6 Baju Adat Jawa Tengah dengan Ciri Khasnya

6 Baju Adat Jawa Tengah dengan Ciri Khasnya

Rindang Krisnawati - detikJateng
Selasa, 12 Sep 2023 05:15 WIB
Baju adat Jawa Tengah
Foto: iStockphoto
-

Baju adat memiliki berbagai fungsi, bisa untuk menggambarkan status sosial, sebagai baju upacara adat, ataupun sebagai identitas suatu daerah. Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam kebudayaan adalah Jawa Tengah.

Jawa Tengah terkenal sebagai kota penghasil batik yang berkualitas. Salah satu contoh batik yang dibuat di Jawa Tengah adalah batik Pekalongan, batik Solo dan batik Lasem. Selain dikenal dengan batiknya, Jawa Tengah juga dikenal dengan baju adatnya.

Baju adat dari Jawa Tengah menyesuaikan dengan budaya di tiap kota ataupun daerah yang ditinggali. Ada baju adat yang digunakan untuk peristiwa penting seperti pernikahan, ada juga baju yang digunakan sehari-hari dengan kesan sederhananya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah untuk tahu lebih jelasnya tentang apa saja sih contoh baju adat dari Jawa Timur, simak artikel di bawah ini.

Contoh Baju Adat Jawa Tengah

Dalam buku berjudul Ensiklopedia Seni dan Budaya 3: Pakaian Nusantara (2016), berikut ini beberapa contoh baju adat Jawa Tengah.

ADVERTISEMENT

1. Kebaya Jawa Tengah

Kebaya merupakan baju adat yang digunakan oleh kaum wanita. Kebaya biasanya terbuat dari berbagai macam bahan, seperti kain brokat, kain katun, kain beludru dan juga kain nilon. Kebaya Jawa Tengah memiliki dua model, panjang dan pendek. Bawahan yang digunakan yakni kain jarik atau kain batik.

Cara menggunakan kainnya yaitu dengan cara dililit dari pinggang kiri ke kanan. Kebaya dilengkapi dengan beberapa aksesoris, seperti bros, kalung dan gelang.

2. Surjan

Surjan merupakan baju adat Jawa Tengah yang menggambarkan status sosial. Baju adat ini dulunya digunakan oleh anggota kerjaan yang memiliki keturunan bangsawan. Tidak semua orang dapat menggunakan surjan. Namun kini, surjan sudah banyak dipakai untuk acara atau kegiatan resmi. Umumnya, baju surjan ini mirip dengan beskap. Yang membedakan hanyalah motifnya.

Jika beskap bermotif polos, surjan bermotif lurik-lurik dengan warna hitam ataupun coklat. Untuk bawahannya, menggunakan kain jarik. Aksesoris pelengkap yang digunakan yakni blangkon untuk menutupi kepala. Blangkon umumnya digunakan untuk menutupi rambut pria yang panjang. Hal ini dikarenakan, dalam budaya Jawa, rambut panjang termasuk dalam aib. Sehingga perlu untuk menggunakan blangkon.

3. Kanigaran

Kanigaran merupakan baju adat yang digunakan untuk acara pernikahan. Pada zaman dulu, baju ini dikhususkan untuk kaum bangsawan, terutama raja. Berikut ini perbedaan antara kaum pria dan wanita dalam menggunakan kanigaran:

Kaum Wanita

  • Atasannya berupa kebaya dengan kain beludru yang disertai dengan manik-manik bernuansa emas.
  • Benang jahitannya juga menggunakan warna emas.
  • Bawahannya menggunakan kain dodot, yakni kain yang memiliki lebih banyak warna dibanding kain biasanya.
  • Bagian kepala dilengkapi dengan tusuk konde.
  • Menggunakan aksesoris berupa gelang dan kalung emas.

Kaum Pria

  • Atasannya menggunakan beskap yang ada kerahnya.
  • Atasannya menggunakan kain beludru yang dilengkapi dengan sulaman-sulaman emas.
  • Bawahannya sama seperti yang digunakan oleh kaum wanita. Kaum pria juga menggunakan kain kampuh atau dodot.
  • Bagian kepala biasanya menggunakan peci namun agak lebih tinggi ke atas.
  • Pria juga menggunakan aksesoris berupa kalung.

4. Basahan

Basahan, sama seperti kanigaran merupakan baju adat yang digunakan oleh pengantin. Baik pria maupun wanita, memiliki corak motif yang sama. Baju adat ini adalah warisan dari Kerajaan Mataram. Baju adat ini terlihat cukup berbeda karena tidak ada atasan yang digunakan. Berikut ini beberapa hal yang digunakan dalam basahan berdasarkan jenis kelaminnya:

Kaum Wanita

  • Para wanita menggunakan kain jarik atau kemben yang dililit pada bagian dada hingga ke bawah.
  • Bawahannya menggunakan kain dodot.
  • Menggunakan sanggul yang dihiasi dengan rangkaian bunga.
  • Menggunakan kalung sebagai aksesorisnya.

Kaum Pria

  • Para pria bertelanjang dada.
  • Menggunakan kain dodot sebagai bawahannya.
  • Untuk aksesoris kepala, biasanya menggunakan kuluk.
  • Membawa keris sebagai pelengkap.

Baju adat ini memiliki makna yang cukup dalam. Pengantin yang menggunakan baju ini disimbolkan sudah berserah diri kepada Tuhan. Selain itu, baju adat ini juga memiliki harapan yang disampaikan, seperti rumah tangga berjalan lancar, rukun, harmonis dan terhindar dari masalah.

5. Jawi Jangkep

Jawi jangkep merupakan baju adat yang digunakan oleh kaum pria. Atasan pada jawi jangkep berupa baju beskap dengan motif bunga. Bawahannya, menggunakan kain jarik yang dililitkan di pinggang. Untuk aksesoris saat menggunakan jawi jangkep yakni penutup kepala berupa blangkon, keris dan alas kaki.

6. Beskap

Beskap dan Jawi jangkep pada dasarnya sama. Hal ini karena, Jawi jangkep juga menggunakan beskap sebagai atasan. Namun, beskap kini sudah digunakan oleh kaum pria secara terpisah. Beskap identik dengan warna hitam polos sebagai atasannya. Pada bagian kerah, tidak ada lipatan sehingga bermodel lurus. Untuk bawahannya, menggunakan kain jarik yang dilengkapi dengan keris.

Nah itu dia penjelasan singkat mengenai baju adat Jawa yang bisa detikJateng rangkum. Semoga bermanfaat!



Simak Video "Sederet Baju Adat yang Dipakai Jokowi saat Sidang Tahunan MPR"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)