9 Alat Musik Sulawesi Barat Beserta Penjelasannya

9 Alat Musik Sulawesi Barat Beserta Penjelasannya

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Sabtu, 23 Jul 2022 06:00 WIB
Alat musik tradisional Sulawesi Barat.
Foto: dok. Kemendikbudristek

Sebagai negara kepulauan, Indonesia dikenal memiliki wilayah yang luas dengan warisan budaya yang beragam. Setiap daerahnya memiliki alat musik tradisional tersendiri. Yuk, kenali beragam alat musik tradisional Sulawesi Barat berikut, dilansir dari Warisan Budaya Tak Benda Kemdikbud dan Jurnal Walasuji Kemdikbud.

Macam-Macam Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat

Alat musik tradisional Sulawesi Barat.Alat musik tradisional Keke. Foto: dok. Kemendikbudristek

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Keke/Pakeke

Keke merupakan salah satu alat musik tradisional dari Suku Mandar, Sulawesi Barat. Bahan untuk membuat alat musik Keke adalah bambu yang berukuran kecil sekitar 10cm. Bambu diberi lubang tiga sampai enam lubang, pada ujung bambu dililit daun lontar yang bentuknya menyerupai terompet sebagai pembawa efek bunyi khas yang dihasilkan.

Umumnya, alat musik tiup tradisional jenis Keke ini dimainkan di sawah atau di ladang milik warga untuk mengisi kesepian para petani saat menunggui ladang atau sawah mereka. Sekarang alat musik ini seringkali dimainkan untuk kepentingan seni pertunjukan seperti dalam Tradisi Mandar dan dikolaborasikan dengan alat musik tradisional lainnya.

ADVERTISEMENT

Keunikan:

  • Bentuk seperti terompet
  • Bunyi

Cara memainkannya: Ditiup.

Alat musik tradisional Sulawesi Barat.Alat musik Calong. Foto: dok. Kemendikbudristek

2. Calong

Ialah alat musik dari Mandar, Sulawesi Barat dan sudah digunakan sejak dulu hingga kini. Namanya berasal dari dua kata yakni caq dan long. Caq itu bunyi yang dikeluarkan saat pemukul mengenai bilah dan long berasal dari kata tillotillong (suara mendayu-dayu).

Alat musik pukul ini terbuat dari buah kelapa tua yang dipotong permukaan atas dan bawah, kemudian pada permukaan atasnya diberi besi dan bambu yang dipotong sebanyak empat potong berukuran 30 cm. Calong biasa dipadukan dengan alat musik tradisional lainnya untuk mengiringi tarian tradisional Sulawesi Barat.

Keunikan:

  • Bentuk
  • Bahan membuat alat musik

Cara memainkannya: Dipukul menggunakan potongan bambu.

3. Gimbal

Masyarakat di Polewali Mandar (Polman) mengenal alat musik tradisional gimbal adalah alat musik perkusi yang terbuat dari kayu dan kulit kerbau. Dahulu gimbal bahannya terbuat dari kayu sumaguri yang besar dan kulit kerbau besar yang dianggap keramat, sehingga alat musik gimbal ini dianggap keramat. Gimbal digunakan untuk mengiringi tari pallake (tari perang) sebagai bunyi isyarat pembukaan dari iringan musik yang mengiringi dan menjadi tari khas masyarakat Desa Ongko Kecamatan Campalagian Kabupaten Polman.

Fungsi religious gimbal adalah jembatan penghubung dengan leluhur untuk menangkal bala, selanjutnya mendatangkan berkah terhadap anak keturunannya serta ketentraman masyarakat sekitarnya. Sekarang ini gimbal bagi umat Islam digunakan sebagai alat pemanggil pada saat waktu sholat, sehingga gimbal ditabuh pada saat-saat tertentu. Dahulu pemilikan gimbal, hanya dapat dimiliki atau dikuasai dan disimpan oleh keturunan dari hadat (bangsawan) yang menjadi penguasa adat di Mandar.

Keunikan:

  • Bentuk
  • Fungsi dan nilai

Cara memainkannya: Ditabuh.

4. Kaqdaro

Alat musik ini dimainkan untuk menghibur para pejuang sebelum berperang. Bahan baku alat musik ini yaitu kayu pohon nangka, tempurung, kulit kambing, dawai dari kawat kuningan. Cara membuatnya kayu diraut dan dibentuk menjadi tangkai, kemudian diberi lubang sebagai tempat pemutar dawainya.

Sebagian terbuat dari tempurung kelapa (kaqdaro) atau kelapa tua (anjoro teraq) yang besar dan bulat memanjang. Penutupnya digunakan kulit kambing dipasang dalam keadaan basah, selanjutnya baru dipasang dawai. Alat musik ini mirip biola dan menyerupai alat musik Makassar yang disebut keso-keso sinrilik.

Keunikan:

  • Bentuk
  • Bahan membuat alat musik

Cara memainkannya: Digesek, alat penggeseknya yang terbuat dari bulu ekor kuda.

5. Gonggaq Lima

Masyarakat Mandar menyebut alat musik tradisional Gonggaq lima dengan nama Jarumbing, yang terbuat dari bambu kering. Gonggaq lima dalam bahasa Mandar berarti alat musik tangan lima artinya tangan, yang terbuat dari bambu kemudian diberi lubang kecil berjarak 1 ½ jari orang dewasa.

Lubang yang sama dibuat pula pada sisinya, tepat bersebelahan dengan lubang lainnya. Dari lubang diukur satu kali panjang lingkaran bambu itu, selanjutnya mulai dari ujung bambu tersebut diraut sehingga terbentuk dua lidah bambu yang agak pipih. Panjang lidah simetris itu 3 kali panjang lingkaran bambu, antara pangkal kedua lidah sampai ke masing-masing lubang kecil yang telah dibuat terlebih dahulu barulah dibuat celah pada dinding berikutnya.

Keunikan:

  • Bentuk
  • Cara memainkan alat musik

Cara memainkannya: Sebelah tangan memegang ujung yang satu, lalu ibu jari dan telunjuk diletakan tepat pada masing-masing lubang kecil. Selanjutnya sebelah lidah gongga lima itu dipukul-pukulkan pada pangkal telapak tangan yang lainnya.

Alat musik tradisional Sulawesi Barat.Alat musik kolintang. Foto: dok. Kemendikbudristek

6. Kolintang

Alat musik ini terbuat dari kayu khusus yang disusun dan dimainkan dengan cara dipukul. Sekilas Kolintang ini hampir sama dengan alat musik dari Jawa, namun yang membedakan adalah nada yang dihasilkan lebih lengkap dan cara memainkannya berbeda. Kolintang sering digunakan untuk mengiringi upacara adat, pertunjukan tari, pengiring nyanyian, bahkan pertunjukan musik. Alat Musik Kolintang dapat dikenali dari bentuknya yang unik, yakni serangkaian bilah kayu yang disusun di atas sebuah rak dengan ukuran bilah yang semakin menyusut (mengecil). Panjang pendeknya bilah ini menyesuaikan dengan nada yang ingin dihasilkan.

Keunikan:

  • Bentuk
  • Cara memainkan

Cara memainkan: Dipukul menggunakan tiga stik yang diberi bantalan kain.

Alat musik tradisional Sulawesi Barat.Foto: dok. Kemendikbudristek

7. Kacaping

Jenis alat musik ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu satu komponen berupa batang kecapi dan senar dari kawat. Untuk batang kecapi dirancang menyerupai perahu berbahan kayu cendana atau kayu nangka. Para pemetik atau pemain kecapi disebut pakkacaping. Kacaping atau kecapi berfungsi sebagai pengiring setiap dikumandangkan lagu-lagu daerah dan pengiring lagu dalam pementasan tarian-tarian tradisional.

Keunikan:

  • Bentuk
  • Bahan membuat alat musik

Cara memainkan: Dipetik.

8. Ganrang Mandar

Ganrang atau Gendang Mandar terbuat dari kayu batang kelapa dan kulit kambing. Caranya batang kelapa dilubangi, selanjutnya pada kedua sisinya ditutup oleh kulit kambing yang telah dikeringkan. Gendang Macca digunakan mengiringi berbagai macam tuddu dan pamacca (pencat silat). Hingga saat ini alat musik ini masih digunakan untuk mengiringi tarian tradisional.

Keunikan:

  • Bentuk
  • Bahan membuat alat musik

Cara memainkan: Ditabuh.

9. Rawana

Rebana dalam bahasa Mandar adalah rawana. Kehadiran alat musik ini merupakan penggabungan antara budaya Mandar dan budaya Arab. Walaupun alat musik ini bukan alat musik asli masyarakat Mandar, namun sejak dahulu orang Mandar sudah memainkan alat musik ini dan menjadi bagian dari kesenian tradisional mereka. Rebana terbuat dari kayu untuk membingkai kulit tipis yang direntangkan sebagai penghasil suara.

Pemain rawana (parrawana) memainkan alat musik rebana ketika ada pesta khatam Alquran dan mengiringi sayyang patuduq (kuda menari). Dalam Jurnal Walasuji disebutkan, menurut Cammana (Maestro Rawana) bahwa rawana merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melawan paham animisme atau zaman penyembahan berhala pada saat itu.

Keunikan:

  • Fungsi dan nilai
  • Bahan membuat alat musik

Cara memainkan: Ditabuh.



Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan"
[Gambas:Video 20detik]
(aau/fds)