Siri Na Pacce, Nilai Budaya dan Artinya dalam Masyarakat Bugis-Makassar

Siri Na Pacce, Nilai Budaya dan Artinya dalam Masyarakat Bugis-Makassar

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Selasa, 16 Agu 2022 09:08 WIB
Sigajang Laleng Lipa salah satu tradisi suku Bugis.
Ilustrasi tradisi Bugis-Makassar Sigajang Laleng Lipa dalam mempertahankan kehormatan (Siri'). (Foto: Istimewa)
Makassar -

Siri na pacce merupakan falsafah hidup yang dipegang oleh masyarakat suku Bugis-Makassar. Nilai-nilai dalam falsafah tersebut senantiasa dipertahankan masyarakat Bugis-Makassar dalam tatanan kehidupan.

Siri na pacce kerap kali diungkapkan oleh masyarakat Bugis-Makassar. Hal ini untuk mengingatkan jati diri orang Bugis-Makassar akan arti dari siri na pacce.

Lantas siri na pacce artinya apa? Simak ulasannya berikut ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budaya Siri Na pacce dalam kehidupan suku Bugis-Makassar menjadi salah satu faktor pendukung untuk mempertahankan nilai solidaritas kemanusiaan. Sehingga siri na pacce tidak dapat dipisah dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar.
ga dirinya.

Siri dan pacce adalah dua kata yang pada dasarnya tidak dapat dipisah dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar.

ADVERTISEMENT

Siri merupakan bahasa Makassar yang berarti malu. Sementara pacce merupakan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, semangat rela berkorban, bekerja keras, dan pantang mundur.

Siri na pacce membangun makna yang dalam dari kedua kata itu. Dijelaskan dalam Jurnal Antropologi: Isu-isu Sosial Budaya Universitas Andalas yang berjudul "Budaya Siri' Na Pacce dan Sipakatau dalam Interaksi Sosial Masyarakat Sulawesi Selatan" bahwa dalam masyarakat Makassar terdapat ungkapan yang berbunyi "punna tena siriknu, paccenu seng pakania" yang artinya kalau tidak ada siri'-mu pacce-lah yang kau pegang teguh.

Ungkapan ini menggambarkan bahwa antara siri' dan pacce selalu seiring sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Bagi masyarakat Bugis-Makassar, apabila siri dan pacce sebagai pandangan hidup tidak dimiliki oleh seseorang, maka orang tersebut tidak lebih dari binatang. Hal ini karena dinilai tidak punya siri' atau malu dan tidak memiliki unsur pacce atau kepedulian sosial.

Terdapat konsep yang tegas dalam budaya siri na pacce yang dipegang oleh masyarakat Bugis-Makassar. Siri memiliki tiga makna, yakni rasa malu, pendorong untuk membinasakan siapa saja yang mencederai kehormatan, dan pendorong untuk bekerja dan berusaha sebanyak mungkin.

Selain itu, siri juga menjadi pengekang orang Bugis-Makassar agar tidak melakukan tindakan persekusi yang dilarang oleh kaidah adat.

Sementara pacce memiliki makna perasaan hati yang sedih dan pilu apabila sesama warga masyarakat, keluarga, atau sahabat yang ditimpa kemalangan. Sehingga menimbulkan dorongan solidaritas bagi mereka yang ditimpa kemalangan.

Solidaritas sosial inilah yang mencari sumber moral untuk membentuk tatanan sosial di tengah masyarakat. Sehingga pacce berfungsi sebagai alat penggalang persatuan, solidaritas, kebersamaan rasa kemanusiaan dan memberi motivasi pula untuk berusaha sekalipun dalam keadaan yang sangat pelik dan berbahaya.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, siri na pacce dijadikan pedoman hidup oleh masyarakat Bugis-Makassar untuk menumbuhkan sikap positif. Selain itu membuat hidup lebih berguna dan bermakna.

Selanjutnya sejarah siri na pacce dalam masyarakat Bugis-Makassar...