Penanganan Lumpur Lapindo Masih Lanjut Lho, Anggarannya Kini Rp 287 Miliar
Kementerian PUPR mengalokasikan Rp 287 miliar untuk program penanganan infrastruktur pengendalian semburan lumpur Sidoarjo.
Kementerian PUPR mengalokasikan Rp 287 miliar untuk program penanganan infrastruktur pengendalian semburan lumpur Sidoarjo.
Kementerian PUPR mengucurkan Rp 287 miliar untuk menyulap wilayah Lumpur Lapindo, Jawa Timur menjadi kawasan Geowisata.
Warga Tanggulangin, Sidoarjo resah karena debit air di tanggul penahan lumpur semakin naik. Apalagi, saat ini intensitas hujan tengah tinggi.
Semburan di samping rumah warga di Dusun Gempol Sampurno, Porong, Sidoarjo dipastikan bukan semburan baru lumpur Sidoarjo. Simak penjelasannya.
Empat desa di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo selalu jadi langganan banjir tiap tahun saat musim hujan. Banjir langganan ini terjadi sejak lumpur menyembur.
Warga Porong Sidoarjo digegerkan munculnya semburan di samping rumah warga. Video kemunculan semburan itu viral di medsos.
Lumpur Sidoarjo ternyata punya nilai ekonomis. Lumpur yang menyebur pada 29 Mei 2006 hingga kini itu pernah dimanfaatkan sebagai material genteng dan bata.
Puslitbang Pemukiman dan Perumahan, Kementerian PUPR pernah menciptakan batu bata dan genteng dari Lumpur Lapindo. Masih ingat?
Menteri ATR Hadi Tjahjanto menyerahkan 50 sertifikat tanah kepada korban Lumpur Lapindo. Sertifikat ini dinantikan sejak 15 tahun lalu.
Korban lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur akhirnya mendapatkan sertifikat tanah setelah 15 tahun lamanya.