Hari Peringatan Reformasi 21 Mei 2023, Begini Sejarah dan Kronologinya

Hari Peringatan Reformasi 21 Mei 2023, Begini Sejarah dan Kronologinya

Risdayanti Ismail - detikSulsel
Sabtu, 20 Mei 2023 16:00 WIB
FOTO ARSIP: Mahasiswa meluber hingga ke kubah Grahasabha Paripurna ketika menggelar unjuk rasa yang menuntut reformasi menyeluruh, Selasa (19/5/1998). Unjuk rasa mahasiswa yang datang dari Jakarta dan sejumlah kota di Jawa dan sumatera tersebut berlangsung dengan aman. FOTO ARSIP ANTARA FOTO/Saptono/RF02/ss/hp/asf.
Ilustrasi Hari Reformasi Nasional. (Foto: ANTARA FOTO/Saptono)
Makassar -

Tanggal 21 Mei merupakan peristiwa bersejarah dalam catatan ketatanegaraan sehingga diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional. Momen ini tidak terlepas dari peristiwa bersejarah yang mengakibatkan lengsernya Presiden Soeharto dari Jabatannya.

Reformasi atau era pasca-Soeharto merupakan titik awal Indonesia terlepas dari keterpurukan, krisis moneter, dan kerusuhan lainnya. Indonesia saat itu mulai menata tatanan negara yang demokratis.

Sejarah Reformasi Indonesia 1998

Dikutip dari buku Basuki Agus Suparno yang berjudul 'Reformasi dan Jatuhnya Soeharto', tahun 1997-1998 merupakan fase genting bagi Orde Baru karena munculnya tuntutan perubahan. Fase ini menjadi tonggak perubahan menuju 21 Mei Hari Reformasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rentang tahun ini ditandai dengan munculnya berbagai kemelut politik. Seperti yang dikatakan O'Rourke "Penuh dengan intrik, tragedi, misteri dan kekacauan".

Tahun 1997 dijadikan sebagai titik tolak karena pada tahun tersebut terjadi krisis moneter. Keresahan ini menjadi cikal bakal munculnya diskursus perubahan (reformasi) yang dibicarakan secara luas dan terbuka.

ADVERTISEMENT

Pada 21 Juli 1997, kurs rupiah mulai semakin melemah akibat kemunculan orang-orang yang mencoba mencari keuntungan besar dengan melakukan berbagai spekulasi. Puncaknya pada bulan Agustus, kondisi tersebut semakin parah akibat masyarakat yang kalut setelah Bank Indonesia gagal melakukan intervensi menjual dolar AS.

Hingga pada tahun 1998 tanda-tanda krisis semakin jelas ketika fundamental ekonomi Orde Baru mulai goyah. Dampaknya, krisis moneter tidak mampu diatasi.

Akibat krisis ini, berbagai proyek strategis mengalami penundaan, 16 bank dilikuidasi. Sehingga terjadi pengetatan kebijakan keuangan dan naiknya harga-harga bahan pokok makanan yang dibutuhkan masyarakat secara luas.

Pada tahun 1998 juga terjadi kerusuhan dimana-mana. Tercatat 4. 939 bangunan yang rusak dan hal serupa juga terjadi di Medan, Surabaya, Yogyakarta, Padang, Palembang, Solo, dan Ujung pandang (Makassar).

Tekanan-tekanan lain juga muncul dari demonstrasi mahasiswa yang berakhir ricuh terjadi di mana-mana. Dalam rentang satu bulan, yakni bulan Mei 1998, berbagai bentuk kerusuhan dan bentrok aparat keamanan terjadi di Medan, Tebing Tinggi, Siantar, Padang, Jakarta, dan sekitarnya (insiden Trisakti), dan Solo.

Peristiwa demi peristiwa pada akhirnya mempertegas wujud dan gambar asli arah tujuan gerakan politik yang ada. Berbagai elemen masyarakat, seperti mahasiswa, tokoh-tokoh masyarakat, akademis, buruh dan sebagian pemangku jabatan Orde Baru semakin keras dan terbuka menyuarakan agar Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.

Hingga pada tangga 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya. Ia menyatakan, "Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini Kamis, 21 Mei 1998."

Kronologi Jalannya Reformasi 1998

Dikutip dari buku karya Asep Zainuddin yang berjudul 'Modul Pembelajaran SMA: Sejarah Indonesia', bulan Mei 1998 merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia, juga momen penting bagi Soeharto. Saat itu, dia menyatakan diri mundur dari kursi kepresidenan. Berikut kronologis lengsernya Soeharto pada Mei 1998.

5 Maret 1998

dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI.

11 Maret 1998

Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden

14 Maret 1998

Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII.

15 April 1998

Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan berunjuk rasa menuntut dilakukannya reformasi politik.

18 April 1998

Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.

1 Mei 1998

Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.

2 Mei 1998

Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (tahun 1998-red).

4 Mei 1998

Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak ( 2 Mei 1998 ) dengan demonstrasi besar- besaran. Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan saat para demonstran terlibat bentrok dengan petugas keamanan. Di Universitas Pasundan Bandung, misalnya, 16 mahasiswa luka akibat bentrokan tersebut.

5 Mei 1998

Demonstrasi mahasiswa besar - besaran terjadi di Medan yang berujung pada kerusuhan. 9 Mei 1998 Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G -15. Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.

12 Mei 1998

Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi secara damai. Keempat mahasiswa tersebut ditembak saat berada di halaman kampus.

13 Mei 1998

Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita. Kegiatan itu diwarnai kerusuhan.

14 Mei 1998

Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo.

Sementara itu kerusuhan dan penjarahan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek seperti Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro, Ramayana dan Borobudur. Beberapa dari bagunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar. Sekitar 500 orang meninggaldunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi.

15 Mei 1998

Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek kunjungannya di Kairo. Ia membantah telah mengatakan bersedia mengundurkan diri. Suasana Jakarta masih mencekam. Toko - toko banyak di tutup. Sebagian warga pun masih takut keluar rumah.

16 Mei 1998

Warga asing berbondong - bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di Jabotabek masih mencekam.

19 Mei 1998

Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurrahman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana elemen masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur. Permintaan tersebut ditolak Soeharto.

Soeharto kemudian membuat reformasi, pada saat itu dia tidak mampu meredam massa
20 Mei 1998. Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan pagar kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke komplek Monumen Nasional namun pengerahan massa tak jadi dilakukan. Pada dini hari Amien Rais meminta massa tak datang ke Lapangan Monumen Nasional karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban jiwa

21 Mei 1998

Di Istana Merdeka, Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari kursi Presiden dan BJ. Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.

Ciri-Ciri Gerakan Reformasi

Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan kehidupan lama ke tatanan kehidupan baru yang lebih baik. Gerakan reformasi juga memiliki beberapa ciri, antara lain sebagai berikut:

  1. Gerakan reformasi dilakukan karena adanya penyimpangan-penyimpangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada masa pemerintahan Orde Baru banyak terjadi penyimpangan asas kekeluargaan menjadi nepotisme, praktik kolusi dan korupsi yang tidak sesuai dengan makna dan semangat Pembukaan UUD 1945 serta batang tubuh UUD 1945.
  2. Gerakan reformasi dilakukan berdasarkan suatu cita-cita Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Reformasi pada prinsipnya adalah suatu Gerakan untuk mengembalikan kepada dasar nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
  3. Gerakan reformasi dilakukan dengan berdasar pada kerangka UUD 1945 sebagai kerangka dasar Gerakan reformasi. Reformasi akan mengembalikan sistem kenegaraan pada dasar serta sistem negara demokrasi, yaitu kedaulatan di tangan rakyat seperti terkandung dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945.
  4. Reformasi diarahkan menuju suatu perubahan kehidupan kenegaraan ke arah kondisi serta keadaan yang lebih baik.Perubahan yang dilakukan dalam reformasi harus mengarah pada suatu kondisi kehidupan rakyat yang lebih baik dalam segala aspek, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya serta kehidupan keagamaan.
  5. Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 merupakan suatu Gerakan yang bertujuan untuk melakukan perubahan dan pembaruan, terutama perbaikan tatanan perikehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial.

Nah, itulah tadi penjelasan mengenai sejarah Hari Peringatan Reformasi serta kronologi lengkapnya. Semoga dapat semakin memperkaya wawasan kalian ya, detikers!

(urw/urw)