Akhir Agustus 1883, Letusan Gunung Krakatau Gelapkan Dunia Selama 2 Hari

Akhir Agustus 1883, Letusan Gunung Krakatau Gelapkan Dunia Selama 2 Hari

Noor Faaizah - detikEdu
Selasa, 29 Agu 2023 19:30 WIB
Aktivitas Gunung Anak Krakatau terus dipantau oleh petugas BMKG dan PVMBG pascatsunami di Selat Sunda. Seperti apa kondisi Gunung Anak Krakatau terkini?
Gunung Anak Krakatau yang muncul beberapa dekade setelah letusan dahsyat Gunung Krakatau pada 1883 Foto: Antara Foto
Jakarta -

Gunung Krakatau terletak di perairan Selat Sunda, sebelah timur Pulau Sumatera dan barat Pulau Jawa. Gunung berapi vulkanik itu meletus pada 27 Agustus 1883 dengan suara ledakan yang terdengar mencapai 4900 km, melontarkan 20 km kubik batuan panas ke udara.

Letusan dahsyat itu juga menimbulkan tsunami setinggi 36 meter dan menewaskan sekitar 36.000 orang.

Sebelumnya, Krakatau telah menunjukkan erupsi awal pada tanggal 20 Mei 1883. Erupsi tersebut tercatat ketika sebuah kapal perang Jerman melaporkan bahwa mereka melihat awan abu dan debu setinggi tujuh mil melambung di atas Gunung Krakatau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, pada tanggal 26 dan 27 Agustus 1883, ledakan dahsyat Krakatau terdengar hingga Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika. Dalam beberapa jam, terjadi lonjakan tiba-tiba pada gelombang tekanan yang diukur dengan instrumen pengukur tekanan di Britania Raya serta di Amerika.

Letusan Dahsyat Gunung Krakatau

Dilansir dari history.com, ledakan super pada sore hari itu berhasil menghancurkan dua pertiga bagian utara pulau. Ketika pulau tersebut runtuh ke dalam rongga magma yang berada di bawah laut, ledakan melontarkan fragmen batuan ke udara. Sebagian besar pulau yang tersisa tenggelam ke dalam kaldera atau kawah vulkanik yang berdiameter sekitar 6 kilometer (3,8 mil).

ADVERTISEMENT

Dari letusan Krakatau, terbentuk aliran piroklastik. Aliran piroklastik ini mengandung (benda cair, gas, abu vulkanik, pumice atau batu apung, dan blok lava panas yang bergerak cepat, menghancurkan segala sesuatu yang dilewatinya.

Dengan kecepatan lebih dari 80 km/jam, mereka dapat menjatuhkan, memecahkan, mengubur, atau membawa pergi hampir semua benda dan struktur di jalanan. Terlebih, suhu ekstrem dari batuan dan gas mencapai 200°C hingga 700°C, suhu yang dapat menyulut api dan melelehkan es.

Letusan Krakatau menghasilkan suara paling keras yang pernah tercatat dalam sejarah modern. Terdengar di lebih dari 10% permukaan Bumi, letusan tersebut terdengar seperti tembakan jauh yang dilaporkan dari Australia dan pulau Mauritius.

Kehancuran yang lebih dahsyat diakibatkan oleh gelombang tsunami yang menyapu garis pantai pulau. Serangkaian tsunami besar merambat hingga Hawaii dan Amerika Selatan. Gelombang terbesar tercatat ada di wilayah yang saat ini masuk Provinsi Banten.

Akibatnya seluruh vegetasi pulau-pulau di Selat Sunda tersapu bersih. Rumah dan struktur bangunan serta jalanan hancur total, dan ribuan orang di Jawa dan Sumatra tewas terbawa ke laut. Dari 36 ribu orang yang meninggal akibat letusan gunung Krakatau, diketahui lebih dari 34 ribu kematian akibat tsunami.

Sinar Matahari Tertutup Selama Dua Hari

Dilansir dari laman National Centre for Environmental Information, debu halus dari ledakan Gunung Krakatau beterbangan ke seluruh bumi. Abu tersebut menyebabkan efek halo di sekitar bulan dan matahari. Hal ini menyebabkan sinar matahari terbenam selama dua hari setengah.

Abu yang tersebar hingga 800 ribu persegi itu juga menjadi filter radiasi matahari. Hal ini menyebabkan penurunan suhu global hingga mencapai 0,5°C dan berlangsung hingga beberapa tahun setelahnya. Suhu baru kembali normal setelah 5 tahun, yaitu pada 1888.

Setelah letusan tersebut, Krakatau relatif tenang hingga tahun 1920-an. Ketika aktivitas vulkanik kembali terjadi, letusan yang lebih kecil menciptakan puncak baru, atau dikenal dengan Anak Krakatau yang muncul di tengah kaldera.

Selain Krakatau yang masih aktif, Indonesia mempunyai 130 gunung berapi aktif lainnya dan menjadi negara dengan gunung api aktif terbanyak di dunia.



Simak Video "Letusan Gunung Ruang Bisa Berpotensi Tsunami"
[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia