 1 langkah, maka yang terjadi disana adalah 2 langkah kecil. Di jalan yang saya lalui juga terdapat banyak sampah, padahal telah disediakan banyak sekali tempat sampah dengan jarak yang berdekatan. Oh Indonesiaku yang kucinta...
Saya ingin mampir ke Tugu Kembang Melati yang terlihat menyala. Tapi sebelum itu saya mampir di Concordia (area C), dengan desain arsitektur yang menurut saya membingungkan antara rasionalisme atau ekspresionisme. Di area Concordia ini berisi berbagai macam pengetahuan, terutama di bidang pendidikan dan sejarah.
13379189251112891182
Concordia, berisi informasi pendidikan. Setelah selesai, saya menuju Tugu Kembang Melati yang pada hari-hari biasa seringkali ditutup. Menurut saya sangat indah, ditambah dengan lampu warna-warni dan kolam yang mengapitnya. Disitu beberapa orang terlihat duduk-duduk nyaman. Ya, tugu yang terletak di tengah-tengah Jalan Ijen ini merupakan tempat yang cukup tinggi sehingga kita dapat melihat dengan jelas seluruh Jalan Ijen dan keadaan di sana. Saya melihat lautan manusia yang terbentang dari ujung hingga ke ujung jalan. Benar-benar luar biasa animo masyarakat Kota Malang. Saya juga melihat beberapa orang memanjat-manjat pagar, dan menaiki tank-tank Museum Brawijaya. Terdengar dari pengeras suara panitia tidak henti-hentinya memperingatkan. Ya ampun.. Terdengar pula celoteh orang-orang, "Ya gini ini sing nggarai Indonesia nggak maju-maju. Kelakuane koyok ngono."
1337918965351173861
Tugu Kembang Melati, indah. Dan... Oh! Pendopo Agoeng terlihat! Ternyata acara pembukaan belum selesai. Saya kemudian beranjak dari tugu dan berjalan cepat menuju Pendopo Agoeng. Sampai di sana, saya tepat di area dekat panggung, orang-orang di sana terlihat menundukkan kepala, berdoa. Saya pun ikut menunduk, sedikit menyesali bagaimana bisa saya terlambat dua kali. Bagaimana bisa saya tidak memperkirakan bahwa kebiasaan orang Indonesia yang suka molor di berbagai acara-acara. Hehe...