Masjid Ar-Rahmah Jeddah, Terapung di Tepian Laut Merah

Masjid Ar-Rahmah Jeddah, Terapung di Tepian Laut Merah

Nilam Isneni - detikHikmah
Selasa, 09 Mei 2023 11:45 WIB
photo of Ar-Rahmah mosque landscape (mosque floating above the sea), Saudi Arabia. January 3, 2020.
Masjid Ar-Rahmah Jeddah yang mengapung di tepi Laut Merah. Foto: Getty Images/Haidan Abdan Syakuro
Jakarta -

Masjid Ar-Rahmah Jeddah menjadi salah satu objek favorit para jemaah haji dan umrah sebelum kembali ke negara asalnya. Masjid ini mengapung di tepi Laut Merah.

Merujuk dari buku Menunggu Suara Azan Dari Langit Budapest, Catatan Sang Musafir: Aceh Sampai Eropah karya Usamah El-Madny, masjid yang terletak di tepi Laut Merah ini sebenarnya tidak menyimpan nilai historis apa pun dalam sejarah Islam dan juga tidak terkait dengan ritual ibadah haji dan umrah.

Semula, masjid ini bernama Masjid Fatimah hingga akhirnya dari mulut ke mulut para peziarah menyebut masjid ini sebagai Masjid Fatimah Az-Zahra.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guna menghindari adanya kesalahpahaman para jemaah dan khawatir jika dikaitkan dengan Fatimah Az-Zahra putri baginda Nabi Muhammad SAW maka Pemerintah Arab Saudi kemudian mengubah nama masjid ini menjadi Masjid Ar-Rahmah.

Menurut Faridh Ahmadi dalam buku Mentari di Sudut Jeddah, perubahan nama Masjid Fatimah menjadi Masjid Ar-Rahmah terjadi pada Desember 2010. Masjid ini juga disebut Masjid Terapung Laut Merah.

ADVERTISEMENT

Masjid ini memiliki sebuah kompleks yang ditata begitu indah dan sangat menawan, kompleks tersebut adalah kompleks Al-Shati.

Masjid Ar-Rahmah ini bukan satu-satunya masjid yang berada di kawasan Kurnis, Kota Jeddah. Melainkan, ada beberapa masjid yang berukuran lebih kecil dibangun di sepanjang pantai.

Merujuk dari Memoar of Jeddah karya Jihan Davincha, salah satu julukan yang disematkan oleh Kota Jeddah adalah "Pengantin Laut Merah". Julukan tersebut diperoleh karena kota ini memang bersinggungan langsung dengan pesisir Laut Merah.

Jalan raya di tepian pantai tersebut dikenal dengan Corniche Road yang tidak hanya berupa satu jalan panjang yang sambung menyambung, tetapi sebuah jalan yang terbagi atas dua bagian.

Jalan ini terletak di Distrik Al Hamra dan Distrik Ar Rawdah. Masjid Ar-Rahmah menjadi ikon di jalan tersebut. Masjid tersebut merupakan "Masjid Apung" karena sebagian fondasinya terletak di dasar laut.

Masjid Ar-Rahmah ini terletak di wilayah Corniche Jeddah. Kawasan ini merupakan kawasan baru yang dikembangkan pemerintah setempat sebagai kawasan wisata di sepanjang Laut Merah.

Melansir Arab News, Masjid Ar-Rahmah dibangun pada tahun 1985. Area masjid ini seluas 2.400 meter persegi dan siap menampung para jemaah haji dan umrah di dari seluruh dunia yang mengunjunginya.

Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan antara gaya modern dan kuno serta seni Islam yang dibangun dengan teknologi canggih dan sistem suara serta pencahayaan yang mumpuni.

Masjid Ar-Rahmah memiliki 52 kubah luar, selain kubah utama--yang terbesar--dengan 8 pilar penyangga. Terdapat 23 payung luar, manik-manik di bagian luar dan dalamnya bertuliskan ayat-ayat Al-Qur'an. Sebanyak 56 jendela didesain dengan corak Islam.

Bukan hanya Masjid Ar-Rahmah saja yang menjadi objek destinasi melainkan pasar Corniche Jeddah juga merupakan pasar populer dan disukai jemaah umrah dan haji.

Beberapa objek wisata bersejarah lain juga menarik perhatian para jemaah haji dan umrah. Merujuk dari Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah (Ed. Revisi) karya Agus Arifin, berikut situs-situs bersejarah dan objek wisata lainnya,

  • Masjid Abu Bakar Ash Shidiq yang direnovasi oleh Umar bin Abdul Aziz pada (87-93 H atau 706-712 M). Masjid ini juga pernah direnovasi oleh Sultan Ottoman Mahmud II pada 1254 H atau 1838 M.
  • Masjid Al-Ghamamah (Masjid Awan), yang dibangun oleh Sultan Ottoman Abdul Majid pada 1275 H atau 1858 M. Terletak di sebelah barat daya Masjid Nabawi. Pada zamannya, Rasulullah SAW menjadikan tempat ini sebagai salat Id. Sehingga Masjid ini diberi nama Al-Ghamamah karena setiap kali Rasulullah SAW salat di tempat ini senantiasa dinaungi awan. Biasanya tempat ini juga menjadi tempat pelaksanaan salat Istisqa.
  • Masjid Umar bin Khatab yang bangun oleh Syamsudin Muhammad bin Ahmad As-Salawi pada 850 H atau 1446 M.
  • Masjid Utsman bin Affan yang terletak di jalan Abu Bakar as-Shiddiq dibangun pada tahun 1404 H.
  • Masjid Ali bin Abi Thalib yang dibangun oleh Umar bin Abdul Aziz pada 87-93 H atau 706-712 M.

Selain itu, ada Masjid Imam Bukhari, Masjid Bilal, Masjid As-Sajadah, Masjid Ijabah, hingga pasar kurma.



Simak Video "Penjelasan Ilmiah Terbelahnya Laut Merah Zaman Nabi Musa"
[Gambas:Video 20detik]
(kri/kri)