Liga Indonesia

Terungkap! Ini Rahasia Bambang Pamungkas Bisa Jadi Raja Udara di Sepak Bola Nasional

Rabu, 29 Mei 2019 04:41 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Abdurrahman Ranala
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Aksi Bambang Pamungkas menanduk bola saat laga melawan Bhayangkara FC. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Aksi Bambang Pamungkas menanduk bola saat laga melawan Bhayangkara FC.

INDOSPORT.COM - Memiliki postur yang tak cukup tinggi, Bambang Pamungkas dikenal memiliki kemampuan luar biasa dalam duel udara, berikut rahasianya.

Sebagai salah satu penyerang lokal paling sukses di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, penyerang Persija Jakarta itu dalam masa jayanya selalu menakutkan buat para pemain belakang lawan.

Apa lagi jika pemain yang identik dengan nomor punggung 20 itu mendapatkan umpan lambung. Siap-siap saja tandukannya membuat bola menghujam deras ke arah gawang lawan.

Kemampuan Bepe -sapaan akrabnya- itu semakin terlihat spesial, karena postur tubuhnya yang hanya 170cm. Dengan postur yang jauh dari kata tinggi itu, Bepe mampu melompat melewati bek-bek lawan yang umumnya memiliki postur jauh di atasnya. Untuk kemudian menggapai bola dan menaduknya menjadi gol.

Rahasia Duel Udara Bambang Pamungkas

Kemampuan spesial yang ada pada diri pria kelahiran 10 Juni 1980 itu rupanya bukan sebuah anugerah yang datang begitu saja kepadanya.

Sebaliknya, kemampuan itu justru datangnya dari keterbatasan yang dimiliki Bepe. Yakni keterbatasan postur yang disadarinya, dan kemudian di respon dengan latihan lebih.

"Sadar akan keterbatasan yang saya miliki, membuat saya harus berpikir lebih keras untuk menyiasati keadaan. Tujuannya agar walau dengan semua yang serba pas-pasan tadi, saya tetap dapat mewujudkan mimpi-mimpi saya (menjadi pesepak bola)," jelas Bepe dalam tulisannya di website pribadi miliknya.

Memiliki kekurangan dalam hal postur, Bepe pun melakukan latihan lebih untuk memperkuat otot-otot di kakinya. Tujuannya jelas, agar dirinya memiliki keseimbangan dan juga lompatan yang tinggi saat berduel udara.

"Dengan memberi latihan ekstra pada kekuatan otot kaki seperti ankle, betis, paha bagian depan, serta bagian belakang. Tujuannya agar saya mampu melompat lebih tinggi," tulis Bepe.

Selain itu, satu hal lagi yang menjadi penting dalam kemampuan spesialnya dalam duel udara adalah masalah timing atau waktu yang tepat untuk melompat.

Karena menurut Bepe, lompatan tinggi saja tak ada artinya jika waktunya tak tepat. Sehingga bola akan sulit untuk dijangkau dalam keadaan yang ideal demi terciptanya gol.

"Disamping itu saya juga melatih keseimbangan, dan “timing” dalam melakukan lompatan. Tidak terburu-buru, namun juga jangan sampai terlambat."

"Karena menurut saya, duel udara itu bukan hanya tentang seberapa tinggi kita melompat. Namun lebih kepada kapan waktu yang tepat untuk melompat. Tujuannya agar kita dapat bertemu dengan bola pada saat kita berada pada titik tertinggi lompatan kita. Latihan-latihan tersebut yang membuat saya tetap mampu melakukan duel-duel udara, walaupun dengan postur yang katakanlah kurang ideal," ungkap pemain yang kini telah berusia 38 tahun itu.

Selain kekurangan postur, Bepe juga mengaku dirinya memiliki keterbatasan lainnya sebagai pesepak bola nasional. Seperti masalah kecepatan, skill, agresivitas hingga teknik.