Perbedaan Hujan Alami dan Hujan Buatan, Ketahui di Sini!

Apakah terlihat secara kasat mata?

Akhir-akhir ini, cuaca sedang terik-teriknya. Mengutip Hikers Bay, suhu rata-rata Indonesia di bulan September 2023 adalah 32°C, tetapi terasa seperti 39°C. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan akan terjadi pada bulan November 2023.

Berbicara tentang hujan, tahukah kamu apa perbedaan antara hujan yang terjadi secara alami dan buatan? Berikut ini penjabarannya!

1. Pengertian hujan dan proses terbentuknya

Hujan adalah presipitasi cair, di mana tetesan air akan jatuh ke bumi ketika awan sudah terisi penuh. Air tersebut berasal dari lautan yang menguap ke langit dan membentuk awan.

Indonesia adalah salah satu negara dengan curah hujan yang tinggi, berkisar antara 3.000 hingga 4.000 milimeter (mm) per tahun. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), provinsi dengan curah hujan tertinggi di tahun 2021 adalah Sumatra Barat (5.332,3 mm) lalu diikuti dengan Maluku (5.307,4 mm) dan Sulawesi Utara (4.596,1 mm).

2. Sementara, hujan buatan diciptakan dengan penyemaian awan

Perbedaan Hujan Alami dan Hujan Buatan, Ketahui di Sini!ilustrasi penyemaian awan (pixabay.com/Clker-Free-Vector-Images)

Penyemaian awan atau cloud seeding adalah proses penyebaran es kering (dry ice) atau perak iodida ke bagian atas awan untuk merangsang proses presipitasi dan membentuk hujan. Rekayasa cuaca ini telah ada sejak tahun 1940-an. Metode ini meningkatkan curah hujan sekitar 10-30 persen per tahun dan umum dilakukan saat kekeringan atau saat terjadi kebakaran hutan.

Langkah-langkah melakukan penyemaian awan adalah:

  1. Sebuah pesawat melepaskan perak iodida atau zat lain ke atmosfer.
  2. Bahan kimia tersebut meniru partikel yang berfungsi sebagai permukaan kondensasi yang menghasilkan tetesan air.
  3. Setelah kondensasi menghasilkan tetesan air yang cukup besar, hujan akan turun.

3. Perbedaan hujan alami dan hujan buatan

Hujan bisa dimulai sebagai tetesan air atau kristal es di awan, tetapi selalu turun dalam bentuk cair. Dilansir Desert Research Institute, perbedaan antara hujan buatan dengan hujan yang terjadi secara alami adalah inti kristal es bukanlah debu atau serbuk sari, melainkan partikel kecil perak iodida. Perbedaan lainnya, hujan alami hanya turun di bulan-bulan tertentu, sementara hujan buatan bisa dilakukan kapan pun.

Selain itu, bahan kimia yang digunakan dalam penyemaian awan memiliki potensi membahayakan manusia, hewan, tanaman, dan lingkungan. Dry ice juga bisa menjadi sumber gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global, karena dibuat dari karbon dioksida yang dipadatkan. Semua ini tidak akan terjadi jika yang turun adalah hujan alami.

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah Mengenai Hujan Asam, Timbulkan Dampak Negatif!

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya