Baju Adat Bugis-Makassar dan Perlengkapannya serta Penjelasan Makna-Filosofi

Baju Adat Bugis-Makassar dan Perlengkapannya serta Penjelasan Makna-Filosofi

Edward Ridwan - detikSulsel
Sabtu, 15 Okt 2022 05:00 WIB
Tarian Bugis di Hari Jadi Bone ke-692.
Para penari yang mengenakan baju adat Baju Bodo. (Agung Pramono/detikSulsel)
Makassar -

Baju Adat Bugis-Makassar terkenal dengan tampilannya yang mewah dan elegan. Baju adat ini memberi kesan berwibawa dan terhormat bagi yang mengenakannya.

Dilansir dari laman resmi Museum Daerah Kabupaten Maros, Ciri khas pakaian adat Bugis-Makassar adalah nuansa ketimur-timuran yang dipadukan dengan corak lokal khas masyarakat setempat.

Baju adat Bugis-Makassar yang cukup dikenal adalah Baju Bodo untuk wanita dan Baju Jas Tutu' untuk kaum pria. Baju adat Bugis-Makassar ini umumnya dikenakan pada acara-acara resmi, khususnya pada upacara adat, budaya, agama, maupun pada pesta pernikahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini penjelasan baju adat Bugis-Makassar beserta kelengkapannya yang dilansir detikSulsel dari laman resmi Museum Daerah Kabupaten Maros:

1. Baju Bodo

Baju Bodo adalah nama baju adat Bugis Makassar untuk kaum wanita. Baju adat ini sudah ada sejak zaman dahulu. Bahkan Baju Bodo disebut sebagai salah satu pakaian adat tertua di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Ciri khas utama Baju Bodo adalah berbentuk segi empat dan memiliki lengan pendek. Baju ini terbuat dari bahan dari kain kasa yang lembut. Umumnya, ukuran Baju Bodo dibuat longgar atau jauh lebih besar dari ukuran badan pemakainya.

Setiap Baju Bodo memiliki warna yang berbeda-beda. Penggunaan warna ini mengandung arti yang menunjukkan usia atau status sosial seseorang.

Berikut ini arti dan setiap warna Baju Bodo:

  • Baju Bodo warna jingga: biasanya digunakan oleh anak-anak perempuan yang masih kecil atau berusia di bawah 10 tahun
  • Baju Bodo warna jingga dan merah: biasanya dikenakan oleh anak perempuan yang berusia 10-14 tahun atau menjelang usia baligh
  • Baju Bodo warna merah: biasanya digunakan oleh anak perempuan yang sudah remaja atau gadis, antara usia 17 hingga 25 tahun
  • Baju Bodo warna putih: memiliki arti bahwa orang yang memakai berasal dari kalangan pembantu atau dukun
  • Baju Bodo warna hijau: menandakan bahwa orang yang memakai adalah perempuan dari kalangan bangsawan
  • Baju bodo warna ungu: melambangkan bahwa orang yang memakainya adalah seorang janda

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan warna itu tidak lagi menjadi ukuran status sosial ataupun umur pemakainya. Saat ini siapapun bisa menggunakan Baju Bodo dengan warna apapun sesuai dengan selera masing-masing.

2. Baju Jas Tutu'

Baju Jas Tutu' adalah pakaian adat Bugis-Makassar yang diperuntukkan untuk kaum laki-laki. Sesuai namanya, baju ini adalah baju jas berwarna hitam dengan bagian dada yang tertutup.

Baju Jas Tutu' memiliki lengan yang panjang dan bagian leher berkerah. Pada bagian depan dipasangkan kancing yang terbuat dari emas atau perak.

Baju Jas Tutu' biasanya dikenakan kaum laki-laki bersama dengan celana dan Lipa Sabbe (sarung sutera). Penggunaan Baju Jas Tutu' biasanya dipadukan dengan Songkok Recca khas Bugis-Makassar.

Sebagai identitas etnis, Baju Jas Tutu' biasanya dikenakan untuk menghadiri upacara adat istiadat Bugis-Makassar. Selain itu, Baju Jas Tutu' juga sering digunakan pada pesta pernikahan hingga acara agama.

3. Lipa Sabbe

Lipa Sabbe adalah sarung tenun khas Suku Bugis-Makassar. Sarung ini terbuat dari kain sutera dan memiliki corak warna yang cerah.

Penggunaan Lipa Sabbe selalu menjadi pakaian pelengkap untuk baju adat Bugis-Makassar.

Kaum wanita mengenakan Lipa Sabbe sebagai padanan Baju Bodo. Sedangkan kaum laki-laki menggunakannya sebagai bawahan untuk pakaian Baju Jas Tutu'.

4. Songkok Pa'Biring/Songkok Recca

Bagi kaum laki-laki, salah satu aksesoris utama pada pakaian adat adalah Songkok Pa'biring atau Songkok Recca. Songkok ini dipadankan dengan pakaian Baju Jas Tutu' agar orang yang memakainya terlihat semakin berwibawa.

Songkok Pabiring atau Songkok Recca adalah tutupan kepala khas Suku Bugis-Makassar yang terbuat dari anyaman rotan dan benang sutera berwarna emas. Biasanya benang emas itu terlihat pada pinggiran songkok dan pada bagian atas di pusatnya.

Sebagai salah satu identitas etnis dan budaya Suku Bugis-Makassar, Songkok Pa'biring atau Songkok Recca ini biasanya dikenakan pada acara-acara penting. Seperti upacara adat, resepsi pernikahan, ataupun dalam acara keagamaan.

5. Pakaian Adat Pengantin

Selain Baju Bodo dan Baju Jas Tutu', pakaian adat Bugis-Makassar yang juga khas adalah pakaian pengantinnya. Pakaian pengantin ini sangat khas dan berbeda dari pakaian dari daerah lainnya di Indonesia.

Pakaian adat pengantin Suku Bugis-Makassar yang dikenakan oleh mempelai pria dan wanita memiliki banyak kesamaan. Perbedaan utamanya hanya terletak pada jumlah dan jenis aksesoris yang dipakai.

Adapun perlengkapan pakaian adat pengantin Suku Bugis-Makassar adalah sebagai berikut:

Saloko Pinang Goyang

Saloko Pinang Goyang adalah salah satu bagian dari perlengkapan pakaian pengantin wanita. Ini adalah aksesoris pelengkap yang diletakkan di bagian kepala.

Karena itu Saloko Pinang Goyang ini biasa juga disebut sebagai mahkota mempelai wanita. Selain sebagai pakaian pengantin, aksesoris ini juga merupakan identitas etnis dan budaya.

Ponto (Gelang)

Aksesoris pelengkap lain bagi mempelai pengantin wanita adalah ponto atau gelang. Ponto untuk wanita ini terbuat dari logam kuningan yang berbentuk tabung dengan diameter 6 centimeter

Ponto Naga (Gelang Naga)

Ponto Naga adalah aksesoris pelengkap pakaian pengantin pria. Aksesoris ini adalah gelang logam kuningan yang diukir menyerupai bentuk naga.

Rante (Kalung)

Aksesoris pelengkap selanjutnya adalah Rante atau kalung yang dikenakan di leher. Seperti aksesoris lainnya Rante ini juga terbuat dari logam kuningan.

Simpolong Teppong

Selain mahkota utama yang terbuat dari logam, pengantin wanita juga biasanya menggunakan Simpolong Teppong. Ini adalah kondek yang dikenakan di bagian belakang rambutnya.

Sima-Sima

Sima-sima adalah aksesoris pelengkap yang dipakai mempelai wanita pada ujung lengan bajunya. Aksesoris ini terbuat dari kain yang diukir dan diberi renda pada pinggirannya.

Salempang

Aksesoris tambahan lain pada pakaian pengantin suku Bugis-Makassar adalah salempeng. Salempang ini digunakan baik laki-laki maupun perempuan.

Seperti salempang pada umumnya, salempang ini ditaruh di bagian pundak menyilang di badan sang pengantin. Pada bagian pinggang diberi perekat agar tertata dengan baik dan tidak mudah jatuh.

Giwang (Anting-anting)

Selanjutnya ada aksesoris pelengkap pengantin wanita yang berupa giwang atau anting-anting. Giwang ini juga terbuat dari logam kuningan yang kemudian diberi hiasan khusus.



Simak Video "Sederet Baju Adat yang Dipakai Jokowi saat Sidang Tahunan MPR"
[Gambas:Video 20detik]
(edr/alk)