Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Reformasi dalam Sejarah Indonesia?

Kompas.com - 21/03/2023, 19:25 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Reformasi 1998 menandai era baru dalam sejarah Indonesia dengan berakhirnya rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto.

Setelah 32 tahun berkuasa, Soeharto mundur dari jabatan presiden Indonesia pada 21 Mei 1998.

Soeharto mundur setelah melalui gelombang protes dan demonstrasi dari mahasiswa serta rakyat Indonesia.

Dalam gelombang-gelombang protes itu, selain menuntut mundurnya Soeharto, massa juga menyerukan untuk dilakukannya reformasi.

Baca juga: Tujuan Gerakan Reformasi 1998

Lantas, apa yang dimaksud dengan reformasi?

Pengertian reformasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara.

Secara garis besar, reformasi dapat diartikan sebagai pembaharuan.

Adapun dalam sejarah Indonesia, reformasi adalah istilah yang kerap diasumsikan sebagai post-Soeharto era atau era setelah Soeharto.

Era reformasi berlangsung sejak 1998 atau tepatnya sejak Soeharto lengser.

Setelah Soeharto turun dari kekuasaannya dan Orde Baru berakhir, perubahan besar terjadi dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat Indonesia.

Apa yang menandai dimulainya masa reformasi?

Masa reformasi di Indonesia dimulai dengan mundurnya Soeharto dari jabatan presiden dan berakhirnya era Orde Baru.

Soeharto resmi mundur pada 21 Mei 1998 setelah pecah kerusuhan di berbagai daerah Indonesia.

Gelombang protes terhadap pemerintahan Soeharto dilatarbelakangi krisis moneter yang melanda Indonesia sejak 1997.

Krisis ekonomi ditambah ketidakpuasan rakyat terhadap kepemimpinan Soeharto yang dinilai kental bernuansa korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), mendorong gelombang massa turun ke jalan.

Demonstrasi besar-besaran yang digelorakan mahasiswa, terjadi di berbagai daerah Indonesia. Kerusuhan-kerusuhan pun membara.

Alhasil, pemerintahan Presiden Soeharto mendapat banyak tekanan politik, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Amerika Serikat bahkan secara terbuka meminta agar Soeharto mengundurkan dari jabatannya sebagai Presiden.

Kepemimpinan Soeharto semakin menjadi sorotan sejak terjadinya Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang mengakibatkan empat mahasiswa tertembak mati.

Tragedi ini pun memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari kemudian.

 

Puncaknya, pada 18 Mei 1998, Gedung DPR/MPR berhasil diduduki oleh 15.000 mahasiswa yang melancarkan aksi demonstrasi terhadap pemerintahan Soeharto. Situasi politik nasional pun lumpuh.

Meski terdesak, Soeharto masih berusaha menyelamatkan kursi kepresidenannya dengan melakukan perombakan kabinet dan membentuk Dewan Reformasi.

Namun, aksi-aksi mahasiswa tak juga mereda sehingga membuat Soeharto mau tidak mau harus turun dari jabatannya.

Soeharto mundur dari jabatan presiden pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibie.

Sejak saat itulah, rezim Soeharto berakhir dan Era Reformasi Indonesia dimulai.

Apa yang terjadi di Era Reformasi?

Dimulainya era reformasi membawa banyak perubahan di Indonesia, salah satunya dalam hal demokrasi dan kebebasan berpendapat.

Di bawah pemerintahan BJ Habibie, rakyat bebas menyampaikan pendapat, menggelar rapat, ataupun berunjuk rasa.

Selain itu, keran kebebasan pers pun terbuka pada Era Reformasi.

Bukan hanya soal kebebasan berpendapat, BJ Habibie juga melakukan reformasi di bidang hukum dengan disesuaikan aspirasi masyarakat.

Seperti diketahui, hukum di Indonesia cenderung bersifat konservatif, ortodoks, dan elitis selama Orde Baru.

Hukum di masa Orde Baru juga dianggap telah mengebiri Hak Asasi Manusia (HAM).

Baca juga: Peran Mahasiswa dalam Peristiwa Reformasi 1998

 

Tidak ingin hal sama terulang, hukum Indonesia di bawah pemerintahan BJ Habibie pun direformasi untuk menjamin HAM.

Di era reformasi, dwifungsi Angkatan Besenjata Republik Indonesia (ABRI) juga dikikis. Salah satu langkahnya adalah dengan mengurangi peran ABRI di perwakilan rakyat DPR mulai, mulai dari 75 orang menjadi 38 orang.

Bukan hanya itu, pada 5 Mei 1999, Polri juga memisahkan diri dari ABRI.

Adapun ABRI kemudian berubah nama menjadi Tentara Negara Indonesia (TNI).

 

Referensi:

  • Sastromihardjo, S. (1999). Reformasi dalam perspektif Sanjoto. Indonesia: Yayasan Obor Indonesia.
  • Distian, Emita. (2018). Masa Reformasi. Pontianak: Derwati Press.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com