Sejarah Ka'bah dan Munculnya Arah Kiblat

Sejarah Ka'bah dan Munculnya Arah Kiblat

Hanna Patricia M Lubis - detikHikmah
Senin, 29 Mei 2023 18:46 WIB
ilustrasi Kabah
Ka'bah. Foto: Unsplash @hydngallery
Jakarta -

Ka'bah merupakan bangunan suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Bangunan yang berada di kompleks Masjidil Haram ini adalah kiblat, tempat muslim menghadapkan wajahnya ketika sholat.

Tiap tahun, Ka'bah ramai dikunjungi para muslim yang akan menunaikan haji. Sedangkan di saat lain, jemaah umroh maupun yang sedang ingin berziarah ramai mengunjungi tempat suci ini.

Layaknya tempat suci lain di muka bumi, sejarahnya tentu bikin penasaran

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Ka'bah

Pembangunan Ka'bah telah tertulis dalam kitab suci Al-Quran pada surat Imran Ayat 96. Dalam surat tersebut Allah SWT berfirman:

اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ

ADVERTISEMENT

Inna awwala baitiw wuḍi'a lin-nāsi lallażī bibakkata mubārakaw wa hudal lil-'ālamīn
Artinya: Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.

Ka'bah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan dibantu oleh anaknya yaitu Nabi Ismail. Hal tersebut tertulis dalam kitab suci Al-Quran pada surat Al Baqarah ayat 127, yang berbunyi:

وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

wa iż yarfa'u ibrāhīmul-qawā'ida minal-baiti wa ismā'īl, rabbanā taqabbal minnā, innaka antas-samī'ul-'alīm
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), "Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Setelah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun Ka'bah, Allah SWT memberi perintah agar menjadikan bangunan tersebut tempat suci umat Islam. Ka'bah kemudian menjadi tempat sholat, tawaf, dan itikaf.

Perintah ini tercantum dalam QS Al Baqarah ayat 125

وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ

wa iż ja'alnal-baita maṡābatal lin-nāsi wa amnā, wattakhiżụ mim maqāmi ibrāhīma muṣallā, wa 'ahidnā ilā ibrāhīma wa ismā'īla an ṭahhirā baitiya liṭ-ṭā`ifīna wal-'ākifīna war-rukka'is-sujụd
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikan lah maqam Ibrahim itu tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkan lah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!"

Dalam perjalanannya, Ka'bah mengalami empat kali perbaikan dengan renovasi terakhir dilakukan di masa Dinasti Umayyah. Saat itu kepemimpinan dipegang Malik bin Marwan yang memperbaiki Ka'bah setelah mendapat laporan Al-Hajjaj.

Dikutip dari NU Online, sang khalifah mengembalikan bangunan Ka'bah seperti semula. Sebelumnya, di bawah kepemimpna Abdullah bin Zubairi, Kabah diubah dengan membuat dua pintu dan menambah luas.

Sejarah Ka'bah Menjadi Kiblat Arah Sholat

Saat sholat, seorang muslim wajib menghadap kiblat seperti tercantum dalam QS Al Baqarah 144

فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ

fa walli waj-haka syaṭral-masjidil-ḥarām, wa ḥaiṡu mā kuntum fa wallụ wujụhakum syaṭrah

Artinya: "Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya."

Dalam sejarahnya, Ka'bah di Masjidil Haram bukan kiblat pertama umat Islam. Awalnya, kiblat saat sholat adalah Baitul Maqdis di Jerusalem. Perubahan kiblat terjadi di tahun kedua usai hijrah.

Perintah perubahan kiblat turun pada bulan Syaban pada bulan 16-17 setelah pindah dari Mekkah ke Madinah. Peristiwa perubahan kiblat tercantum di QS Al Baqarah 144


قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ ۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

Arab latin: Qad narā taqalluba waj-hika fis-samā`, fa lanuwalliyannaka qiblatan tarḍāhā fa walli waj-haka syaṭral-masjidil-ḥarām, wa ḥaiṡu mā kuntum fa wallụ wujụhakum syaṭrah, wa innallażīna ụtul-kitāba laya'lamụna annahul-ḥaqqu mir rabbihim, wa mallāhu bigāfilin 'ammā ya'malụn

Artinya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

Dikutip dari situs Kementerian Agama Kanwil NTB, ada empat alasan yang menjadikan Ka'bah dipilih sebagai kiblat:

1. Kiblat Islam sama dengan Yahudi saat masih sama-sama menggunakan Baitul Maqdis.

2. Masjidil Haram adalah kiblatnya Nabi Ibrahim.

3. Kiblat Masjidil Haram dapat membuat orang-orang Arab tertarik masuk Islam.

4. Nabi Muhammad SAW ingin kiblat ke arah Ka'bah karena merupakan tanah airnya.

Sesuai dengan perintah dan pertimbangan tersebut, muslim di seluruh dunia mulai menggunakan Ka'bah sebagai kiblat sejak sekitar 622-623 masehi. Aturan ini tidak berubah meski ada koreksi karena adanya peristiwa astronomi, supaya arah kiblat benar-benar menuju Ka'bah.



Simak Video "Kabar Haji 2023: Wukuf di Arafah"
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)