Hujroh - Forum Pesantren Indonesia Alumni Pesantren Indonesia Forum      Misi Hujroh
 

Main juga kesini sul:
The Ghurfah Kisah Sukses Alumni Alumni di Luar Negeri Bisnis Online Hikayah fi Ma'had Railfans Dunia Pesantren Ekonomi Islam
Forum  Info & Berita  Alumni di Luar Negeri 
Arif Maulana Alumni Pesantren Gontor yang Sukses Kuliah di Negeri Jiran Malaysia
Pages: [1]

(Read 6635 times)   

Admin

  • Administrator
  • Abadan fi Ma'had
  • ***
  • Admin No Reputation.
  • Join: 2013
  • Posts: 2615
  • Logged


PROFIL ALUMNI PESANTREN DI International Islamic University Malaysia


Siapakah nama Antum?
Jawab: Arif Maulana   

Alumni Gontor tahun berapa nih?
Jawab: 2007 qolahu Maziero Razienera 681, musyrifuhu ust Triono S Abdul Fatah.

Kelas apa saja yang dulu pernah Antum singgahi di Gontor?
Jawab: 1 Intensif H, 3 Internsif B, 5C, 6D. Alhamdulillah Allah perkenankan ana pernah di fash taht, waste, faoq, yakadu faoq. Complete kholas.

Kalau boleh tahu nih, prestasi terbaik apa yang Antum dapatkan di Gontor ?
Jawab: Alhamdulillah semua hari-hari ana di Gontor adalah anugerah terbaik dari Allah bahkan hingga kini, karena bagi ana, berkesempatan mengeyam pendidikan disana saja sudah merupakan prestasi yang harus senantiasa di syukuri.

Prestasi bagi ana adalah kesempatan yang disyukuri bukan melulu hasil pencapaian yang kita peroleh, ibarat pemenang lari dalam olimpiade, yang dapet medali pasti hanya  tiga orang, padahal yang membedakan hanya sepersekian detik. Tentu bagi ana tidak fair bila mengatakan sisa pelari yang lain (yang tidak dapat medali) bukanlah pelari berprestasi. Emang sih penilain orang mengenai prestasi ada standarnya yakni pencapain, raihan dsb.

Tapi karena ana diminta untuk lebih spesifik, ana akan bagi kedalam dua periode. Pembagian bukan bermaksud menunjukkan tingkat kepentingannya lho ya . Dengan mengucap Alhamdulillah atas izin Allah semoga ini jadi tahadduts bini’mah.

*Periode Pertama_ketika menjadi santri (2003-2007)
- Juara Satu Arabic Comentator sebelum Jaryu Shobah hari selasa depan BPPM, kalo gak salah ngomentarin sepakbola, simple sih tapi bagi ana sangat berkesan karena membuka rasa yahannu ana ke jenjang yang lebih besar. Semoga yahannu nya positif .
- Juara Dua CID Show 2005, disamping Gedung 17 Agustus, padahal ketika gladi bersih juara satu, mungkin al-Akh CID nya gak rela calon kadernya kalah sama anak taksifi. #bercanda.
- lulus dengan husnul khatimah dari ma’had tahun 2007, di usia Pondok yang ke 81 tahun.

*Periode kedua, ketika menjadi Mahasiswa Santri di ISID Gontor, Siman
- (Konon) jadi Mahasiswa Teladan 2010.
- kebetulan jadi tiga besar IPK tertinggi
- karena mungkin dosen lebih suka sama skripsi ana jadi terpilih jadi yang dianggap lebih baik dari yang lain.
- Juara 1 Muharram Cup cabang Sepak Bola mengungguli PORMADA dengan Skor 3-2.




Kalau boleh tahu nih, pelanggaran terunik apa yang pernah Antum lalukan di Gontor  ?
Jawab: telat sholat subuh waktu kelas enam, siangnya dijemur sampe dikurung pake portal ma’had dari ba’da zuhur sampe ashar, fabana ditinggal ust (kemungkinan tidur atau ke Ponorogo). Pernah juga dikerjain bagian keamanan karena ketahuan tidur saat piket malam, disuruh lari ngikutin si doi yang naik sepedah muterin ma’had di malam hari, mafi dhomir. Juga disuruh push-up saat kasyaf di kobokan air banjir hujan depan a’dok, haebati yaskut ila bi’r. 

Ustadz siapa yang paling membuat Antum berkesan belajar di Gontor?
Jika harus disebutkan satu persatu akan sangat banyak, namun seingat ana, mereka adalah al-Mukarromun:
Ust. Fauzil Akbar, Ust. Anang Ismail, Ust. Syarif Abadi, Ust. Ali Syarqowi (Alm), Ust. Dihyatun Masqon, dan ratusan yang lainnya.

Bisa dijelaskan sekelumit pengalaman Antum ketika di gontor? dulu pernah nongkrong bagian apa ya?
Singkat aja ya, 
Pernah magang di aklam (meski sampe sekarang tulisan arab ana cukup dibaca ana aja), Shoro tari Aceh Drama Arena (DA 580), Coor and Tari Bali Panggung Gembira (PG 681). Pernah nyambi di Darussalam Basic English Course (DBEC), Spirit English Course, a’do sukut bilal bin Rabbah/POT 13, sempat ikut KMD dan KML.

Nongkringnya pernah diamanahi jadi rois maskan Rosta, Saudi 3/3, jadi ikhwan dalam Forum pengembangan Potensi dan Wawasan Santri (FP2WS), Panitia SIswa Akhir (PSA) sie Dokumentasi, Rois Konsulat BANUSTRA. Mengetahui qism I’lam la yashluh. 

Antum mendapat tugas pengabdian dimana dan bagian apa?
Alhamdulillah ISID Siman, tempat pengabdian terbaik yang ana sadari justru diakhir-akhir masa studi ana di ISID. Inilah scenario terbaik dari Allah, ana meyakini ada alasan kenapa ana harus disana, apa yang seharusnya ana ambil dan rasakan, ana sangat bersyukur untuk Siman.

Pernah dipercaya buat jagain gawang ISID FC (2009-2011), diamanahi jadi ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (2008-2009), Ketua Dewan Mahasiswa periode 2009-2010, Koordinator Center for Islamic and Occidental Studies (CIOS).

Sekarang Antum melanjutkan kuliah dimana/ universitas apa?
Jawab: Alhamdulillah baru selesai September kemaren (2016) di International Islamic University Malaysia (IIUM), sempat mencicipi kelas Pasca ISID Gontor satu semester dulu (2012).


Jurusan apa yang antum Ambil? Mengapa?
Jawab:
Ushuluddin, konsentrasi Perbandingan Agama dan Pemikiran Islam, banyak alasan, kalo mau detail yuk ngopi bareng  singkatnya, melanjutkan jurusan saat S1 dulu di ISID yang kedua, kareana passion ana emang disitu, ketika Karena Ushuluddin ANDCIS 

Sudah berapa lama Antum belajar di sana?
Jawab: total 3 tahun Alhamdulillah, belum  termasuk kelas bahasa yang memakan waktu sekitar 6 bulan.

Bagaimana sih proses perjalanan antum kog sampai bisa kuliah disana?
Jawab:
Haza min fadhli Rabbi, tentu semua atas izin dan taufiq dari Allah.
Awalnya bidikan ana ke University Malaysia (UM) tepatnya di APIUM, semacam akademi pengkajian Islam, tapi Qadarullah Allah menempatkan ana di IIUM, banyak sekali hikmah yang ana dapatkan disana. Jadi selepas di ISID dulu, sempat ikut Program Kaderisasi Ulama di ISID, program ini adalah kerjasama MUI Pusat dengan Gontor, selepas dari sana baru ngurus-ngurus pendaftaran, Alhamdulillah lancar karena banyak teman yang bantu juga.


Antum menggunakan biaya pribadi atau melalui beasiswa?
Jawab:
Sendiri, sempat mengajukan terus gak ada kabar kelanjutannya. Konsekuensinya jadi harus ada sambilan misalnya ngajar mengaji dari rumah kerumah, jadi translator untuk wisatawan dan aneka ibadah part time lainnya. Tapi ana sangat membatasi diri alias tidak ngoyo untuk terus ngajar mengingat tanggungan utama ana di Malaysia sebagai Mahasiswa yang harus selesai tepat waktu. Memang Allah tidak mengingkari janji-Nya, ada saja jalan keluarnya rezeki, bantuan dari Orang tua, teman maupun lembaga.

Bagaimana cara Antum hidup dan menyesuaikan keadaan di Negara itu?
Jawab:
Alhamdulillah Malaysia tidak jauh beda dengan Indonesia, baik dari segi cuaca maupun bahasa, sehinga ini bisa jadi modal bagus buat ana untuk adaptasi. Namun tetap saja ada yang harus ana sesuaikan seperti masalah kata-kata yang tidak baik untuk diucapkan di Malaysia padahal di Indonesia makna kata-kata tersebut bermakna positif. Karena ana hidup disana bersama keluarga kecil ana, semua terasa lebih menyenangkan dan indah. Bagi ana menjadi mahasiswa yang telah menikah itu emang tidak mudah tapi menyenangkan.

Apakah dosen dan metode penyampaian materi sama seperti di Indonesia?
Jawab:
Sebenarnya tidak jauh beda seingat ana. Hanya saja karena jenjang yang ana ambil adalah Master, jadi kayaknua lebih banyak diskusi dua arah dan juga pembagian tugasnya lumayan bejibun, baik dengan paper maupun prestasi. Karena dulu di ISID juga sudah sering dipraktekkan bilingual language jadi Alhamdulillah agak mudah mengikuti class.   

Menurut Antum, apa sih kelebihan dan kekurangan belajar disana?
Jawab:
Mengutip pesan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, dimana aja tempat belajar itu sama aja, tinggal orangnya gimana. Ini qoidah umumnya.  Namun ana coba jabarkan sedikit, ini murni berdasarkan pengalaman ana:
Kelebihan:
1.   wawasan bertambah luas karena bahan pembanding baru dari pengalaman baru kita.
2.   Link juga semakin luas karena memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan mahasiswa dan dosen dari mancanegara.
3.   Kebetulan Fasilitas di kampus ana lumayan memadai untuk menunjang proses belajar mengajar akademis maupun non-akademis.
4.   Factor berkembangnya bahasa
Kekurangan:
1.   Kendala biaya biasanya, apalagi kalo kita tidak dapat. Tapi ingat terus prinsip ini, jangan khawatir masalah rejeki wahai para penuntut ilmu, InshaAllah selalu tercukupi. Ini hanya akan jadi kekhwatiran sesaat.
2.   Bila yang dilanda home sick akan sangat menyiksa, apalagi haru absen di acara-acara krusial keluarga maupun teman.

Menurut Antum, apakah belajar di luar negeri itu berat? Apa kendala yang harus dihadapi?
Jawab:
Dibilang berat banget sih nggak, tapi kalo dibilang ringan juga sih gak juga. Yang jelas semua butuh persiapan, jangan nekat-nekat amat, bukankah victory loves preparations. Untuk kendala seperti sudah dijawab diatas.

Apa persiapan/ bekal yang harus dipunyai para Alumni agar mereka bisa mengikuti jejak Antum diluar negeri?
Jawab:

Bagaimana cara termudah untuk bisa mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri?
Jawab:
Karena ana termasuk mahasiswa yang belum berkesempatan langsung dapat beasiswa kemaren, silahkan Tanya langsung ke teman-teman yang sedang dan pernah dapat ya. Pesen ana satu, jangan karena gak dapet beasiswa terus mundur dari hasrat untuk going abroad. Apalagi sekarang asal mau nyoba aja, banyak penawaran beasiswa tinggal ditakdirkan dapat atau nggak.


Kira-kira dimana saja sih tempat untuk melanjutkan study yang terbaik diluar negeri?
Jawab:

Ini justru jadi bagian dari pertanyaan yang antum ajukan, masing-masing kampus punya ciri khas sendiri, kelebihan masing-masing, program-program unggulan dan juga kekurangan. Sangat tidak bijak untuk ana menjawab soal ini, kita skip aja boleh kan? 

Apakah cita-cita dan harapan setelah bisa lulus dari sana?
Jawab:
Jawaban umumnya tentu masih sama saat ditanya saat dulu jadi calon pelajar (capel) di Gontor 2 dulu, ingin jadi orang yang bermanfaat. Alhamdulillah karena ana udah lulus, maka sekarang waktunya mengabdikan diri di keluarga, masyarakan dan institusi pendidikan yang mungkin ana jangkau. Ana berharap ada sumbangsih kecil yang bisa ana berikan untuk orang lain. Di profesi apapun ana inshAllah.

Apa nasihat dan wejangan Antum bagi para alumni gontor yang ingin melanjutkan kuliah seperti Antum?
Jawab:
Amma ba’du, fa ushi nafsi bitaqwallah, mudah dan sangat mudah untuk menasehati, seperti tasji’ ghonam dulu, tapi semoga ini juga menjadi nasehat buat diri yang hina ini.
Tentu yang akan ana sampaikan mungkin sudah sangat basi, namun nasehat tidak mengenal kebaruan, yang adalah pengulangan terus menerus agar kita selalu ingat dan mengingatkan. Karena tidak ada rahasis bagi kesuksesan selain persiapan dan kerja keras.
Berikut rumusan singkat ana:
1.   Ikuti dan minta ridho orang tua.
2.   Manfaatkan jaringan Gontor yang amat luas, apalagi era medsos!
3.   Jangan cari musuh, ini hanya akan menyusahkan kita kedepan.
4.   Berdo’a, minta do’a dan mendo’akan orang lain.
5.   Kerja keras untuk mewujudkan impian kita, selanjutnya bertakwallah.
Dan yang teramat penting. Mengutip qaul mashur yang sering dipajang di Gedung Aligarh dulu, “inna husna ‘alaqatika billah min akbari ‘awamil najahika”.
Semoga nasehat sederhana ini bermanfaat. Asta’fikum akhukum fillah. Arif Maulana.
Prima Harapan Bekasi Utara, Ba’da Maghrib. Jum’at 23 Desember 2016.

Kontak Antum
No hp/ WA   : 081938402947 / +60182387802
Email      : agamawan@gmail.com   
FB      : arif maulana Abu Zavier
Twitter      : 1arifmaulana_27

FORUM PESANTREN ALUMNI GONTOR
PLEASE KOMENTAR DAN SHARE


PUNYA INFORMASI YANG LEBIH BAIK TENTANG INI? SILAHKAN KOMENTAR DI BAWAH YAH

« Last Edit: 03 Mar, 2018, 11:44:31 by Admin »