- Contoh Puisi Berbagai Tema 1. Mati Muda - Soe Hok Gie 2. Tak Sepadan - Chairil Anwar 3. Januari - Taufiq Ismail 4. Istirahatlah Kata-Kata - Wiji Tukul 5. Kekasih - WS Rendra 6. Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono 7. Dengan Puisi, Aku - Taufiq Ismail 8. Surat Cinta - Goenawan Mohamad 9. Doa Seorang Pesolek - Joko Pinurbo 10. Selamat Tinggal - Chairil Anwar 11. Kutukan Diri - Pramoedya Ananta Toer 12. Cinta yang Agung - Kahlil Gibran 13. Aku Ingin - Sapardi Djoko Samono 14. Padamu Jua - Amir Hamzah 15. Hilang (Ketemu) - Sutardji Calzoum Bachri 16. Kepada Uang - Joko Pinurbo 17. Rumah - Sitor Situmorang 18. Lagu Kerinduan - Ajip Rosidi 19. Aku Akan Tugur - Goenawan Mohamad 20. Janganlah Jauh - W.S Rendra
Tanggal 28 April diperingati sebagai Hari Puisi Nasional. Penetapan tanggal tersebut berdasarkan tanggal wafat sang penyair legendaris yaitu Chairil Anwar.
Peringatan ini ditujukan untuk mengenang wafatnya Chairil Anwar.
Puisi adalah salah satu karya sastra yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Umumnya puisi seringkali mencerminkan perasaan dan pengarangnya yang terikat oleh kebahasaan.
Contoh Puisi Berbagai Tema
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut contoh puisi:
1. Mati Muda - Soe Hok Gie
Ada orang yang menghabiskan waktunya ke Mekkah
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Mirasa
Tapi aku ingin menghabiskan waktuku di sisimu sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danau
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biapra
Tapi aku ingin mati di sisimu
Manis ku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu
Mari sini sayang ku
Kalian yang pernah mesra
Yang simpati dan pernah baik pada ku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung
Kita tak pernah menanamkan apa-apa
Kita tak kan pernah kehilangan apa-apa
Nasib terbaik adalah tak pernah dilahirkan
Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda
Dan yang tersial adalah berumur tua
Berbahagialah mereka yang mati muda
Mahluk kecil
Kembalilah dari tiada ke tiada
Berbahagialah dalam ketiadaanmu
2. Tak Sepadan - Chairil Anwar
Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasvéros.
Dikutuk sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak 'kan apa apa
Aku terpanggang tinggal rangka.
3. Januari - Taufiq Ismail
Butiran logam membunuh saudara
Dirabanya pinggangnya
Ketika dia rubuh
Sejemput dendam meluluh hatiku
Di mana kuburnya Semakin Jauh
Semakin jauh
Luka-lukamu
Luka bumi kita
Luka langit yang rapuh
Rumpun-rumpun bambu
Dan lereng akasia
Tempatmu berteduh
Mataya trembesi
Ngembara di padang lalang
Direnggutkan ke bumi
Dengan tujuh letusan
4. Istirahatlah Kata-Kata - Wiji Tukul
Istirahatlah kata-kata
jangan menyembur-nyembur
orang-orang bisu
kembalilah ke dalam rahim
Segala tangis dan kebusukan
dalam sunyi yang meringis
tempat orang-orang mengingkari
menahan ucapannya sendiri
tidurlah, kata-kata
kita bangkit nanti
menghimpun tuntutan-tuntutan
yang miskin papa dan dihancurkan
nanti kita akan mengucapkan
bersama tindakan
bikin perhitungan
tak bisa lagi ditahan-tahan
5. Kekasih - WS Rendra
Kekasihku seperti burung murai.
Suaranya merdu.
Matanya kaca.
Hatinya biru.
Kekasihku seperti burung murai.
Bersarang indah di dalam hati.
Muraiku,
hati kita berdua adalah pelangi selusin warna.
6. Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu,
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
7. Dengan Puisi, Aku - Taufiq Ismail
Dengan puisi, aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi, aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi, aku mengenang
Keabadian yang akan datang
Dengan puisi, aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi, aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi, aku berdoa
Perkenankanlah kiranya
8. Surat Cinta - Goenawan Mohamad
Bukankah surat cinta ini ditulis
ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh ritmis
menyentuh arah siapa saja
Bukankah surat cinta ini berkisah
berkisah melintas lembar bumi yang fana
Seperti misalnya gurun yang lelah
dilepas embun dan cahaya.
9. Doa Seorang Pesolek - Joko Pinurbo
Tuhan yang cantik,
temani aku yang sedang menyepi
di rimba kosmetik.
Nyalakan lanskap
pada alisku yang gelap.
Ceburkan bulan
ke lubuk mataku yang dalam.
Taburkan hitam
pada rambutku yang suram.
Hangatkan merah
pada bibirku yang resah.
Semoga kecantikanku tak lekas usai
dan cepat luntur seperti pupur.
Semoga masih bisa kunikmati hasrat
yang merambat pelan menghangatkanku
sebelum jari-jari waktu
yang lembut dan nakal
merobek-robek bajuku.
Sebelum Kau Senyapkan warna.
Sebelum Kau Oleskan lipstik terbaik
ke bibirku yang mati kata.
10. Selamat Tinggal - Chairil Anwar
Perempuan
Aku berkaca
Bukan buat ke pesta
Ini muka penuh luka
Siapa punya?
Kudengar seru-menderu
dalam hatiku?
Apa hanya angin lalu?
Lalu lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah...!!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal....
Selamat tinggal...!!!
11. Kutukan Diri - Pramoedya Ananta Toer
Kemudian datang jua
Ini diri hampir kaku dalam rangkulan
Kemampuan jiwa
Sedang deram genderang tinggal terdengar sayup
Hampir lenyap ditelan peternakan tubuh
Berderet-deret.
Ini pengembara bantingan egoisme Hawa
Berteriak sepanjang lorong mengemis pelepasan
Dan pelepasan peretas perderetan ini peternakan
Setan ! - dia telampau besar
Dimahalkan hilangnya kebiasaan menimang anak tubuhnya.
Pengecut ! Pengecut ! ini diri belum berani
Dibiarkan juga genderang menyekarat
Di lereng-lereng lembah belum diolah
Dan matahari tambah condong
Memburu tiap diri cari selimut sembunyian.
12. Cinta yang Agung - Kahlil Gibran
Cinta yang Agung - Kahlil Gibran
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu
dan kamu masih menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata
"Aku turut berbahagia untukmu"
Apabila cinta tidak berhasil
Bebaskan dirimu
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah, bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya..
Tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersamanya
Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang
Melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh
13. Aku Ingin - Sapardi Djoko Samono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
14. Padamu Jua - Amir Hamzah
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku gila, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu bukan giliranku
Mati hari - bukan kawanku
15. Hilang (Ketemu) - Sutardji Calzoum Bachri
Batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak
Kau kehilangan aku
Batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak
Kau ketemu aku
16. Kepada Uang - Joko Pinurbo
Uang, berilah aku rumah yang murah saja,
yang cukup nyaman buat berteduh
senja-senjaku, yang jendelanya
hijau menganga seperti jendela mataku.
Sabar ya, aku harus menabung dulu.
Menabung laparmu, menabung mimpimu.
Mungkin juga harus menguras cadangan sakitmu.
Uang, berilah aku ranjang yang lugu saja,
yang cukup hangat buat merawat
encok-encokku, yang kakinya
lentur dan liat seperti kaki masa kecilku
17. Rumah - Sitor Situmorang
Laut dan darat tak dapat lagi didiami
Benahilah kamar di hatimu
Atau - mari diam dalam rumahku,
Bumi yang tak berumah satu
Atau - tahanlah sendiri
(Lama sudah)
Di rumah-rumah sepi
Tiada laki
Lampu setia
Yang menunggui diri
Serta kursi-kursi
Dan jam di malam tua.
18. Lagu Kerinduan - Ajip Rosidi
Wajahmu antara batang kelapa langsing
Menebar senyum dan matamu menjadikan daku burung piaraan
Semua hanya bayangan kerinduan: kau yang nun entah di mana
Mengikuti setiap langkahku, biarpun ke mana
Kujalani kelengangan hari
Sepanjang pagar bayangan: wajahmu menanti
Langkah kuhentikan dan kulihat
Hanya senyummu memenuhi jagat
19. Aku Akan Tugur - Goenawan Mohamad
Aku akan tugur sepanjang malam
di Puri Tua itu, Dulcinea.
Menjaga mimpimu,
meski kau tak pernah ada.
Jalan putih, bulan putih,
fajar jauh, aku sendiri
seperti tonggak
sebelum gempa.
Kutulis sajak yang lelah,
mungkin
di pelana dingin
seperti somnabulis terakhir.
yang menempuh pasir, sepanjang malam
dari tingkap itu, Dulcinea,
dengan kasut sedih
kata-kata.
20. Janganlah Jauh - W.S Rendra
Janganlah jauh
bagai bulan
hanya bisa dipandang.
Jadilah angin
membelai rambutku.
Dan kita nanti
akan selalu berjamahan.
Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
Simak Video "Mengenang Sosok Chairil Anwar di Balik Hari Puisi Nasional 28 April"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/fat)