Batik Cirebon dari Kampung Kriyan, Bermotif Unik dan Gunakan Pewarna Alami

Batik Cirebon dari Kampung Kriyan, Bermotif Unik dan Gunakan Pewarna Alami

Ony Syahroni - detikJabar
Minggu, 02 Okt 2022 15:15 WIB
Hasil karya kain batik di Kampung Kriyan Cirebon
Hasil karya kain batik di Kampung Kriyan Cirebon (Foto: Ony Syahroni)
Cirebon -

Setiap 2 Oktober ditetapkan sebagai Peringatan Hari Batik Nasional. Bicara soal batik, Cirebon, Jawa Barat menjadi satu daerah yang tidak boleh dilewatkan.

Sebab, daerah yang terletak di jalur utama lintas pantura ini memang dikenal sebagai penghasil kain batik dengan motif yang paling khas yaitu Megamendung.

Hingga kini, produksi kerajinan batik di Cirebon masih terus berjalan. Salah satu wilayah yang menjadi penghasil kain batik adalah Kampung Kriyan Barat, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kampung ini, ada beberapa warganya yang menjadi pengrajin batik. Meski belum setenar kawasan Trusmi, namun kain batik hasil kreasi dari Kampung Kriyan ini memiliki keunikan tersendiri.

Para pengrajin di Kampung Kriyan lebih banyak menggunakan gambar daun-daunan sebagai motif untuk kain batik yang mereka buat. Mulai dari motif daun jati, daun talas, daun ampuh, daun keladi, daun kenikir dan lain-lain.

ADVERTISEMENT

"Jadi memang motifnya kebetulan lebih didominasi oleh gambar daun-daunan. Tapi sebenarnya kita menggambar itu tergantung kita maunya menggambar apa," kata Ningrum (32), salah seorang pengrajin batik di Kampung Kriyan, Sabtu (1/10/2022).

Oleh karenanya, selain motif daun-daunan, kain batik hasil kreasi dari pengrajin Kampung Kriyan juga memiliki beberapa motif lainnya. Mulai dari motif gambar binatang bahkan hingga motif gambar keripik tempe.

"Sebenarnya itu bukan keripik tempe. Sebenarnya itu gambar geometris, ada lingkaran, ada segitiga. Tapi kata anak saya itu kaya keripik tempe, jadi akhirnya dinamakan motif keripik tempe," kata Ningrum.

Tidak ketinggalan, di antara para pengrajin di Kampung Kriyan ini juga ada membuat kain batik dengan motif khas Cirebon yaitu Megamendung.

*Menggunakan Bahan Pewarna Alami*

Selain motif-motifnya yang unik, pewarna yang digunakan oleh para pengrajin kain batik di Kampung Kriyan juga bisa dibilang berbeda dari biasanya. Para pengrajin batik di kampung ini hampir semuanya menggunakan bahan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan, daun-daunan hingga biji-bijian.

"Untuk bahan pewarnanya kita biasa menggunakan daun mangga, daun ketapang, biji bixa, secang, tegeran, dan jolawe," kata Ningrum.

hingga saat ini, kata dia, proses pembuatan bahan pewarna alami yang digunakan untuk kain batik di Kampung Kriyan masih dilakukan secara manual. Semua bahan akan lebih dulu diekstrak secara manual untuk mendapatkan warna yang diinginkan.

"Jadi untuk pembuatan bahan pewarnanya kita masih melakukan secara manual. Jadi daun atau bahan yang lainnya itu kita ekstrak dulu," tuturnya.

Menurut Ningrum, para pengrajin batik di Kampung Kriyan lebih memilih menggunakan pewarna alami karena dinilai lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan pewarna sintetis. Mereka juga mengaku tidak terlalu kesulitan untuk mengolah limbahnya.

"Jadi kalau pakai bahan pewarna alami kan kita juga tidak terlalu pusing untuk mengolah limbahnya," kata Ningrum.

Bicara soal harga, kain batik hasil kreasi pengrajin Kampung Kriyan ini dibanderol dengan harga yang beragam. Yakni mulai dari harga Rp 250 ribu hingga 1 jutaan.

Harga yang dipatok untuk kain batik di Kampung Kriyan ini akan disesuaikan dengan bahan-bahan yang digunakan dan tingkat kesulitan dalam proses pembuatannya.



Simak Video "Tampang Lesu 'Si Herang' Pembunuh Ibu Kandung di Sukabumi"
[Gambas:Video 20detik]
(tey/tey)