Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deddy Corbuzier Mengaku Suntik Stem Cell Usai Perubahan Dagunya Disorot, Apa Itu?

Kompas.com - 05/06/2023, 21:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini lini masa media sosial diramaikan dengan perubahan pada wajah Deddy Corbuzier yang dianggap mirip dengan karakter kartun Squidward.

Salah satu warganet yang mengatakan hal tersebut adalah akun ini Senin (5/6/2023).

"Makin ke sini makin sulit bedain mana Deddy Corbuzier dan mana Squirward," tulis pengunggah.

Menanggapi hal itu, Deddy Corbuzier melalui siaran YouTube-nya membagikan sebuah video terkait dengan kondisi wajahnya yang dianggap warganet berubah tersebut.

Video tersebut diunggah pada 1 Juni 2023 dengan judul "Gua coba melawan takdir.. And this is what happen".

Melalui podcastnya, mantan pesulap itu mengaku telah melakukan perawatan wajah dengan suntik stem cell agar wajahnya tetap awet muda di usia saat ini.

"Nih, saya buka nih sekarang di sini, jadi saya itu sendiri menggunakan stem cell. Yang stem cell-nya jenis tali pusat," kata Deddy dalam cuplikan podcast di YouTube.

Lantas, apa itu stem cell yang dilakukan oleh Deddy Corbuzier untuk membuatnya agar terlihat awet muda?

Baca juga: Deddy Corbuzier Dapat Pangkat Letkol Tituler, Jubir Menhan: Beliau Tidak Akan Terima Tunjangan

Regulasi penggunaan stem cell di Indonesia

Peneliti pada Stem Cell Cancer Research Semarang, Dr Sugeng Ibrahim menjelaskan, stem cell telah diatur dalam Permenkes 32 Tahun 2018.

Kemudian diperbarui dengan Permenkes Nomor 14 Tahun 2021.

Permenkes 14 Tahun 2021 telah mengatur tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan, termasuk pemanfaatan stem cell untuk penelitian dan terapi.

"Jadi kalau berbicara mengenai stem cell, maka harus diperhatikan terlebih dahulu. Stem cell harus diproduksi oleh laboraturium yang berizin Kemenkes dan harus memenuhi syarat dari CPOB (cara pembuatan obat baik)," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/6/2023).

"Stem cell adalah sesuatu yang harus sangat berhati-hati saat melakukannya, maka dari itu saya terlebih dahulu berbicara mengenai regulasi," sambungnya.

Baca juga: Peneliti Jepang Menemukan Stem Cell untuk Atasi Kebotakan

Stem cell merupakan sel induk yang mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dan berubah menjadi berbagai jenis sel. Sel punca adalah satu-satunya sel dalam darah yang mampu meregenerasi tipe sel baru.

Sugeng mengatakan, stem cell bisa diambil dari darah di tulang belakang atau sumsum tulang belakang (hematopoietic stem cells), dan bisa juga diambil dari tali pusat.

Dari tali pusat itulah kemudian akan diproduksi stem cell oleh laboraturium yang berstandar.

Manfaat stem cell

Lebih lanjut dosen biologi molekuler atau biologi seluler di Fakultas Kedokteran UIN Walisongo itu menyampaikan, stem cell dapat digunakan untuk regenerasi, seperti kulit, pankreas, bisa juga untuk regenerasi tulang.

"Jadi, itu ditujukan untuk regenerasi tubuh. Dan di Indonesia oleh menteri kesehatan disebut sebagai research based services (pelayanan berbasis riset)," ungkapnya.

"Jadi memang stem cell bisa digunakan untuk regenerasi kulit supaya kulit lebih bagus dan terlihat awet muda," tambahnya.

Selain itu, Sugeng mengatakan, stem cell juga bisa digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit kronis lainnya.

Baca juga: Ramai soal Penyakit Kronis di Bagian Kaki, Simak Penjelasan Dokter Ini

 

Stem cell bisa diberikan untuk penderita diabetes supaya terbentuk lagi sel-sel beta pankreas untuk memproduksi insulin.

Selain penderita diabetes, stem cell juga bisa juga untuk pengobatan tulang yang keropos agar tulangnya bisa terbentuk lagi.

"Lalu bagaimana dengan awet muda? Ya, tentu bisa, karena salah satu tujuan stem cell memang untuk anti anging dan terapi," ujar Sugeng.

Akan tetapi, lanjutnya, ada hal yang lebih penting daripada untuk perawatan kulit, yaitu untuk mengobati penyakit-penyakit degeneratif yang memang obatnya harus dengan stem cell.

Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ memburuk dari waktu ke waktu.

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa stem cell tidak bisa untuk merubah bentuk wajah, melainkan stem cell hanya bisa untuk merubah kulitnya lebih sehat, kenyal, dan terhidrasi.

Baca juga: Tak Hanya Deddy Corbuzier, Berikut Daftar Penerima Pangkat Tituler

Bagaimana seseorang bisa mendapatkan terapi stem cell?

Menurut Sugeng, stem cell aman digunakan apabila sudah terstandar melalui laboraturium yang sesuai dengan ketentuan permenkes.

Seseorang bisa mendapatkan stem cell dengan dua cara, yaitu donor cell (alogenik) atau sel punca yang berasal dari 'orang lain', dan dari dirinya sendiri (transplantasi autologous).

Sebelum melakukan stem cell maka seseorang, baik itu diri sendiri ataupun pendonor sel harus melakukan screening terlebih dahulu. Misalnya screening bebas kanker dan aktivitas pembekuan darahnya normal.

"Ada banyak screening-nya, jadi harus lolos dulu. Bila syarat-syarat itu sudah dipenuhi dulu, baru bisa mendapatkan terapi stem cell," ungkapnya.

"Jadi tidak bisa sembarangan, jadi bila tidak lewat screening kanker dan ternyata dia (pendonor) punya kanker, nanti malah akan membuat kankernya lebih sehat (ganas)," sambungnya.

Baca juga: Mengenal Pangkat Tituler dan Alasan Deddy Corbuzier Dapat Pangkat Letkol Tituler TNI

Apakah stem cell harus selalu diulang?

Sugeng mengatakan, berdasarkan penelitian, terapi atau suntik stem cell yang digunakan untuk pengobatan penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, osteoarthritis, penyakit jantung koroner, dan penyakit kronis lainnya itu harus diulang 2-3 kali dalam setahun.

"Berdasarkan jurnal dan penelitian itu stem cell diulang bervariasi tergantung ras juga, namun mumnya untuk antianging bisa diulang setiap 5 tahun, sementara untuk diabetes bisa diulang 2-3 kali dalam satu tahun, jadi tidak bisa langsung instan," jelasnya.

Hal ini disebabkan proliferasi pada sel kalau kulit itu cepat, yaitu sekitar 1 sampai 1,5 bulan. Sedangkan proliferasi pada organ tubuh dalam bisa sampai 3 bulan.

Baca juga: Mengenal Nefropati Diabetik, Risiko Penyakit Ginjal Penderita Diabetes

Proliferasi adalah fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan.

"Semakim dalam organ itu, maka akan membutuhkan waktu semakin lama untuk proses proliferasinya, jadi tidak bisa instan," ucap Sugeng.

Ia menambahkan, regenerasi itu terbatas, jadi memang harus selalu di ulang setiap beberapa kali.

Selain itu, semakin terapi stem cell ini diberikan kepada orang yang berusia 40 tahunan, maka efeknya akan lebih bagus. Kendati demikian, bila terapi stem cell ini diberikan untuk orang-orang usia lanjut, maka efeknya akan lebih lambat.

"Jadi prosesnya, stem cell di ambil dari tali pusat lalu di screening dan diproduksi dengan standar yang ditetapkan. Kemudian orang yang mau mendapatkannya harus di screning dulu, setelah itu diharapkan terjadi regenerasi pada organ tersebut," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com