Ragam Peristiwa Penting di Bukit Safa, Tempat Bermulanya Sai

Nabi Muhammad pernah berdakwah di atas bukit ini

Bagi umat Muslim, mungkin sudah tahu keberadaan bukit Safa di Makkah. Bukit Safa merupakan bukit kecil yang letaknya kurang lebih 130 meter sebelah Selatan Masjidil Haram. Sekarang, di bukit ini sudah dibangun atap bulat yang bentuknya seperti kubah.

Bukit ini menjadi titik permulaan Sai. Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 158, disebutkan bahwa, 'Sesungguhnya Safa dan Marwa adalah sebagian dari syi'ar Allah.' Bukit ini menjadi saksi berbagai peristiwa penting sepanjang sejarah. Ini dia beberapa peristiwa penting di bukit Safa menurut Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani dalam buku Sejarah Mekah.

1. Tempat Rasulullah berdakwah hingga saksi perlakuan buruk Abu Jahal pada Rasulullah

Ragam Peristiwa Penting di Bukit Safa, Tempat Bermulanya SaiJemaah melaksanakan sa'i antara bukit Safa dan Marwah (IDN Times/Sunariyah)

Peristiwa pertama adalah bukit Safa menjadi tempat dakwah Nabi Muhammad. Ia pernah naik ke bukit ini dan berseru kepada kaum Quraisy. Setelah itu, Nabi meminta mereka untuk beriman kepada Tawhid. Nabi Muhammad juga mengingatkan neraka kepada mereka.

Diriwayatkan dari Ibu Abbas RA bahwa ketika ayat 'Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,' (QS. Al-Syu'ara ayat 214) diturunkan, Nabi SAW naik ke bukit Safa dan menyeru, 'Wahai Bani Fahr! Wahai Bani 'Addi!" dari suku Quraisy sampai mereka berkumpul. Sampai-sampai jika ada seseorang yang berhalangan, ia mengirimkan orang lain untuk memastikan apa yang terjadi, dan datang pula di antara mereka Abu Lahab dan Quraisy. Nabi lalu berkata, 'Bukankah aku telah memperlihatkan pada kalian semua, bahwasanya aku telah memberitahukan ada seseorang di lembah ini yang ingin mengubah kehidupan kalian. Apakah kalian semua mempercayaiku?' Mereka serentak berucap, 'Kami tidak pernah mendapatimu kecuali seseorang yang jujur.' Maka Nabi pun menimpalinya kembali, 'Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan kepadamu dari siksa yang pedih.' Mendengar itu semua, Abu Lahab berkata, 'Celakalah kau! Untuk inikah engkau mengumpulkan kami?' Setelah itu turunlah QS. Al-Lahab," Shahih Bukhari, al-Tafsir, (4770) dan (4771).

Kedua adalah peristiwa saat turunnya ayat Al-Isra ayat 59. Disebutkan oleh Dr. Muhammad Ilyas dalam bukunya,

"Ibnu Abbas RA berkata: Orang-orang Quraisy datang kepada Nabi Muhammad dan berkata: 'Mohonlah kepada Tuhanmu agar menjadikan bukit Safa ini emas bagi kami, sehingga kami akan beriman.' 'Apakah kalian akan melakukannya?' timpal Nabi. Lalu mereka menjawab: 'Iya'. Kata Ibnu Abbas, setelah itu Nabi memohon sehingga datanglah Malaikat Jibril sambil berkata: 'Sesungguhnya Tuhanmu memberi salah kepadamu. Jika Aku menghendakinya, niscaya dijadikannya bukit Safa itu emas buat mereka. Dan barang siapa dari mereka ingkar setelah itu, maka Aku akan menyiksanya dengan siksa yang belum pernah Aku timpakan kepada seluruh alam raya ini. Dan jika Aku menghendaki, niscaya Aku bukakan bagi mereka pintu tobat dan rahmat." Lalu Nabi menjawab, "Aku ingin pintu tobat dan rahmat.'"

Saat itu, turun juga surat Al-Isra ayat 59 yang berbunyi, 'Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum samud unta betina (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya (unta betina itu). Dan Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.'

Ketiga, bukit ini menjadi saksi perlakukan buruk Abu Jahal kepada Nabi Muhammad. Disebutkan dalam Al-Sirah oleh Ibn-Hisyam,

"Suatu ketika, Abu Jahal berjalan di Safa melewati Nabi Muhammad, lalu menyakiti dan memukul kepala beliau dengan batu hingga terluka dan mengeluarkan darah. Ketika Hamzah ibn Abdul Muthalib mengetahui hal itu, ia langsung mendatangi Abu Jahal yang ketika itu sedang berada di Nadi (tempat perkumpulan) Quraisy di dekat Ka'bah. 'Bagaimana engkau mengumpat keponakanku sementara aku berada dalam agamanya?' kata Hamzah. Kemudian ia memukul Abu Jahal dengan busur panah hingga menyebabkan luka yang cukup parah.'"

Baca Juga: Kisah Rita Nasution Jadi Petugas Haji Selama 41 Tahun

2. Bukit Safa juga menjadi tempat berkumpul setelah Nabi berhasil dakwah

dm-player
Ragam Peristiwa Penting di Bukit Safa, Tempat Bermulanya SaiJemaah haji melakukan sa'i dari Bukit Safa ke Marwah di Makkah (IDN Times/Sunariyah)

Peristiwa keempat yang terjadi adalah bukit Safa adalah sebagai tempat berkumpul ketika Nabi berhasil dakwah Islam. Menurut Shahih Muslim, al-Jihad, nomor 1780, setelah berhasil berdakwah, Nabi kembali ke Makkah untuk membebaskan kota itu. Nabi menyuruh Khalid ibn Walid beserta orang-orang bersamanya untuk masuk melalui dataran rendah.

Akhirnya, mereka berkumpul di bukit Safa. Nabi berkata, "Tempat kalian berkumpul adalah bukit Safa.' Peristiwa keenam adalah pernyataan keamanan dan pemberian maaf. Masih dari Shahih Muslim, al-Jihad, nomor 1780, disebutkan bahwa:

"Nabi SAW sedang berdiri di atas bukit Safa, dan datanglah kaum Anshar dengan mengelilingi bukit tersebut. Rasulullah lalu bersabda" 'Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan, maka amanlah dia. Barang siapa meletakkan senjatanya, amanlah dia. Dan barang siapa menutup pintu rumahnya, maka amanlah dia.' Kemudian orang-orang Anshar berkata, lelaki ini telah bersikap lembut kepada keluarganya dan mencintai kampung halamannya, maka apakah ia akan menetap di dalamnya. Setelah itu, Rasulullah menimpalinya, 'Apakah yang kalian katakan tadi?' Rasulullah pun diberitahu oleh orang-orang Anshar, dan disambut oleh Rasulullah dengan berkata, 'Aku berlindung kepada Allah. Kehidupan ini ialah kehidupan kalian, dan kematian itu ialah juga kematian kalian."

3. Menjadi saksi orang-orang yang memerangi Rasulullah akhirnya masuk Islam

Ragam Peristiwa Penting di Bukit Safa, Tempat Bermulanya SaiPapan Penunjuk Menuju Bukit Safa di Makkah, Arab Saudi (IDN Times/Umi Kalsum)

Ketujuh adalah peristiwa ketika orang-orang yang sempat mengusir, menyakiti, hingga memerangi Nabi, akhirnya masuk ke agama Islam. Mereka berkumpul di sekitar bukit Safa, lalu berbai'at untuk masuk agama Islam. Mereka akhirnya mengakui Tawhid dan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

"Ketika Hindun (istri Abu Sufyan) datang bersama rombongan kaum perempuan dari Quraisy untuk berbai'at masuk Islam, Nabi saat itu sedang berada di atas bukit Safa, dan Umar RA lah yang mengajari mereka tentang Islam. Ketika diajarkan bahwa hendaknya mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, Hindun menimpali, 'Aku sudah tahu kalau Allah memiliki sekutu selain-Nya, maka tidak akan membutuhkan kita.' Kemudian, ketika diajarkan bahwa hendaknya mereka tidak mencuri, Hindun berkata lagi, 'Mungkinkah seorang yang bebas akan mencuri?' Lalu, ketika diajarkan bahwa hendaknya mereka jangan berbuat zina, lagi-lagi ia menimpalinya, 'Apakah ada orang yang bebas akan berbuat zina, wahai Rasulullah?" Sementara ketika diajarkan bahwa hendaknya mereka tidak mengingkari kebaikan, barulah Hindun mengatakan, 'Demi bapak dan ibumu, sungguh sangat mulia dan baiknya apa yang engkau serukan itu,'" (Al-Raudl al-Anf, 139).

Peristiwa terakhir disebutkan dalam surat Al-Naml ayat 82 yang berbunyi,

"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami."

Lalu, Nabi Muhammad bersabda, 'Bersegeralah dalam bekerja sebelum terbitnya matahari hingga terbenamnya, dan sebelum datangnya Dajjal dan binatang-binatang melata.' Ada perbedaan pendapat mengenai dari mana keluarnya. Ada yang mengatakan dari bukit Safa di Makkah, namun ada juga yang mengatakan bahwa keluarnya dari Bukit Abu Qubais.

Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa keluarnya dari Masjid paling besar, agung, dan mulia. Dr. Muhammad Ilyas mengatakan, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ketiga pendapat itu sebenarnya saling melengkapi. Karena bukit Safa berasal dari bukit Abu Qubais dan berada di Masjidil Haram (Masjid paling mulia).

Itu dia beberapa peristiwa atau sejarah penting yang terjadi di bukit Safa. Bukit ini menjadi bukti nyata perjuangan Nabi Muhammad saat berdakwah.

Baca Juga: Perbedaan Makkah dan Madinah, Dua Kota Suci Umat Islam

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya