Sejarah Danau Tempe, Dulunya Sungai Besar Membelah Sulsel

Sejarah Danau Tempe, Dulunya Sungai Besar Membelah Sulsel

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Minggu, 07 Mei 2023 17:49 WIB
Simulasi rekonstruksi geologi untuk perubahan tektonik pulau Sulawesi
Foto: Simulasi rekonstruksi geologi untuk perubahan tektonik pulau Sulawesi (Journal of Fisheries and Marine Science)
Wajo -

Danau tempe merupakan salah satu danau terbesar yang ada di Sulawesi Selatan (Sulsel). Danau ini diapit oleh 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Soppeng.

Secara administrasi, Danau Tempe terletak di Kecamatan Tempe, bagian barat Kabupaten Wajo. Danau ini pun menjadi salah satu ikon pariwisata Wajo.

Danau Tempe sendiri merupakan salah satu danau purba yang ada di Indonesia. Danau ini menyandang sebutan "purba" karena terbentuk dari proses geologi yang sangat panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli Geologi Universitas Hasanuddin, Prof Adi Maulana menjelaskan sebelum terbentuk menjadi danau seperti sekarang ini, mulanya Danau Tempe merupakan sebuah cekungan seperti sungai besar yang membelah wilayah Sulsel.

"(Danau Tempe) itu sebenarnya seperti sebuah cekungan, hampir bisa melintasi, jadi seperti sebuah sungai besar," ujar Prof Adi kepada detikSulsel, Jumat (14/4/2023).

ADVERTISEMENT

Prof Adi menjelaskan, pada mulanya wilayah tersebut hanya berupa cekungan biasa. Lalu, pada akhir zaman es sekitar 20.000-10.000 tahun yang lalu, terjadi kenaikan permukaan air laut sehingga cekungan itu terbentuk menjadi wilayah perairan.

"Sebenarnya masih berhubungan erat juga dengan akhir zaman es, mungkin masih 10.000-20.000 tahun yang lalu," ungkap Prof Adi.

"Dulunya dia itu cekungan biasa, kemudian setelah adanya zaman es kemudian mencair, kemudian terjadi kenaikan muka air laut dimana-mana kemudian akhirnya dia terisi sampai sekarang," jelasnya.

Perairan tersebut menghubungkan wilayah bagian timur dan bagian barat Sulawesi. Kemudian, adanya proses tektonik yang terjadi menyebabkan beberapa bagian di sekitar perairan tersebut terangkat sehingga terpisah dari wilayah lautan.

"Ada proses tektonik yang mengakibatkan beberapa bagian terangkat, sehingga dia sudah tidak tersambung lagi dengan Selat Makassar dan Teluk Bone," jelasnya.

"Tetapi karena di dalamnya sudah ada air, sehingga dia terjebak sampai sekarang dan menyebabkan terjadinya Danau Tempe itu," imbuhnya.

Dikutip dari jurnal berjudul 'Studi Tanaman Air dan Ekologi-Fisika Danau Tempe, Sulawesi Selatan' yang diterbitkan oleh Universitas Hasanuddin, proses terangkatnya daerah sekitar Danau Tempe terjadi pada zaman Alluvium atau zaman Holosen Tua sekitar 10.000-6.000 tahun Sebelum Masehi.

Pada masa itu, terjadi pergeseran lempeng tektonik serta terjadi benturan antara Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia yang menyebabkan daerah sekitar danau Tempe Purba terangkat.

Proses geologis tersebut mengakibatkan Danau Tempe Purba terbagi menjadi 3 bagian perairan, yaitu Danau Buaya, Danau Sidenreng, dan Danau Tempe.

Usai [peristiwa tersebut, berbagai aktivitas alam masih terus terjadi hingga akhirnya mengubah Danau Tempe Purba menjadi Danau Tempe yang sekarang.

Kondisi Geologi Danau Tempe

Danau Tempe di Kabupaten Wajo, Sulsel, Januari 2020 (Noval Dhwinuari Antony/detikcom)Foto: Danau Tempe di Kabupaten Wajo, Sulsel, Januari 2020 (Noval Dhwinuari Antony/detikcom)

Danau Tempe merupakan salah satu danau terluas di Sulsel. Luas area danau ini mencapai 47.800 hektar.

Masih dalam jurnal yang sama, disebutkan bahwa Danau Tempe merupakan salah satu danau tektonik yang ada di Indonesia. Berdasarkan karakter geologisnya, danau ini terletak di atas lempengan Benua Australia dan Asia.

Danau ini dikelilingi barisan gunung akibat benturan lempeng Australia dan lempeng Eurasia.

Danau Tempe merupakan muara dari 13 sungai dari berbagai wilayah di Sulsel dan sekitarnya. Hal ini menyebabkan debit air sangat tergantung dari banyaknya asupan air sungai yang masuk ke dalam danau (bertipe rawa banjiran).

Dalam kondisi normal, luas perairan Danau Tempe berkisar antara 15.000-20.000 hektar. Saat kemarau dengan kondisi kedalaman air kurang lebih 1 meter, luasnya hanya sekitar 1.000 hektar. Sementara itu, dalam keadaan banjir besar, luasnya bisa mencapai 48.000 hektar.

Saat ini Danau Tempe telah mengalami pendangkalan intensif. Bahkan, banyak dari area efektif danau telah terkonversi menjadi area daratan.

Hasil kajian pemetaan dan interpretasi citra satelit Landsat multitemporal tahun 1981, 1989, 2000, dan 2015 yang diambil saat musim hujan, serta hasil survei lapangan tahun 2025, menunjukkan luas permukaan Danau Tempe dalam kurun 20 tahun terakhir terus berkurang.

Dalam kurun waktu tersebut, perubahan luas permukaan danau mencapai lebih dari 15 hektar. Diperkirakan luas permukaan Danau Tempe akan semakin berkurang apabila tidak dilakukan upaya konservasi.

Bahkan, dalam salah satu kajian yang dilakukan, laju penurunan luasan danau mencapai 1,48 kilometer persegi per tahun. Dari hasil kajian tersebut, diperkirakan Danau Tempe akan hilang pada musim kemarau tahun 2093.



Simak Video "Kafe 'Prostitusi' di Danau Tempe Bali Sepi Seusai Kantor Satpol PP Diserang"
[Gambas:Video 20detik]
(urw/alk)