Posisi Jeddah sebagai pintu gerbang sebelum Mekkah dioptimalkan dengan renovasi bandara, memperbanyak ”event”, dan mempercantik tujuan wisata.
Oleh
ADI PRINANTYO dari Mekkah, Arab Saudi
·3 menit baca
Kota Jeddah di tepi Laut Merah menjadi representasi kota metropolis di Arab Saudi. Wajah keseharian Jeddah adalah kombinasi bandara internasional modern, kota yang kaya landmark dan perhelatan serta ruang publik yang berpadu dengan pantai sebagai ornamen alam.
Senin (10/7/2023) sore waktu Arab Saudi, pantai Laut Merah di Jeddah sungguh hidup. Geliat warga terlihat dari mereka yang berolahraga lari atau jalan kaki, juga memancing, atau bercengkerama di taman. Adapun sejumlah wisatawan menikmati keindahan di sore hari di pantai Jeddah, yang tak bisa ditemukan di Mekkah juga Madinah.
Halomoan Siregar, anggota jemaah haji Indonesia asal Medan, Sumatera Utara, Senin sore kemarin, mengunjungi pantai Laut Merah bersama istri dan rombongan kecilnya. ”Ini perjalanan inisiatif pribadi setelah ibadah haji. Buat variasi acara saja, di Mekkah kan gak ada pantai,” ujarnya.
Jeddah melengkapi pemandangan pantainya dengan taman, belasan kafe, dan tentu saja masjid. Yang fenomenal, masjid terapung Al Rahmah. Namun, masjid lain salah satunya Island Mosque juga secara arsitektur tergolong indah. Tempat wudu masjid ini diformat dengan wudu sambil duduk, dalam bangunan permanen berbentuk bundar.
Melintasi jalanan kota Jeddah, berbagai landmark atau tetenger kota banyak diciptakan. Saking terobsesinya membangun kota metropolis kelas dunia, ratusan bangunan lama di beberapa distrik Jeddah dibongkar, dan akan dibangun banyak yang baru.
”Banyak bangunan di beberapa distrik yang dibongkar, rata dengan tanah, dan akan dibangun yang lebih bagus. Memang, perubahan Jeddah drastis. Balap mobil Formula Satu sudah ada di sini, event (bela diri) smackdown juga sering dimainkan di Jeddah,” kata Yusuf Shodli, mahasiswa jurusan Sejarah Arab, Universitas King Abdul Aziz, Jeddah, Selasa (11/7/2023).
Obsesi menara tertinggi
Yang menarik, juga akan dibangun Jeddah Tower setinggi 1 kilometer. Jika ini terwujud, Menara Jeddah ini akan mengalahkan Menara Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab, yang setinggi 828 meter. Tak ketinggalan, lebih tinggi dari Shanghai Tower di China (632 meter) dan Mekkah Royal Clock Tower atau Zamzam Tower yang 601 meter.
Namun, belakangan ini muncul rumor soal masa depan keberlanjutan pembangunan Jeddah Tower. Louise Callaghan dalam artikel ”Will the 1 km-tall Jeddah Tower ever be finished?” yang diterbitkan The Times menulis, ”Bangunan beton setinggi 300 meter tanpa pintu dan jendela itu dikitari sampah, besi-besi berkarat, dan alat berat tanpa manusia”.
Dalam artikel pertengahan Januari 2023 itu disebutkan, terhentinya pembangunan Jeddah Tower itu terkait perselisihan antara Pangeran Al-Waleed bin Talal, pengusaha yang membangun menara, dan putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Hanya saja, dalam artikel itu juga dikutip pernyataan Al-Waleed yang menyatakan, ”Jeddah Tower, menara tertinggi di dunia, segera dibangun”.
Proyek prestisius lainnya, renovasi Bandara King Abdul Aziz Jeddah, sehingga menjadi bandara terbesar di dunia, dengan proyeksi kapasitas 114 juta penumpang per tahun. Dalam berbagai referensi, biaya pembangunan renovasi bandara Jeddah itu mencapai 115 miliar riyal Arab Saudi, atau sekitar Rp 465 triliun. Target renovasi itu ialah perluasan Terminal 1, dan pembangunan Terminal 2, yang ditargetkan tuntas pada tahun 2031.
Obsesi evolusi Jeddah tak terlepas dari sejarah Jeddah sendiri, yang sedari berabad-abad silam menjadi kota bisnis dan ekonomi. Pelabuhan Jeddah menjadi penghubung bagi mereka yang menempuh perjalanan laut dari Terusan Suez, baik untuk berdagang atau berbisnis, maupun yang akan beribadah haji ke Mekkah.
Awal Jeddah sebagai kota modern bisa disebut sejak 647 Masehi ketika khalifah Utsman bin Affan menjadikan Jeddah sebagai pintu gerbang jemaah haji, sebelum menuju kota suci Mekkah. Posisi Jeddah sebagai pintu gerbang menuju Mekkah masih dipertahankan hingga kini, setidaknya dari penuturan Halomoan, yang berwisata ke Jeddah setelah berhaji.
Dengan sekitar 12 juta visa haji diterbitkan per tahun, ditambah 4 juta visa bisnis, beragam fasilitas di Jeddah sebagai pintu gerbang Mekkah bakal mendongkrak kunjungan ke Arab Saudi. Perjalanan ibadah haji terselenggara, kepergian bisnis dan wisata pun terwadahi.