Kisah Bukit Safa dan Marwah Tauladan Siti Hajar

- Kamis, 12 Agustus 2021 | 15:06 WIB
Ilustrasi, Ibadah Haji. (Foto: Dok Net/ Istimewa).
Ilustrasi, Ibadah Haji. (Foto: Dok Net/ Istimewa).

Bukit Shafa dan Marwah adalah dua buah bukit yang terletak dekat dengan Ka'bah (Baitullah). Bukit Shafa dan Marwah ini memiliki sejarah yang sangat penting dalam dunia Islam, khususnya dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Dalam ibadah Haji ataupun Umroh, kita mengenai istilah Sa’i. Yaitu, berjalan atau berlari sebanyak 7 kali antara Bukit Shafa dan Marwa. Bukit Shafa Marwa yang terbentang sepanjang 450 meter memilki kisah yang sangat mengharukan.

Ibadah Sa'i adalah berjalan kaki dan berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali (bolak-balik) di antara kedua bukit tersebut. Dan, ketika melintasi Bathnul Waadi, yaitu kawasan yang terletak di antara Bukit Shafa dan Marwah, para jamaah pria disunahkan untuk berlari-lari kecil, sedangkan untuk jamaah wanita berjalan cepat.

Jauh sebelum perintah ibadah haji dilaksanakan, Bukit Shafa dan Marwah telah menjadi saksi sejarah perjuangan seorang ibu dalam menyelamatkan anaknya dari kehausan puluhan abad silam. Kisah seorang perempuan tangguh yang harus bertahan hidup dengan Anaknya di tengah padang pasir. Wanita itu bernama Siti Hajar, Istri dari Nabi Ibrahim As. Pada waktu itu, Ibrahim As harus meninggalkan Siti Hajar atas perintah Allah. Siti Hajar menerima dengan ikhlas karena kepergian Nabi Ibrahim atas perintah Allah SWT. Tak lama setelah Nabi Ibrahim As pergi, sewaktu Ismail dan ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Pada akhirnya, ia hanya bisa berdoa dan berharap pada Allah Ta’ala. Siti Hajar yakin Allah tidak akan mengabaikan apa yang sudah ia upayakan. Namun, tiba-tiba di tengah penantiannya saat kali ketujuh (terakhir), ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, ternyata, suara itu berasal dari air yang memancar dari dalam tanah di bawah telapak kaki Ismail. Air itu ternyata adalah air zam-zam.

Masya Allah. Kisah di balik sejarah bukit Safa dan Marwah mengajarkan kita, sebagai Umat Islam agar kita tidak boleh berputus asa dalam situasi apapun. Kita harus kuat dalam menghadapi segala ujian kehidupan. Optimis menjadi salah satu kunci menjalani hidup.

 

(Dari berbagai sumber)

Editor: Syifa Jabodetabek

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ini Manfaat World Water Forum ke-10 Bagi Indonesia

Jumat, 26 April 2024 | 11:47 WIB
X