Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Islam di Singapura

Kompas.com - 08/04/2022, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Singapura merupakan negara terkecil di kawasan Asia Tenggara, tetapi sangat multikultural atau terdiri dari beragam budaya.

Keberagaman budaya dan agama di negara ini terbentuk dari masyarakatnya yang berasal dari beberapa etnis, seperti Melayu, Tionghoa, India, dan Arab.

Meski letaknya berdekatan dengan Indonesia dan Malaysia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, umat Muslim menjadi minoritas di Singapura.

Dari data tahun 2020, jumlah umat Muslim di Singapura sebesar 15,6 persen dari keseluruhan populasi di sana.

Mayoritas Muslim di Singapura berasal dari etnis Melayu, sementara 13 persen di antaranya adalah komunitas Muslim India.

Hal itu berkaitan dengan proses masuknya Islam ke Singapura, yang bersamaan dengan masuknya para pedagang dari Arab dan India.

Lantas, bagaimana sejarah masuk dan berkembangnya Islam ke Singapura?

Baca juga: Sejarah Islam di Vietnam

Islam masuk Singapura

Menurut catatan sejarah, Islam pertama kali masuk ke Asia Tenggara pada abad ke-7, yang dibuktikan dengan adanya cerita dari China yang berasal dari Dinasti Tang.

Sementara itu, masuknya Islam ke Singapura diduga bermula dari kaum Muslim pendatang yang berprofesi sebagai pedagang.

Proses masuknya Islam di Singapura terjadi bersamaan dengan masuknya para pedagang Muslim dari Arab dan Persia, yang berlangsung pada abad ke-8 hingga abad ke-11.

Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas perdagangan laut saat itu.

Seperti diketahui, karena lokasinya yang strategis, yaitu di jalur pelayaran dan perdagangan dunia, kota-kota pesisir dan pelabuhan di Singapura pun menjadi pemukiman bagi para pedagang Muslim dari berbagai negara.

Para pedagang tersebut tidak hanya singgah, tetapi beberapa di antaranya juga ada yang menetap dan berkeluarga di wilayah tersebut.

Dengan demikian, Islam diduga kuat telah hadir di Singapura sejak abad ke-8.

Baca juga: Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia

Zaman kerajaan

Sejak periode Kerajaan Sriwijaya, wilayah Singapura menjadi kekuasaan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Hal ini karena Singapura merupakan kota perdagangan yang memiliki pelabuhan-pelabuhan penting dalam jaringan perdagangan internasional.

Pada abad ke-15, Singapura pernah dikausai Kerajaan Ayutthaya di Thailand, sebelum akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Malaka, yang diperintah oleh Raja Parameswara.

Parameswara mendirikan wilayah perdagangan dengan bandar-bandar yang kemudian semakin ramai dikunjungi oleh para pedagang Muslim.

Pada periode inilah, pedagang Muslim di Singapura mulai menyebarkan agama Islam dengan berbagai cara.

Pedagang Muslim yang tinggal di Singapura banyak menikahi orang-orang pribumi, yang kemudian membentuk komunitas Islam secara perlahan.

Pada masa ini, pembelajaran agama Islam masih dilakukan dengan sangat sederhana, melalui rumah-rumah, surau-surau, dan masjid.

Baca juga: Dampak Jatuhnya Malaka ke Tangan Portugis

Zaman Kolonial

Setelah Kesultanan Malaka dikalahkan Portugis pada 1511, penyebaran Islam di Singapura terhenti.

Portugis membuat Kesultanan Malaka terpaksa memindahkan pusat pemerintahannya ke bagian selatan Johor.

Selama masa penjajahan Portugis, Islam di Singapura tidak mengalami perkembangan.

Setelah Portugis diusir oleh Belanda pada 1641, ajaran Islam di Singapura perlahan-lahan mulai tersebar lagi.

Pada 1800-an, pusat pendidikan Islam di Singapura terletak di Kampong Glam.

Namun, tidak lama kemudian, Inggris datang dan menduduki Singapura hingga pertengahan abad ke-20. Pada masa ini, ajaran Islam juga tidak berkembang luas.

Baca juga: Sejarah Penjajahan Inggris di Singapura

Gerakan Islam di Singapura

Memasuki abad ke-20, terdapat beberapa gerakan Islam di Singapura, seperti membentuk Masyarakat Dakwah Muslim.

Masyarakat Dakwah Muslim adalah kebudayaan Islam Singapura yang berdiri pada tahun 1932 yang bergerak di bidang dakwah dan klinik pengobatan.

Setelah Inggris hengkang dan Singapura mendapatkan kemerdekaannya, perkembangan Islam di Singapura semakin jelas.

Pada 1966, Parlemen Singapura mengesahkan Administration of the Muslim Law Act (AMLA).

Undang-undang yang mulai berlaku pada 1968 ini mendefinisikan kekuasaan dan yurisdiksi tiga lembaga utama Muslim, yaitu:

  • Dewan Agama Islam Singapura
  • Pengadilan syariah
  • Catatan pernikahan Muslim

Baca juga: Sejarah Islam di Korea

Lembaga-lembaga ini berada di bawah lingkup Kementerian Pengembangan Masyarakat, Pemuda dan Olahraga.

Sedangkan pihak yang bertanggung jawab atas lembaga-lembaga ini adalah Menteri Urusan Muslim.

Di saat yang bersamaan, dibentuk Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) dengan berdasarkan data dari akta Pentadbiran Hukum Islam tanggal 17 Agustus 1966.

MUIS adalah lembaga resmi Islam di Singapura yang mengurus tentang masalah keagamaan serta masyarakat Muslim.

Organisasi Muslim lainnya di Singapura adalah Masyarakat Muslim Mualaf, yang merupakan organisasi dakwah utama di Singapura.

Organisasi ini telah membawa lebih dari 8.000 Muslim sejak 1982.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Islam di Thailand

Pada Oktober 1991, berdiri lembaga yang dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat, yaitu Association of Muslim Profesional (AMP).

Selain mendirikan berbagai organisasi Islam, di Singapura juga dibangun sekolah yang berbasis Islam atau madrasah.

Sampai sekarang sudah ada sekitar enam madrasah di Singapura, beberapa di antaranya adalah Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiah dan Al-Maarif Al-Islamiah.

Untuk tempat ibadah, saat ini terdapat 72 masjid di Singapura yang hampir semuanya dikelola oleh MUIS.

 

Referensi: 

  • Saifullah. (2010). Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com