Timnas Indonesia U-18 vs Malaysia U-18 - Piala AFF U-18 2019

Timnas Indonesia vs Malaysia: Sepakbola Mana Yang Lebih Baik?

Sepakbola Indonesia atau Malaysia yang lebih baik? Sebuah pertanyaan yang bisa memicu perdebatan panjang mengingat bumbu rivalitas yang ada di antara kedua negara.

Bagi penggemar sepakbola tanah air, secara subjektif jelas mereka akan menyebut Indonesia lebih baik. Sementara dari perspektif negeri jiran, tentu saja mereka menganggap Malaysia lebih baik.

Namun secara objektif, ada beberapa aspek yang bisa dikupas guna mengetahui sejauh mana perkembangan sepakbola Indonesia dan Malaysia belakangan ini. Apakah sudah berada di jalan yang benar, Goal Indonesia coba mengulasnya.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

MANAJEMEN LIGA

Johor Darul Ta'zim - PersijaMedia Persija

Liga yang berkualitas akan menghasilkan tim nasional yang bagus, itu sudah menjadi kaidah umum dalam dunia sepakbola. Ambil contoh Jepang, butuh lebih dari satu dekade untuk membangun timnas yang kini menjadi salah satu terbaik di Asia dan mulai disegani di dunia, itu semua berawal dari manajemen liga mereka (J.League) yang dikelola dengan sangat profesional.

Indonesia dan Malaysia patut mencontoh. Salah satu permasalahan terbesar yang sama-sama dialami dalam beberapa tahun terakhir adalah pembayaran gaji pemain dan staf yang telat dilakukan beberapa klub, yang belakangan sudah mulai jarang terdengar. Selain fokus memperbaiki mutu kompetisi dengan mengejar klub-klub agar memenuhi aspek finansial dan lisensi profesional AFC, Malaysian Football League (MFL) selaku operator Malaysian Super League (MSL) dan Liga 1 dengan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) kini juga mulai mengutamakan kepentingan timnas masing-masing.

MFL sudah punya penjadwalan sedini mungkin mengenai jeda kompetisi guna meyakinkan timnas Malaysia bisa menjalani pemusatan latihan dan bertanding di pentas internasional dengan persiapan yang matang.Sebagai perbandingan, ketika Piala AFF 2018 berlangsung, Liga 1 masih berjalan sehingga menyulitkan timnas Indonesia untuk memanggil beberapa pemain karena bentrok kepentingan dengan banyak klub. Penjadwalan liga agar selaras dengan kepentingan timnas masih menjadi hal yang harus terus diperbaiki di Indonesia, meski secara perlahan sudah mulai membaik tahun ini.

PENGEMBANGAN USIA DINI

Malaysia U-15, AFF U-15 Championship, 09082019

Dengan luas wilayah dari Sabang sampai Merauke, Indonesia punya kolam yang sangat luas untuk menjaring talenta. Sejauh ini, pencapaian timnas Indonesia di level junior tergolong apik, yang teranyar tahun lalu ketika skuad U-16 dan U-18 mampu lolos ke fase gugur Piala Asia. Namun, tolok ukur prestasi sebenarnya ada di panggung senior, di mana sampai sekarang timnas belum pernah mengecap titel juara, sejak terakhir meraih medali emas SEA Games 1991. Belum adanya konsistensi kurikulum yang berjenjang serta kurangnya peran klub-klub yang fokus mengedepankan pengembangan usia dini ketimbang mengejar prestasi instan, membuat bakat-bakat yang ada kebanyakan sulit berkembang atau mandek total.

Di Malaysia, kekecewaan pun muncul terhadap kinerja federasi mereka (FAM) yang selama ini kurang serius dalam mengembangkan sepakbola usia dini. Maka dari itu, pemerintah Malaysia melalui Kementrian Pemuda dan Olahraga membentuk Program Pengembangan Sepakbola Nasional (NFDP). Sejak diluncurkan pada 2014, program tersebut konsisten menjaring bakat-bakat sampai ke tingkat pelosok dan hasilnya bisa terlihat dalam perkembangan timnas junior Malaysia yang mampu mengalahkan Australia 3-0 saat mereka menjuarai Piala AFF U-15 tahun ini, sebelum skuad U-18 juga mengalahkan Australia dengan skor yang sama.

Tekanan dan opini publik pun punya andil dalam pengembangan para pemain muda. Jika mayoritas fans Indonesia belum memahami bahwa puncak prestasi bukanlah di level junior, setidaknya fans Malaysia sudah mulai mengerti, seperti yang diutarakan pimpinan Goal Malaysia, Zulhilmi Zainal: "Semakin banyak fans Malaysia mulai memahami bahwa tujuan pengembangan usia muda bukan untuk menjuarai turnamen, tetapi untuk membentuk pemain senior di masa depan yang lebih baik dari sekarang ini, dan ingin melihat mereka bermain di mancanegara."

PERFORMA KESELURUHAN

Timnas Indonesia U-18 vs Malaysia U-18 - Piala AFF U-18 2019

Secara umum, Indonesia dan Malaysia sebenarnya juga tidak terlalu mentereng di kancah sepakbola senior Asia Tenggara. Keduanya masih relatif di belakang Thailand dan Vietnam yang belakangan mulai mendobrak kemapanan level Asia. Namun jika perbandingannya titel juara Piala AFF, Indonesia yang sama sekali belum pernah mengangkat trofi terbukti kalah dari Malaysia yang pernah memenangkannya pada 2010 lalu.

Di level klub, penurunan prestasi tampak dimiliki oleh klub-klub Indonesia yang berpartisipasi di Asia. Sampai tahun 2011, klub-klub Indonesia masih konsisten berpartisipasi di fase grup Liga Champions Asia, sementara Malaysia sulit menembus babak tersebut hingga akhirnya tahun ini mereka mendapat slot otomatis, dengan Johor Darul Takzim (JDT) sebagai wakil mereka tak sekadar menjadi bulan-bulanan, tapi mampu memberikan perlawanan sengit terhadap raksasa-raksasa Asia seperti Kashima Antlers dan Shandong Luneng.

Naiknya kelas Malaysia dari Piala AFC, turnamen kasta kedua Asia, ke Liga Champions tak lepas dari kontribusi besar JDT ketika sukses menjadi juara pada 2015 lalu. Saat itu memang klub-klub Indonesia tidak berpartisipasi karena adanya sanksi FIFA terhadap PSSI. Namun setelah itu belum ada satu pun klub Liga 1 yang mampu mengikuti jejak JDT, atau bahkan wakil Indonesia, Persipura Jayapura yang mencapai semi-final Piala AFC 2014.

Iklan