Sejarah Mina, Tempat Mulia yang Jadi Area Berkumpul Jamaah Haji

Sejarah Mina, Tempat Mulia yang Jadi Area Berkumpul Jamaah Haji

Devi Setya - detikEdu
Jumat, 15 Jul 2022 19:00 WIB
Perkemahan haji di Mina
Ilustrasi pemandangan Mina saat musim haji Foto: AFP/DELIL SOULEIMAN
Jakarta -

Mina atau dikenal juga sebagai Muna merupakan sebuah lembah dan lingkungan yang terletak di distrik Masha'er di Provinsi Makkah, Arab Saudi. Dalam prosesi ibadah haji, para jamaah harus berkumpul dan berdiam diri selama beberapa hari di Mina.

Dikutip dari buku 1001 Fakta Dahsyat Mukjizat Kota Makkah oleh Asima Nur Salsabila, Mina terletak dalam kawasan Tanah Haram antara Mekah dan Muzdalifah. Terletak sekitar 7 km dari Muzdalifah dan 4 km dari Masjidil Haram.

Daerah Mina punya peran penting dalam ibadah haji. Area seluas kurang lebih 20 km persegi ini menjadi tempat jamaah haji berkumpul. Dalam bahasa Arab, Mina memiliki arti harapan atau cita-cita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Mina

Zaman dahulu, Mina merupakan satu tempat yang terpencil dan hampir kosong pada waktu selain musim haji. Mina awalnya didiami oleh orang-orang berketurunan Quraisy.

Pada zaman Rasulullah SAW, jamaah jamaah haji yang datang menaiki unta dan datang lebih awal ke Mina, dipersilakan untuk mengikatkan untanya di tempat yang ia kehendaki. Bagi jamaah haji yang datangnya belakangan, tidak mendapatkan tempat sebagaimana yang datang lebih dahulu.

ADVERTISEMENT

Mina atau Muna dalam bahasa Arab berarti harapan. Tempat ini menjadi harapan bagi Nabi Adam AS, setelah dibisiki bertemu dengan Hawa karena perpisahan selama 200 tahun.

Tak hanya itu, Mina berasal dari kata Amna yang berarti mengalirkan darah. Mina menjadi tempat bagi Nabi Ibrahim as melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail as.

Ibadah ini kemudian disyariatkan kepada umat Islam untuk menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha hingga hari Tasyrik, untuk mengenang peristiwa yang terjadi pada Nabi Ibrahim itu.

Mina juga menjadi tempat penuh cobaan. Nabi Ibrahim as tidak saja harus mengorbankan putra tersayangnya, tetapi juga diuji oleh setan. Karena itulah, Nabi Ibrahim as melempari setan itu dengan batu. Kisah ini diabadikan dengan kewajiban setiap jamaah untuk melempar jumrah

Mina sekarang jadi kota tenda

Setiap umat Islam yang menjalankan ibadah haji akan menetap selama beberapa hari di Mina. Jamaah akan berkumpul dan bermalam di tenda-tenda sebagai tempat berteduh.

Kawasan ini kemudian berkembang pesat menjadi area modern. Ribuan tenda bisa ditemukan ketika musim haji tiba. Ada lebih dari 100.000 tenda jemaah haji yang dibangun di daerah tersebut.

Ratusan ribu tenda yang berdiri ini membuat Mina mendapatkan julukan sebagai Kota Tenda. Seluruh tenda yang dibangun memiliki kapasitas hingga 3 juta orang jamaah haji.

Jauh sebelum pemerintah Arab membangun tenda ini, para jamaah akan membawa tenda mereka sendiri ke lembah dan membongkar tenda mereka saat selesai melaksanakan ibadah haji. Sekitar tahun 1990-an, tenda kapas permanen dipasang oleh pemerintah Arab Saudi.bkoni tenda permanen menjadi tempat berlindung para jamaah haji.

Tenda-tenda tersebut dikelompokkan ke dalam kamp-kamp, masing-masing dengan dinding luar mereka sendiri, dan dibagi oleh kebangsaan para jamaah haji.

Setiap kamp dilengkapi dengan dapur, kamar mandi, dan fasilitas wudhu, dan terhubung ke kamp-kamp lain melalui jalan setapak. Tenda-tenda tersebut juga ditandai dengan pasangan warna dan angka yang unik untuk membuatnya lebih mudah dikenali para jamaah haji yang datang dari penjuru dunia.

Tragedi Mina

Dilansir dari AFP (14/7) pada 2 Juli 1990, sebuah peristiwa terjadi saat musim haji di mana 1,426 orang tewas akibat terinjak-injak dan gangguan pernapasan dalam sebuah terowongan di dekat Mekkah. Peristiwa tersebut merupakan tragedi Haji dengan korban tewas tertinggi pada zaman modern dan terkenal dengan sebutan tragedi terowongan Mina.

Tragedi berdarah Mina kembali terjadi pada 15 April 1997, sekitar 340 jemaah haji tewas dalam kebakaran di tenda-tenda haji di Mina. Lebih dari 1.500 orang lainnya terluka. Penyebabnya adalah kebakaran yang berasal dari tabung gas yang digunakan untuk memasak.

Kemudian pada 23 September 2015 sebanyak 453 jemaah haji dilaporkan tewas dan lebih dari 719 orang luka-luka. Musibah ini terjadi akibat saling dorong jemaah di area tenda Mina saat menuju ke lokasi jumrah aqobah.



Simak Video "Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Gelar Simulasi Penanganan Jemaah"
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia