AkuCintaNaneaAvatar border
TS
AkuCintaNanea
Ahli Sejarah LIPI Sebut Gita Cucu Pendiri Ahmadiyah di Indonesia

Gita Wirjawan

Ahli Sejarah Sebut Gita Cucu Pendiri Ahmadiyah di Indonesia
Senin, 19 Agustus 2013 , 19:49:00


Sejarawan LIPI, Asvi Warman Adam (kanan)

JAKARTA - Sejarahwan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Marwan Adam, mengungkapkan bahwa Menteri Perdagangan Gita Wirjawan merupakan salah seorang keturunan pendiri Ahmadiyah di Indonesia. Menurut Asvi, kakek Gita yang bernama Minhadjurrahman Djojosoegito merupakan pendiri Ahmadiyah di Yogyakarta. "Gita Wirjawan itu nama lengkapnya Gita Irawan Wirjawan. Dia putra dari pasangan Wirjawan Djojosoegito (almarhum) dan Paula Warokka Wirjawan," kata Asvi dalam diskusi di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (19/8).

Asvi menambahkan, Wirjawan Djojosoegito merupakan Minhadjurrahman Djojosoegit. "Dengan begitu, Gita Wirjawan adalah cucu pendiri Ahmadiyah," ungkap Asvi. Meski demikian, lanjut Asvi, pada masa lalu sebenarnya tak ada persoalan dengan keberadaan Ahmadiyah maupun Syiah di Indonesia. "Yang bikin mereka berantam itu menterinya karena minta Ahmadiyah bertobat," katanya.

asvi menambahkan, ayahanda Buya Hamka, Ahmad Rasul, memang pernah melarang umat Islam mendengar ceramah Ahmadiyah. Namun, katanya, larangan itu bukan berarti ajakan untuk membenci. "Himbauan Ahmad Rasul tersebut tidak diikuti dengan kebencian dan beliau melarang keras melakukan kekerasan terhadap penganut Ahmadiyah dan Syiah," imbuh Asvi.
http://www.jpnn.com/read/2013/08/19/...-di-Indonesia-




Pendiri Ahmadiyah di Indonesia:


Minhadjurrahman Djojosoegito di Yogyakarta, tahun 1957

Raden Ngabehi Hadji Minhadjurrahman Djojosoegito adalah pendiri Gerakan Ahmadiyah Indonesia yang merupakan Ahmadiyah aliran Lahore. Djojosoegito adalah misan dari K.H. Hasyim Asyari (1871-1947), pendiri Nahdlatul Ulama. Djojosoegito adalah seorang guru dari Yogyakarta. Pada awalnya ia adalah seorang guru aktif di Muhammadiyah, sehingga terpilih menjadi Ketua Majlis Pimpinan Pengajaran Muhammadiyah. Pada saat itu ia adalah seorang pengikut setia dari K.H. Ahmad Dahlan.

Pada awal abad ke-20, Djojosoegito menjadi tertarik dengan ajaran Ahmadiyah. Tahun 1924 dua pendakwah Ahmadiyah Lahore Mirza Wali Ahmad Baig and Maulana Ahmad, datang ke Yogyakarta. Pada saat itu, Djojosoegito menjabat sebagai sekretaris di Muhammadiyah, mengundang Mirza dan Maulana untuk berpidato dalam Muktamar ke-13 Muhammadiyah, dan Djojosoegito menyebut Ahmadiyah sebagai "Organisasi Saudara Muhammadiyah"

Pada tahun 1926, Haji Rasul, ayah dari Hamka, mendebat Mirza Wali Ahmad Baig, dan debat ini menjadi awal terkucilnya Djojosoegito dari lingkaran petinggi Muhammadiyah. Tahun 1926, Djojosoegito mulai mempertimbangkan bersama dengan Mirza untuk membuat organisasi yang terpisah dari Muhammadiyah. Pada 5 Juli 1928, kantor pusat Muhammadiyah mengeluarkan pernyataan melarang pengajaran paham Ahmadiyah di dalam lingkup Muhammadiyah. Kemudian pada Muktamar Muhammadiyah 18 di Solo tahun 1929 mengeluarkan pernyataan bahwa "orang yang percaya akan Nabi sesudah Muhammad adalah kafir" yang merupakan puncak konflik antara Muhammadiyah dan Ahmadiyah. Djojosoegito, pada saat itu menjabat sebagai ketua Muhammadiyah cabang Purwokerto, dikeluarkan dari jabatannya. Gerakan Ahmadiyah Indonesia kemudian dibentuk 10 Desember 1928 dan resmi berdiri 4 April 1930. Djojosoegito menjabat sebagai ketuanya
source: http://www.abdulhaq.info/photos/herman-beck.pdf

--------------------------

Tinggal di konfirmasi aja ke menteri Gita, apa dia itu islam Suni atau pengikut aliran Ahmadiyah


emoticon-Sorry
Diubah oleh AkuCintaNanea 19-08-2013 14:16
0
5.2K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan