Sosial Budaya

Ragam Rumah Adat Jawa Tengah yang Unik dan Penuh Makna

rumah adat jawa
Written by Umam

Ragam Rumah Adat Jawa Tengah – Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak tempat wisata. Sehingga banyak pula turis maupun wisatawan yang datang ke sini. Tentu saja daya tarik tersebut datang dari berbagai tradisi dan budaya yang dimiliki Jawa Tengah.

Salah satu yang menarik adalah rumah adatnya. Di mana dari satu bangunan, terdapat banyak pelajaran yang bisa dipetik dan penuh filosofi. Untuk memahami apa saja rumah adat Jawa Tengah tersebut, simak artikelnya sampai selesai ya.

Filosofi Rumah Adat Jawa Tengah

Salah satu warisan budaya yang patut untuk dilestarikan adalah bangunan rumah. Anda bisa menjumpai berbagai jenis rumah adat di setiap wilayah, tak terkecuali di daerah Jawa Tengah. Jawa Tengah memiliki rumah adat yang memiliki nilai historis dan nilai-nilai budaya tertentu.

Dua kata yang bisa menggambarkan rumah adat di daerah Jawa Tengah adalah bersahaja dan sederhana. Bangunan rumah adat di Jawa Tengah memiliki konsep yang sangat sederhana, namun kaya akan filosofi.

Pada dasarnya, rumah adat Jawa memiliki salah satu unsur tempat yang luas dan terbuka, yaitu pendopo. Hal ini melambangkan jiwa sosial masyarakat Jawa Tengah yang sangat tinggi. Sebab masyarakat lebih sering mengadakan acara atau upacara-upacara adat yang mengundang orang banyak.

Sehingga keberadaan pendopo amat penting sebagai tempat untuk berkumpul bersama masyarakat dan melakukan perayaan. Selain itu, karena untuk berkumpul banyak orang, maka ruangan pun dibuat lebar dan terbuka. Hal ini telah didesain untuk menghadirkan kenyamanan semua orang di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia.

Kemudian, masyarakat Jawa juga sangat menganggap sakral sebuah gunung. Bagi mereka, di gunung lah para dewa yang mereka percaya tinggal. Sehingga gunung tak hanya dijadikan sebagai ornamen atau hiasan di dalam rumah.

Lebih dari itu, bentuk rumah adat Jawa Tengah juga memiliki bentuk atap menjulang ke atas layaknya gunung. Selain itu, rumah adat Joglo juga memiliki empat pilar utama. Di mana keempatnya disebut sebagai soko guru, yang menjadi representasi arah mata angin, yaitu timur, barat, selatan, dan utara.

Lalu rumah adat Jawa Tengah juga dikenal dengan sebutan Joglo. Di mana rumah adat Joglo menjadi yang paling terkenal dan menjadi simbol bangunan Jawa. Istilah Joglo sendiri memiliki asal kata “tajug” dan “loro”.Maknanya adalah penggabungan dua tajug.

Adapun atap rumahnya memang terdiri dari dua tajug yang menyerupai gunung. Hal tersebut sebagai simbol kepercayaan masyarakat terhadap gunung. Pembagian ruang pada rumah Joglo juga mengandung hirarki yang unik. Bagian depan memiliki sifat umum, seperti untuk menerima tamu, dan semakin ke dalam semakin bersifat khusus. Seperti untuk menerima tamu keluarga, dan juga tempat bercengkramanya para anggota keluarga.

Untuk bentuk rumah Joglo sendiri awalnya adalah bujur sangkar, namun seiring berkembangnya zaman, terdapat beberapa pembaharuan terhadap ruangan rumah Joglo. Meski begitu, unsur bentuknya tetap persegi.

Adapun bahan utama rumah adat Joglo adalah kayu, dan yang menjadi primadona di zaman dahulu adalah kayu jati. Kayu jati dipilih karena sudah sangat terpercaya memiliki ketahanan, keawetan, dan juga kekuatan untuk bangunan rumah. Bahkan, hal ini dibuktikan dengan masih kokohnya beberapa rumah Joglo zaman dulu yang menggunakan bahan dasar kayu jati.

Jenis-jenis Rumah Adat Jawa Tengah

Rumah adat di setiap daerah memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Selain itu, pembuatannya juga memiliki beragam nilai budaya nilai filosofis kepercayaan masyarakat sekitar. Tak terkecuali untuk rumah adat Jawa Tengah.

Apalagi orang Jawa juga sangat terkenal dengan beragam adat budayanya yang masih kental diterapkan sampai sekarang. Nah, di Jawa Tengah sendiri ada beberapa jenis rumah adat.

Berikut ini adalah beberapa jenis rumah adat yang perlu Anda ketahui:

1.   Rumah Adat Joglo

Rumah adat Jawa Tengah pertama yang amat terkenal adalah Joglo. Rumah Joglo sangat kaya akan makna filosofis. Mulai dari bentuk rumahnya sampai unsur-unsur yang ada di dalam rumah memiliki makna tersendiri. Rumah Joglo sendiri memiliki atap berbentuk tajug yang hampir menyerupai gunung.

Adapun atap Joglo terdiri dari dua bidang, yaitu segitiga dan trapesium. Atap-atap tersebut memiliki kemiringan yang berbeda, dan atap joglo yang berada di tengah akan diapit oleh atap serambi.

Gabungan atap Joglo yang terdiri dari dua macam ini dikenal dengan sebutan Lambang Sari. Gabungan yang menghubungkan atap serambi dengan atap Joglo ini pada akhirnya juga akan menyisakan lubang udara.

Nah, kali ini gabungannya disebut sebagai Atap Lambang Gantung. Rumah Joglo juga memiliki filosofi tersendiri untuk setiap pembagian ruangnya, seperti pendopo, omah, senthong, dan ruang lainnya. Sehingga rumah adat satu ini amat filosofis dan memiliki nilai historis tersendiri.

2.   Rumah Adat Kampung

Jenis kedua yaitu Rumah Adat Kampung. Jika Anda jalan-jalan ke wilayah Jawa Tengah sudah bisa dipastikan, Anda akan menjumpai rumah dengan model semacam ini. Adapun ciri khas dari rumah Kampung ini yaitu adanya dua teras, satu di depan rumah dan satunya di belakang rumah. Tiang rumah yang dipakai juga memiliki jumlah tertentu, yaitu kelipatan empat dengan minimal tiang berjumlah 8.

Rumah Adat Kampung biasanya terbuat dari kayu nangka atau kayu mahoni. Lalu apabila dilihat dari samping, maka rumah ini hampir mirip segitiga. Ohya, jenis rumah ini sebenarnya tak hanya dibangun oleh masyarakat Jawa Tengah saja. Rumah semacam ini ternyata juga ditemukan di Madura atau Bali.

3.   Rumah Adat Panggang Pe

Rumah adat satu ini arsitekturnya biasa dipakai beberapa warung dan kios di Jawa Tengah. Jika rumah adat kampung memiliki tiang penyangga kelipatan empat, rumah adat Panggang Pe memiliki tiang sebanyak enam buah.

Bentuk rumah ini pun nampak sangat elegan. Lalu bedanya dengan  rumah adat lainnya juga terletak pada tiang bagian depan yang dibuat lebih pendek dibanding bagian belakang. Konsep inilah yang membuat rumah adat ini lebih indah dan menarik.

Saat ini masih ada beberapa rumah yang menggunakan konsep Panggang Pe. Beberapa rumah di daerah menuju Jogja masih banyak yang mengaplikasikan arsitekturnya. Warna rumahnya pun masih memakai warna kayu alami, sementara atapnya sudah memakai genteng. Gaya arsitektur yang elegan membuat banyak orang masih menerapkannya di rumah mereka.

4.   Rumah Adat Tajug

Rumah adat Jawa Tengah berikutnya adalah rumah tajug. Sesuai dengan tradisi dan budaya Jawa, sebenarnya rumah adat Tajug lebih dikhususkan untuk beribadah dan mengadakan kegiatan sakral.

Jadi, saat ini hanya tempat-tempat ibadah seperti masjid dan mushola saja yang memakai konsep tajug. Maka tak usah heran apabila rumah-rumah ibadah di Jawa Tengah banyak yang memakai arsitektur tajug.

Adapun rumah ibadah yang memakai konsep ini di antaranya adalah Masjid Agung demak, Masjid Menara Kudus, Masjid Wustho Mangkunegaran, dan juga Masjid Raya Cilodong Purwakarta. Semua bangunan tajug tersebut memiliki ciri khas di bagian atapnya yang runcing. Namun untuk bentuk bangunannya tetap persegi.

5.   Rumah Adat Limasan

Jenis rumah adat terakhir yaitu Rumah Adat Limasan. Saat ini sudah banyak rumah yang menggabungkan konsep Limasan dengan gaya modern. Arsitektur rumah miliki Jawa Tengah ini memiliki keunikan di bagian atapnya. Sesuai dengan namanya, yaitu Limasan, rumah adat ini memiliki atap yang berbentuk seperti limas. Adapun bentuk bangunannya sama seperti yang lain, yaitu bentuk persegi.

Rumah adat Limasan memang sangat sederhana. Hal ini juga sesuai dengan karakteristik orang Jawa yang sederhana. Selain itu, rumah Limasan juga menyimpan filosofinya sendiri. Adapun berdasarkan penelitian, ternyata rumah adat satu ini bisa dikatakan tahan gempa, sebab kokohnya semua tiang penyangga yang terbuat dari kayu sehingga sangat sesuai sebagai tempat untuk melindungi orang-orang di dalamnya.

Ada beberapa jenis rumah Limasan, seperti Lambang Sari yang memiliki 16 tiang penyangga, Lambang Gantung yang memiliki 8-10 tiang penyangga, dan juga Jenis Gajah Ngombe, di mana khusus rumah ini memiliki emper khusus di bagian depan rumah.

Baca juga: Pakaian Adat Jawa Tengah

Nah, apabila ingin mengetahui lebih banyak tentang jenis-jenis rumah adat di nusantara, Anda bisa membaca buku Gramedia berjudul Ensiklopedia Mini Rumah-rumah Adat Nusantara, atau dapatkan melalui link

beli sekarang

Keunikan Rumah Joglo dan Unsur-unsur di Dalamnya

Joglo atau rumah adat Jawa Tengah ini memang sangat menarik untuk dikaji. Ada banyak unsur kebudayaan yang bisa ditemukan dan dipelajari dari unsur-unsur dan bentuk rumah Joglo. Rumah adat Joglo sejatinya bukan hanya sebuah hunian, namun juga merupakan simbol. Rumah ini memiliki empat penyangga utama atau soko guru. Tiang utama yang terdiri dari 4  pilar ini mewakili arah angin, yaitu barat, timur, selatan, dan utara. Adapun soko guru ini juga dikenal dengan nama tumpangsari yang penyusunannya dibuat dengan pola terbalik.

Rumah adat di Jawa Tengah memakai konsep bentuk rumah persegi atau bujur sangkar. Makna dari bentuk tersebut adalah ketegasan prinsip ketika menjalankan tanggung jawab kehidupan. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, rumah adat Joglo juga mengalami perubahan. Bentuk rumah yang tadinya persegi panjang kemudian berubah menjadi persegi. Ruang dan sisinya pun mengalami pembaharuan.

Apabila dibedah lebih dalam, ada beberapa bagian dari rumah adat Jawa Tengah, yaitu:

  • Pendopo

Pertama adalah pendopo, yang harus ada di setiap rumah Joglo. Pendopo ini berupa ruangan yang dipakai untuk menjamu tamu. Ruangannya harus lebih luas dari ruang lain. Biasanya ruangan ini berada di bagian rumah paling depan.

  • Pringgitan

Pringgitan disebut juga ruang tengah, sehingga posisinya akan lebih masuk, setelah ruang pendopo. Ruangan ini fungsinya hampir sama dengan pendopo, akan tetapi biasanya dipakai untuk menerima tamu yang lebih dekat dengan pemilik rumah, atau masih memiliki hubungan dekat sebagai keluarga.

  • Omah

Omah ini terdiri atas dua unsur, yaitu omah ndalem dan omah njero. Omah ini merupakan sebuah tempat di mana keluarga biasa bercengkrama dan berkumpul. Tata letaknya biasanya persegi panjang dan dilengkapi dengan ornamen-ornamen unik.

  • Senthong

Selanjutnya adalah senthong, yaitu ruang kamar yang ada di rumah Joglo. Senthong biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu kiri, kanan, dan tengah. Adapun kamar ini biasanya dipakai untuk kamar tidur, dapur, kamar mandi, atau juga gudang penyimpanan. Ada pula di bebera[a daerah yang menyebut senthong sebagai tempat untuk pengantin baru, jadi akan dihias sebagus dan semewah mungkin.

  • Padepokan

Lalu ada padepokan, yaitu bagian dari rumah Joglo yang digunakan sebagai tempat menenangkan diri dan beribadah. Ruangannya dibuat khusus dan menjadi tempat sakral untuk menjalankan ritual keagamaan serta sebagai tempat perlindungan diri.

Selain memiliki unsur-unsur ruangan berbeda dengan fungsinya masing-masing, Joglo juga melambangkan nilai filosofis di dalamnya. Pintu rumah Joglo terdiri dari tiga buah. Pintu pertama biasanya ada di tengah, lalu pintu kedua dan ketiga ada di sebelah kiri dan kanan. Tata letak pintu ini melambangkan kupu-kupu, yang sedang berkembang dan berjuang layaknya sebuah keluarga besar.

Selain itu, dalam rumah Joglo juga terdapat sebuah ruangan khusus yang disebut Gedongan. Ruangan ini berfungsi untuk perlindungan, dan tempat keluarga mencari ketenangan batin. Di beberapa rumah Joglo, ruangan ini juga dipakai untuk istirahat atau tidur. Di lain waktu, fungsinya juga bisa berubah menjadi kamar bagi pengantin yang baru saja menikah.

Di daerah Jawa Tengah, rumah adat Joglo juga menjadi salah satu simbol status sosial. Meski menjadi rumah adat Jawa Tengah, namun tak semua penduduknya dapat membuat rumah Joglo. Hal ini berkaitan dengan pembuatannya yang rumit dan bahan serta materialnya yang cukup mahal. Sehingga waktu dan biaya yang dibutuhkan pun akan jauh lebih banyak. Maka dari itu, dahulu rumah ini hanya dapat dibangun oleh para bangsawan saja.

Ukiran atau Hiasan untuk Rumah Joglo

Salah satu rumah adat Jawa Tengah yang paling terkenal adalah rumah Joglo. Nah, setelah mengetahui filosofi dan unsur-unsur yang ada di dalamnya, ada pula beberapa hiasan dan ukiran yang umumnya diletakkan sebagai pelengkap rumah Joglo. Berikut adalah beberapa ukiran dan hiasan tersebut:

  • Banyu Netes

Banyu netes merupakan salah satu ukiran yang memiliki rupa seperti tetesan air hujan. Ukiran ini biasa dipasang di rumah Joglo. Adapun inspirasinya berasal dari tetesan air hujan dari pinggiran atap rumah.

  • Dan Lung-lung

Ukiran berikutnya yang tak kalah bagus adalah Lung-lung. Ukiran paling manis dan indah ini memiliki makna kesuburan. Lung-lung memiliki bentuk seperti tanaman atau bunga-bunga yang merambat dan menjalar-jalar.

  • Gunungan

Gunungan memiliki makna kedamaian, ketentraman, dan kemakmuran. Jadi, gunungan ini merupakan gambar gunung dan hutan yang diaplikasikan sebagai hiasan di dalam rumah Joglo. Arti gunungan sendiri yaitu alam semesta atau jagad raya.

  • Dan Patran

Hiasan ini memiliki bentuk seperti susunan daun yang berjajar rapi dan bersusun. Patran ini biasa diletakkan di bagian yang sempit, kemudian dihias memanjang dengan barisan yang rapi.

  • Wajikan

Wajikan yaitu hiasan yang memiliki bentuk seperti ketupat atau wajik. Lalu pada bagian tengahnya akan ada ukiran-ukiran bunga atau ornamen lainnya.

Baca juga: 

Nah, itulah tadi beberapa hal mengenai rumah adat Jawa Tengah yang sangat unik dan memiliki nilai historis. Apabila Anda adalah orang Jawa Tengah, penting untuk mengetahui seluk beluk daerah sendiri, terutama tentang rumah adatnya.

Apabila Anda ingin mengetahui lebih jauh mengenai rumah adat di Jawa Tengah, maka Anda bisa membaca buku Gramedia berjudul Provinsi Jawa Tengah Jelajah Wisata Budaya Negeriku, atau dapatkan melalui link

beli sekarang

Masih ada buku lain yang tak kalah menarik, yaitu berjudul Fabel 34 Provinsi Jawa Tengah Kijang Bertanduk Emas dan Pemuda Baik. Anda bisa mendapatkannya melalui link

beli sekarang 

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.