Sejarah Ideologi Zionisme Israel Jajah Palestina, Ditentang Sebagian Yahudi

Insertlive | Insertlive
Jumat, 20 Oct 2023 12:03 WIB
EDMONTON, CANADA - OCTOBER 13, 2023:
Illustrative photo of small figurines representing Israel Defense Forces in front of the Israeli flag, on October 13, 2023, in Edmonton, Alberta, Canada.
On October 7, 2023, Hamas infiltrated Israel, resulting in horrific violence. In response, Israel is preparing a major ground offensive to eliminate Hamas and launched airstrikes that tragically killed over 1,900 people, displacing nearly half a million Palestinians. The IDF aims to overthrow Hamas's rule in Gaza (Photo by Artur Widak/NurPhoto via Getty Images) Ideologi Zionisme Landasan Israel Jajah Palestina yang Ditentang Sebagian Yahudi / Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto
Jakarta, Insertlive -

Peperangan antara Israel dan Palestina yang kembali berkecamuk langsung menjadi sorotan berbagai belahan dunia.

Perang tersebut kembali pecah karena dipicu serangan HAMAS (Harakat al-Muqawama al-Islamiya) atau Gerakan Perlawanan Islam ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10).

HAMAS melakukan perlawanan ke Israel karena sangat menentang politik Zionisme yang menjadi landasan utama terkait pendudukan di wilayah Palestina.

ADVERTISEMENT

Namun, tak sedikit masyarakat yang masih merasa belum begitu paham bagaimana Zionisme bisa menjadi dasar ideologi yang berpengaruh besar di Israel.

Zionisme ternyata berasal dari kata Zion atau Sion yang merupakan sinonim dari Yerusalem.

Zion atau sion juga memiliki arti 'bukit yang tinggi', sebuah bukit suci didirikan oleh Nabi Sulaiman (Salomon).

Tak hanya itu, Zion juga merupakan julukan untuk kota Jerusalem yang dianggap sebagai Kota Rahasia atau Kota Allah.

Namun, lebih spesifik lagi, Zionisme ternyata berasal dari kata Tsyon dalam bahasa Ibrani (Yahudi) yang dapat diartikan sebagai batu.


Kata Tsyon rupanya merujuk kepada batu bangunan istana yang dibangun Nabi Sulaiman di kota Al-Quds (Yerusalem).

Bangunan istana tersebut berdiri di atas sebuah bukit karang bernama Zion yang berada di sebelah barat daya Al-Quds.

Bukit Zion ini sangat sakral dalam ajaran agama Yahudi, karena masuk dalam salah kutipan kitab Taurat terkait 'tanah yang dijanjikan'.

"Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki 'tanah yang dijanjikan' dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak bukit Zion," bunyi kutipan dalam kitab Taurat.

Para sejarahwan dunia lantas menjelaskan bahwa kata Zion menjadi nama dari sebuah bukit di wilayah Yerusalem, ibu kota kerajaan Israel ketika Raja Daud berkuasa dalam cerita kitab Perjanjian Lama.

Bukit Zion tersebut menjadi tempat berdirinya sebuah bangunan suci Haikal Sulaiman (Kuil Salomon).

Kata Zion lantas pertama kali muncul melalui kitab Perjanjian Lama saat Raja Daud membangun kerajaannya pada 1000-969 SM.

Zion disebutkan sebanyak 152 kali dan semuanya merujuk pada pembahasan mengenai kota Yerusalem.

Penyebutan kata Zion muncul sebanyak 46 kali dalam kitab Isaiyah dan 38 kali dalam Mazmur. Sementara, sisa lainnya masuk dalam berbagai kitab.

Hal tersebut kemudian membuat 'Zion' lantas menjadi sebuah kata yang sangat identik dengan penamaan terhadap kota suci Yerusalem.

A general view of East Jerusalem and the Dome of the Rock at the Al-Aqsa Mosque compound, Islam's third holiest site on October 15, 2023, amid the ongoing battles between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas. Thousands of people, both Israeli and Palestinians have died since October 7, 2023, after Palestinian Hamas militants based in the Gaza Strip, entered southern Israel in a surprise attack leading Israel to declare war on Hamas in Gaza on October 8. (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP) (Photo by AHMAD GHARABLI/AFP via Getty Images)A general view of East Jerusalem and the Dome of the Rock at the Al-Aqsa Mosque compound, Islam's third holiest site on October 15, 2023, amid the ongoing battles between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas. Thousands of people, both Israeli and Palestinians have died since October 7, 2023, after Palestinian Hamas militants based in the Gaza Strip, entered southern Israel in a surprise attack leading Israel to declare war on Hamas in Gaza on October 8. (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP) (Photo by AHMAD GHARABLI/AFP via Getty Images)/ Foto: AFP via Getty Images/AHMAD GHARABLI

Kata Zion kemudian berkembang menjadi istilah Zionisme yang menjadi penamaan terhadap orang-orang Yahudi penganut Yudaisme, yang sangat percaya dan menantikan turunnya seorang Mesias (juru selamat).

Mesias dipercaya akan menuntun orang-orang Yahudi menuju kerajaan Tuhan yang berpusat di wilayah terjadinya kisah-kisah dari Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

Kisah historis yang berbalut dengan ajaran agama ini lantas menjadi landasan utama gerakan Zionisme dalam menentukan garis politik bangsa Yahudi.

Landasan ini pula yang lantas menjadi pegangan erat bangsa Yahudi untuk kembali ke tanah suci, dimana mereka berasal dan akan memulai restorasi.

Bukan tanpa sebab, gerakan Zionisme kemudian menjadi sangat kuat dan sangat mengakar bagi bangsa Yahudi di Israel.

Cerita soal perampasan hak sosial, ekonomi, politik, budaya dan agama yang membuat bangsa Yahudi terpaksa bertahan hidup tanpa tempat tinggal (diaspora), kemudian menjadi latar belakang yang begitu ampuh untuk memulai gerakan Zionisme.

Asas keterpaksaan nasib menumpang hidup di sejumlah negara, ternyata membuat banyak sekali orang Yahudi akhirnya sadar bahwa Zionisme menjadi satu-satunya jalan pulang menuju tanah leluhur mereka yaitu Palestina.

Gerakan Zionisme pun semakin berkembang karena telah melalui beragam macam cerita dialektika historis yang bangsa Yahudi alami selama mereka ada di muka bumi.

Zionisme era modern pun merupakan embrio yang sudah menjalar dengan sangat baik secara ideologis maupun agama bagi bangsa Yahudi.

JERUSALEM, ISRAEL - OCTOBER 19: A man holds the flag of Israel as he joins others to pray at the Western Wall on October 19, 2023, in Jerusalem, Israel. As Israel prepares to invade the Gaza Strip in its campaign to vanquish Hamas, the Palestinian militant group that launched a deadly attack in southern Israel on October 7th, worries are growing of a wider war with multiple fronts, including at the country's northern border with Lebanon. Countries have scrambled to evacuate their citizens from Israel, and Israel has begun relocating residents some communities on its northern border. Meanwhile, hundreds of thousands of residents of northern Gaza have fled to the southern part of the territory, following Israel's vow to launch a ground invasion. (Photo by Leon Neal/Getty Images)JERUSALEM, ISRAEL - OCTOBER 19: A man holds the flag of Israel as he joins others to pray at the Western Wall on October 19, 2023, in Jerusalem, Israel. As Israel prepares to invade the Gaza Strip in its campaign to vanquish Hamas, the Palestinian militant group that launched a deadly attack in southern Israel on October 7th, worries are growing of a wider war with multiple fronts, including at the country's northern border with Lebanon. Countries have scrambled to evacuate their citizens from Israel, and Israel has begun relocating residents some communities on its northern border. Meanwhile, hundreds of thousands of residents of northern Gaza have fled to the southern part of the territory, following Israel's vow to launch a ground invasion. (Photo by Leon Neal/Getty Images)/ Foto: Getty Images/Leon Neal

Akar Zionisme sebetulnya sudah lama tumbuh sejak era gerakan Makkabiy (586-538 SM) yang ternyata tujuan utamanya juga kembali kepada Zion dan membangun Haikal Sulaiman.

Selain itu, gerakan Bar Kokhba (118-138 SM) juga membakar kobar api bangsa Yahudi untuk bisa berkumpul di Palestina dan mendirikan negara mereka sendiri.

Ada juga gerakan Moses Kretti yang juga mirip dengan Bar Kokhba, serta gerakan David Robin (1501-1532 M) yang juga menggerakkan orang-orang Yahudi untuk mendirikan kerajaan Israel di Palestina.

Berbicara soal ideologi dan agama, tentu tak mungkin lepas dengan yang namanya doktrin. Ternyata ada dua doktrin besar yang berkembang di pemikiran orang-orang Yahudi dalam geliat gerakan Zionisme baik secara ideologis maupun keagamaan.

Dua doktrin utama yang menjadi landasan untuk menguasai wilayah Palestina tersebut adalah 'bangsa pilihan Tuhan' dan 'tanah yang dijanjikan Tuhan'.

Dua doktrin tersebut berasal dari kitab suci Yahudi yakni Taurat dan Talmud yang kemudian diformulasikan kembali ke kitab Protokolat dan menjadi ideologi modern baik secara keagamaan, politik hingga ekonomi.

Zionisme kemudian menjadi ideologis yang sangat politis sebagai sebuah gerakan bagi bangsa Yahudi untuk bisa kembali ke Palestina yang mereka anggap sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan.

Gerakan Zionisme lantas semakin menunjukkan taring sebagai sebuah aksi politis saat dicetuskan oleh Nathan Bernbaum hingga akhirnya membesar.

Zionisme Internasional pertama kali berdiri di New York pada 1 Mei 1776 atau dua bulan sebelum deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat di Philadelphia.

Perkumpulan Dewan Senat Yahudi lewat undangan Kaisar Napoleon Bonaparte lantas menjadi momen intim bersatunya bangsa Yahudi dalam skala besar.

Napoleon kala itu punya tujuan memanfaatkan orang-orang Yahudi untuk mendapatkan bantuan dana. Hal itu yang membuat Napoleon kemudian menggoda bangsa Yahudi untuk kembali membangun kota Yerusalem.

Seruan Napoleon kala itu lantas membuat banyak beredar tulisan-tulisan hingga buku-buku soal gagasan mendirikan negara Yahudi di Palestina.

Siapa sangka, gerakan politik Zionisme para era modern ternyata tak hanya bertujuan untuk kembali ke tanah yang dijanjikan.

Theodor Herzl addresses the Sixth Zionist Organization Congress in Basel 1903. (Photo by: Universal History Archive/Universal Images Group via Getty Images)Theodor Herzl addresses the Sixth Zionist Organization Congress in Basel 1903. (Photo by: Universal History Archive/Universal Images Group via Getty Images)/ Foto: Universal Images Group via Getty/Universal History Archive

Theodore Hertzl (1860-1904) seorang jurnalis keturunan Yahudi-Austria lantas mencetuskan cita-cita yang lebih dahsyat yakni membangun kepemimpinan bangsa Yahudi untuk menguasai dunia.

Zionisme kemudian berkembang menjadi istilah baru yaitu Zionist Movement yang dipopulerkan oleh Thodore Hertzl di Vienna pada 1895.

Ada empat perkembangan besar dari gerakan Zionist yang terkenal yakni perkembangan pertama lewat deklarasi di Rusia (Russian Jewish Movement), perkembangan kedua lewat kegiatan terorganisir di Romania (Romanian Jewish Movement), lalu perkembangan ketiga melalui dukungan Ratu Inggris (Zionist Movement), serta perkembangan keempat berupa pengakuan dunia terhadap Israel yang berpusat di Amerika Serikat.

Awalnya, perkembangan gerakan Zionist pertama dan kedua berencana membangun negara Yahudi di Argentina, Ethiopia, dan Uganda.

Selanjutnya, gerakan tersebut malah fokus pada tujuan membangun negara Israel di Palestina yang dianggap sebagai tanah leluhur bangsa Yahudi (Erest Israel).

Gerakan politik Zionisme untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina tercetus melalui buku Theodore Hertzl yang berjudul Der Judenstaat atau The Jewish State (1896).

Buku The Jewish State ini langsung menjadi doktrin luar biasa yang membangkitkan gerakan masif dari bangsa Yahudi untuk bisa memiliki negara sendiri di Palestina.

Usaha pertama gerakan bangsa Yahudi dimulai dengan memohon kepada Sultan Abdul Hamid II agar memberikan tanah di Palestina dengan imbalan bantuan keuangan.

Tak hanya itu, bangsa Yahudi juga memohon kepada penguasa Kesultanan Utsmaniyah tersebut untuk mendapatkan hak mendeportasikan penduduk asli.

Permohonan tersebut membuat Sultan Abdul Hamid II tersinggung dan menolak permohonan bangsa Yahudi serta mengirimkan surat kepada Theodore Hertzl.

"Jangan lagi membicarakan soal ini. Saya tidak dapat memberikan sejengkal tanah pun kepada orang lain, karena tanah/negeri itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Rakyat saya berjuang untuk mendapatkan tanah itu dan menyuburkannya dengan darah mereka...Biarkanlah orang Yahudi menyimpan berjuta-juta emas mereka di peti mereka," isi pesan Sultan Abdul Hamid II ke Theodore Hertzl.

Kongres Zionisme I di Bazel, Swiss, pada 1897 lantas melahirkan sebuah keputusan penting bagi masa depan bangsa Yahudi.

"Sesungguhnya cita-cita zionisme ialah mendirikan tanah air untuk bangsa Yahudi, yang diakui secara resmi dan secara hukum, sehingga dengan pendirian itu bangsa Yahudi dapat hidup aman dari tekanan-tekanan. Dan tanah air itu tiada lain adalah Palestina," isi keputusan kongres Zionisme I di Basel, Swiss.

SDEROT, ISRAEL - OCTOBER 19: Israeli soldiers stand as they wait for a meeting with Israeli Minister of Defence Yoav Gallant on the Israeli border with the Gaza Strip on October 19, 2023 in Sderot, Israel. As Israel prepares to invade the Gaza Strip in its campaign to vanquish Hamas, the Palestinian militant group that launched a deadly attack in southern Israel on October 7th, worries are growing of a wider war with multiple fronts, including at the country's northern border with Lebanon. Countries have scrambled to evacuate their citizens from Israel, and Israel has begun relocating residents some communities on its northern border. Meanwhile, hundreds of thousands of residents of northern Gaza have fled to the southern part of the territory, following Israel's vow to launch a ground invasion.  (Photo by Amir Levy/Getty Images)SDEROT, ISRAEL - OCTOBER 19: Israeli soldiers stand as they wait for a meeting with Israeli Minister of Defence Yoav Gallant on the Israeli border with the Gaza Strip on October 19, 2023 in Sderot, Israel. As Israel prepares to invade the Gaza Strip in its campaign to vanquish Hamas, the Palestinian militant group that launched a deadly attack in southern Israel on October 7th, worries are growing of a wider war with multiple fronts, including at the country's northern border with Lebanon. Countries have scrambled to evacuate their citizens from Israel, and Israel has begun relocating residents some communities on its northern border. Meanwhile, hundreds of thousands of residents of northern Gaza have fled to the southern part of the territory, following Israel's vow to launch a ground invasion. (Photo by Amir Levy/Getty Images)/ Foto: Getty Images/Amir Levy

Hertzl sukses membangun kekuatan bangsa Yahudi dari seluruh dunia dan menghimpun upaya penggulingan terhadap Sultan Abdul Hamid II serta Khilafah Islamiyah demi merebut tanah Palestina lewat kongres tersebut.

Merosotnya kekuasaan Dinasti Utsmaniyah pada akhir abad ke-19 ternyata menjadi peluang emas bagi orang-orang Yahudi untuk masuk ke wilayah Palestina dalam jumlah besar-besaran.

Tak hanya itu, tingkat kemiskinan masyarakat Palestina juga menjadi salah satu faktor berkuasanya orang-orang Yahudi lewat pembelian tanah tanpa batas.

Inggris pun mengeluarkan Deklasrasi Balfour pada 1917 dan menjanjikan hadiah berupa tanah air kepada bangsa Yahudi di Palestina.

Ternyata, Inggris juga bermaksud menjadikan tanah air bagi bangsa Yahudi ini sebagai dalih untuk menguasai wilayah Palestina.

Inggris lantas mendapatkan mandat dari Liga Bangsa-Bangsa kemudian untuk mewujudkan pembangunan tanah air bagi bangsa Yahudi.

Saat Perang Dunia I terjadi, (1914-1918), Inggris dan Prancis rupanya bersekongkol untuk membagi wilayah Timur Tengah yang terkenal dengan nama Perjanjian Sykes Picot.

Inggris lantas mendukung pembentukan Negara Yahudi di tanah Palestina melalui Deklarasi Balfour pada 1917.

Gerakan Zionisme langsung bergerak cepat memulai migrasi kaum Yahudi ke Palestina secara besar-besaran.

Gerakan migrasi dan penguasaan tanah Palestina dilakukan dengan cara-cara sesuai keputusan Konferensi Zionisme Internasional ke-1 di Bazel pada 1897.

Pertama, gerakan migrasi dilakukan lewat pembelian tanah orang Arab Palestina secara besar-besaran demi pembangunan wilayah pemukiman warga Yahudi.

Sayangnya, gerakan pertama ini mengalami kendala lantaran dana yang dikeluarkan untuk pembelian tanah dari orang Arab-Palestina sangat besar.

Padahal, minat orang Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina sebetulnya sangat-sangat rendah kala itu.

Tak mau menyerah, Zionisme kemudian memaksa orang Yahudi untuk bermigrasi dengan gerakan kedua.

Gerakan kedua ini ternyata dilakukan dengan melakukan aksi teror gelap dan acak terhadap orang-orang Yahudi di Eropa.

Aksi teror tersebut tentu saja dilakukan untuk memaksa orang Yahudi eksodus ke Palestina.

Gerakan ketiga kaum Zionis adalah melakukan embargo terhadap pemukiman warga Arab-Palestina terkait jalur pasokan kebutuhan harian.

Cara-cara intimidasi juga dilakukan agar membuat warga Palestina jatuh miskin dan dipaksa menjual tanah lalu hijrah dari kampung halaman mereka sendiri.

Relatives of missing Israelis lift portraits of their loved ones in front of the Western Wall while attending a day of prayer in the Old City of Jerusalem on October 19, 2023, for the safe return of hostages taken by Palestinian fighters after they breached the fortified Gaza border with Israel on October 7. There are fears of worse to come if Israel launches an anticipated ground invasion to destroy Hamas and rescue Israeli and foreign hostages, whose known number Israel on October 19 revised up to 203. (Photo by Yuri CORTEZ / AFP) (Photo by YURI CORTEZ/AFP via Getty Images)Relatives of missing Israelis lift portraits of their loved ones in front of the Western Wall while attending a day of prayer in the Old City of Jerusalem on October 19, 2023, for the safe return of hostages taken by Palestinian fighters after they breached the fortified Gaza border with Israel on October 7. There are fears of worse to come if Israel launches an anticipated ground invasion to destroy Hamas and rescue Israeli and foreign hostages, whose known number Israel on October 19 revised up to 203. (Photo by Yuri CORTEZ / AFP) (Photo by YURI CORTEZ/AFP via Getty Images)/ Foto: AFP via Getty Images/YURI CORTEZ

Gerakan keempat dari kaum Zionisme dilakukan lewat gerombolan teroris seperti Haganah, Stern Gang, Bachnach, Irgun Levi L'ummi, dan sebagainya.

Aksi teror berupa penculikan hingga pembunuhan gelap dan acak yang dilakukan secara terus menerus dilakukan untuk membuat warga orang Arab-Palestina takut dan meninggalkan tempat tinggal.

Bahkan, tindak teror keji Zonisme ini sudah berlangsung sejak 1920 hingga sekarang.

Gerakan yang kelima atau terakhir dilakukan kaum Zionisme dengan membangun dinasti kepemimpinan orang Yahudi di Palestina terutama dalam bidang ekonomi dan politik.

Palestina yang lemah secara militer, politik dan ekonomi akhirnya jatuh pada 1918, Jendral Allenby sukses besar merebut Palestina dari tangan Khilafah Turki Utsmani.

Tak lama berselang, mandat atas Palestina secara resmi diberikan PBB (Persatuan Bangsa Bangsa) kepada Inggris pada 1947.

PBB seolah dengan kuasa absolut langsung sewenang-wenang membagi dua wilayah Palestina.

Tahun 1948 lantas menjadi momen paling bersejarah bagi bangsa Yahudi dimana mereka berhasil mendeklarasikan pembentukan negara Israel.

Deklarasi berdirinya negara Israel tepat pada 14 Mei 1948 seiring berakhirnya mandat dan penarikan pasukan Inggris dari Palestina.

NEW YORK, USA - SEPTEMBER 22: Anti-Zionist Jewish group, Neturei Karta gather to protest against Israeli Prime Minister Yair Lapid in front of United Nations Headquarters in New York, United States. Group members chanted slogans criticizing the Israeli government's policies. (Photo by Eren Abdullahogullari/Anadolu Agency via Getty Images)NEW YORK, USA - SEPTEMBER 22: Anti-Zionist Jewish group, Neturei Karta gather to protest against Israeli Prime Minister Yair Lapid in front of United Nations Headquarters in New York, United States. Group members chanted slogans criticizing the Israeli government's policies. (Photo by Eren Abdullahogullari/Anadolu Agency via Getty Images)/ Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency

Kini, gerakan Zionisme masih menjadikan tameng agama Yahudi sebagai sebuah landasan untuk terus memperluas wilayah Israel di Palestina.

Padahal, sebetulnya tak semua kaum Yahudi sepakat dengan ideologi Zionisme dan perampasan hak hidup di Palestina.

Kaum Yahudi Haredi dan Neturei Karta adalah dua kelompok yang sangat menentang Zionisme.

Kelompok Yahudi Haredi sangat meyakini bahwa tanah Israel memang merupakan tanah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka.

Namun, mereka percaya bahwa Tuhan tidak memberikan tanah yang dijanjikan kepada bangsa Yahudi karena ketidakpercayaan mereka sendiri kepada perjanjian dari Tuhan.

Warga Yahudi Haredi pun meyakini bahwa tanah Israel akan dikembalikan kepada mereka setelah bangsa Yahudi benar-benar kembali menaati Taurat.

Kaum Yahudi Haredi juga menilai segala usaha mempercepat penempatan kembali wilayah Israel di Palestina adalah bentuk ketidaksabaran atas janji Tuhan.

Sementara, kaum Yahudi Neturei Karta justru mengklaim sebagai anti-zionisme dan tidak mengakui keberadaan negara Israel.

Kaum ini merasa bahwa negara Israel adalah hasil dari aksi keji kaum Zionisme yang tidak ber-Tuhan.

Kelompok ini bahkan sangat mendukung Palestina untuk memperjuangkan internasionalisasi kota suci Yerusalem agar bisa hidup berdampingan dalam damai.

Bukan tanpa landasan agama yang kuat, keyakinan kaum Yahudi Neturel Karta berasal dari Kitab Talmud yang berisi larangan Tuhan untuk merebut tanah Israel melalui aksi kekerasan.

Tak hanya itu, kaum ini juga sangat meyakini bahwa Tuhan melarang adanya pemberontakan di wilayah yang tersebar banyak penduduk Yahudi.

Kaum Yahudi Neturei Karta juga meyakini bahwa Tuhan tidak pernah memerintahkan bangsa Yahudi untuk mempercepat proses kedatangan Mesias secara prematur.

Aksi Zionisme dianggap telah mengubah konsep 'tanah yang dijanjikan' menjadi nasionalisme penuh kekerasan.

Kaum Yahudi Neturei Karta menilai Zionisme telah mengubah bangsa Yahudi yang tinggal di Israel dan menggunakan bahasa Ibrani seolah menjadi bangsa yang tidak bertuhan di mata dunia.

Di lain hal, fakta mencengangkan dari PBB mencatat bahwa Zionisme telah membuat Israel mendapat stigma sebagai salah satu negara pembunuh anak terbesar di dunia sepanjang sejarah.

(ikh/kmb)
Tonton juga video berikut:
KOMENTAR
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER