PDIP Unggul di Kalangan Pemilih Kritis, Disusul Partai Gerindra dan Golkar, Simak Penjelasan SMRC!

- Selasa, 25 April 2023 | 14:07 WIB
Berdasarkan hasil survei SMRC, PDIP unggul di kalangan pemilih kritis disusul  Gerindra dan  Partai Golkar. (Jaringnews)
Berdasarkan hasil survei SMRC, PDIP unggul di kalangan pemilih kritis disusul Gerindra dan Partai Golkar. (Jaringnews)

JARINGNEWS-Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada pemilih kritis menunjukkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih unggul, disusul Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Golongan Karya (Golkar).

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menjelaskan bahwa bila pemilihan umum (Pemilu) dilaksanakan ketika survei dilakukan (18-19 April 2023), PDIP mendapat dukungan terbesar di kelompok pemilih kritis sebear 16,1 persen, disusul Gerindra 11,7 persen, Golkar 8,7 persen, PKB 6,1 persen, Demokrat 5,1 persen, Nasdem 4,9 persen, PKS 4,4 persen.

Sementara partai-partai lain seperti PPP, PAN, Hanura, Perindo, PSI dan lain-lain di bawah 4 persen, dan masih ada 31,2 persen warga belum menentukan pilihan.

Baca Juga: Inilah Proses Terjadinya Gelombang Panas pada Negara di Asia Selatan, BMKG Imbau Hal Ini

Deni menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir (April 2020-April 2023), dukungan pemilih kritis pada PDIP menurun dari 23,1 persen menjadi 16,1 persen. Sebaliknya, Golkar cenderung menguat dari 5,1 persen menjadi 8,7 persen pada periode yang sama. Partai-partai lain tidak banyak mengalami perubahan signifikan (perubahan di bawah 3 persen).

Namun demikian, lanjut Deni, proporsi dukungan pada partai tidak banyak berubah dibanding hasil Pemilu 2019. Dalam survei ini, menurut Deni, partai-partai politik masih punya peluang untuk meningkatkan suara karena masih ada 31,2 persen pemilih kritis yang belum menentukan pilihan.

Deni menggarisbawahi bahwa pemilih kritis adalah kelompok pemilih yang penting. Mereka pada umumnya, menurut Deni, tidak mudah goyah dan dipengaruhi, sebaliknya malah potensial memengaruhi kelompok pemilih lain.

Baca Juga: Negara di Asia Selatan Terdampak Gelombang Panas, Suhunya Tembus 51 Derajat Celcius

Pemilih yang memiliki telepon/cellphone merupakan indikasi kelompok pemilih kritis. Mereka cenderung punya kesempatan lebih besar untuk mendapat informasi sosial-politik dibanding yang tidak punya telepon/cellphone, dan karena itu kritis dalam menilai berbagai persoalan.

“Jumlah pemilih kritis sekitar 80% dari total populasi pemilih, dan cenderung berada di lapisan lebih atas,” jelas Deni, Selasa 25 April 2023.

Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 80% dari total populasi nasional. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD).

Baca Juga: Respon Cepat Warga Kota Padang Usai Peringatan Dini Tsunami Gempa M7,3 Sumut Bikin Salut, Begini Situasinya

RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RDD sampel sebanyak 831 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan ±3,5% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.***

Editor: Elde Domahy

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X