Sejarah Ka'bah Menjadi Arah Kiblat, Pernah Menghadap Baitul Maqdis

Sejarah Ka'bah Menjadi Arah Kiblat, Pernah Menghadap Baitul Maqdis

Tim detikHikmah - detikSulsel
Selasa, 30 Mei 2023 21:00 WIB
Ilustrasi Kabah
Foto: Getty Images/iStockphoto/Aviator70
Jakarta -

Ka'bah merupakan bangunan suci yang dijadikan sebagai arah kiblat sholat bagi umat muslim di seluruh dunia. Bangunan ini berada di tengah-tengah kompleks Masjidil Haram, Arab Saudi.

Dilansir dari detikHikmah, Ka'bah setiap tahun selalu ramai dikunjungi oleh umat muslim yang akan menunaikan ibadah haji. Selain ibadah haji, tempat ini juga kerap dikunjungi oleh jemaah umroh yang ingin berziarah.

Lantas seperti apa sejarahnya? Simak ulasannya di bawah ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Pembangunan Ka'Bah

Sejarah pembangunan Ka'bah telah tertulis dalam kitab suci Al-Qur'an pada surat Imran Ayat 96. Dalam surat tersebut Allah SWT berfirman:

اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ

ADVERTISEMENT

Inna awwala baitiw wuḍi'a lin-nāsi lallażī bibakkata mubārakaw wa hudal lil-'ālamīn

Artinya: Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.

Ka'bah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan dibantu oleh anaknya yaitu Nabi Ismail. Hal tersebut tertulis dalam kitab suci Al-Quran pada surat Al Baqarah ayat 127, yang berbunyi:

وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

wa iż yarfa'u ibrāhīmul-qawā'ida minal-baiti wa ismā'īl, rabbanā taqabbal minnā, innaka antas-samī'ul-'alīm

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), "Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Setelah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun Ka'bah, Allah SWT memberi perintah agar menjadikan bangunan tersebut tempat suci umat Islam. Ka'bah kemudian menjadi tempat sholat, tawaf, dan itikaf.

Perintah ini tercantum dalam QS Al Baqarah ayat 125

وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ

wa iż ja'alnal-baita maṡābatal lin-nāsi wa amnā, wattakhiżụ mim maqāmi ibrāhīma muṣallā, wa 'ahidnā ilā ibrāhīma wa ismā'īla an ṭahhirā baitiya liṭ-ṭā`ifīna wal-'ākifīna war-rukka'is-sujụd

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikan lah maqam Ibrahim itu tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkan lah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!"

Dalam perjalanannya, Ka'bah telah mengalami perbaikan sebanyak empat kali. Renovasi terakhir dilakukan di masa Dinasti Umayyah yang dipimpin oleh Malik bin Marwan setelah mendapat laporan dari Al-Hajjaj.

Pada masa kepemimpinan Abdullah bin Zubairi, Ka'Bah pernah dibuat dengan dua pintu dan bangunannya diperluas, seperti dikutp dari NU Online. Sebelumnya, di bawah kepemimpna Abdullah bin Zubairi, Kabah diubah dengan membuat dua pintu dan menambah luas.

Sejarah Ka'Bah Menjadi Kiblat Arah Sholat

Seorang muslim wajib menghadap kiblat saat sholat seperti tercantum dalam QS Al Baqarah 144

فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ

fa walli waj-haka syaṭral-masjidil-ḥarām, wa ḥaiṡu mā kuntum fa wallụ wujụhakum syaṭrah

Artinya: "Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya."

Dalam sejarah, sebenarnya kiblat pertama umat muslim adalah Baitul Maqdis yang terletak di Jerusalem. Kemudian pada tahun kedua usai hijrah, kiblat umat muslim berubah menjadi Ka'Bah yang terletak di Masjidil Haram.

Perintah perubahan kiblat turun pada bulan Syaban pada bulan 16-17 setelah pindah dari Mekkah ke Madinah. Peristiwa perubahan kiblat tercantum di QS Al Baqarah 144


قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ ۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

Arab latin: Qad narā taqalluba waj-hika fis-samā`, fa lanuwalliyannaka qiblatan tarḍāhā fa walli waj-haka syaṭral-masjidil-ḥarām, wa ḥaiṡu mā kuntum fa wallụ wujụhakum syaṭrah, wa innallażīna ụtul-kitāba laya'lamụna annahul-ḥaqqu mir rabbihim, wa mallāhu bigāfilin 'ammā ya'malụn

Artinya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

Dikutip dari situs Kementerian Agama Kanwil NTB, ada empat alasan yang menjadikan Ka'bah dipilih sebagai kiblat:

  1. Kiblat Islam sama dengan Yahudi saat masih sama-sama menggunakan Baitul Maqdis.
  2. Masjidil Haram adalah kiblatnya Nabi Ibrahim.
  3. Kiblat Masjidil Haram dapat membuat orang-orang Arab tertarik masuk Islam.
  4. Nabi Muhammad SAW ingin kiblat ke arah Ka'bah karena merupakan tanah airnya.

Berdasarkan perintah dan pertimbangan tersebut, akhirnya sekitar tahun 622-623 masehi, umat muslim di seluruh dunia mulai menggunakan Ka'bah sebagai kiblat.



Simak Video "Kabar Haji 2023: Wukuf di Arafah"
[Gambas:Video 20detik]
(afs/asm)