Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

BMKG Ungkap Alasan Kenapa Sering Hujan Padahal Sedang Musim Kemarau

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Kamis, 06 Jul 2023 18:10 WIB

Ilustrasi Hujan
Ilustrasi Hujan/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Indonesia kini sedang memasuki musim kemarau. Namun, kita masih sering menjumpai hujan turun di tengah musim kemarau.

Belum lama ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap alasan kenapa sering hujan padahal sedang musim kemarau. Menurut BMKG sendiri, 60 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau dengan perkiraan berlangsung mulai bulan Juli sampai Agustus 2023.

Menurut analisis cuaca BMKG, selama 3 hari terakhir, hujan masih turun di beberapa wilayah Indonesia. Turunnya hujan di musim kemarau ini disebabkan olehfenomena bernama dinamika atmosfer. Demikian seperti dilansir unggahan Instagram resmi @infobmkg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Apa itu dinamika atmosfer?

Dinamika atmosfer memiliki peran yang cukup signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, Bunda. Hal tersebut menyebabkan, terjadinya potensi hujan selama sepekan di beberapa wilayah, dan bahkan dalam beberapa hari ke depan.

Faktor dinamika atmosfer ini memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, di antaranya adalah aktivitas gelombang Rossby ekuatorial dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia.

Dalam Buletin BMKG Edisi Mei 2023, dijelaskan bahwa gelombang Rossby adalah gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator dengan periode kurang dari 72 hari. Gelombang Rossby ini umumnya dapat bertahan 7-10 hari di wilayah Indonesia.

Sementara itu, gelombang Kelvin adalah gelombang atmosfer yang memiliki arah perambatan ke arah timur. Namun, periode gelombang Kelvin jauh lebih pendek, yakni 2,5 hingga 20 hari.

Jika terdeteksi gelombang Kelvin dan/atau gelombang Rossby di suatu wilayah Ekuator, maka akan menambah pasokan pertumbuhan awan di wilayah tersebut.

Selain itu, ditemukan juga pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara karena kehadiran pola sirkulasi di sekitar Laut China selatan dan utara Sulawesi, yang juga bisa memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.

Lalu wilayah mana saja yang memiliki potensi hujan sedang hingga lebat?

TERUSKAN MEMBACA DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT