Kisah Komunitas Vespa Ekstrem: Kami Petualang Jalanan, Bukan Gembel

Vespa World Days 2022 Bali

Kisah Komunitas Vespa Ekstrem: Kami Petualang Jalanan, Bukan Gembel

Miechell Octovy Koagouw - detikBali
Jumat, 10 Jun 2022 16:21 WIB
Dua anggota komunitas Vespa ekstrem asal Jember, Jawa Timur saat ditemui di Jalan By Pass Nguraj Rai menuju Nusa Dua, Bali, Jumat (10/6/2022).
Dua anggota komunitas Vespa ekstrem asal Jember, Jawa Timur saat ditemui di Jalan By Pass Nguraj Rai menuju Nusa Dua, Bali, Jumat (10/6/2022). (Foto: Miechell Octovy Koagouw/detikBali)
Badung -

Keberadaan komunitas-komunitas Vespa ekstrem dengan tampilan modifikasi yang terkesan nyeleneh kerap mencuri perhatian publik. Ada yang seakan membawa sampah, botol-botol bekas, hingga rongsokan saat berkendara di jalan raya. Tak hanya motor yang dianggap aneh, penampilan sang pengendara Vespa ekstrem juga sering dicap sebagai gembel atau gelandangan.

Seperti diakui oleh Aji Sogol Vespa, salah satu anggota Comunitas Roso Mempesona atau disingkat Corona asal Jember, Jawa Timur. Ia bersama komunitas Corona datang ke Vespa World Days (VWD) 2022 di Nusa Dua, Bali dan telah menempuh perjalanan sekitar satu minggu.

Sekilas, tampilan motor Vespa yang dikendarainya sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Setang motor agak tinggi, body motor berwarna hitam penuh coretan. Vespa tersebut juga dibikin sespan atau gandengan samping dengan besi-besi bekas yang dilas, lalu dipasangi roda yang cukup banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aji mengakui perjalanan mereka naik Vespa ekstrem memang terkesan menggelandang di jalanan. Namun, ia sedih jika ada tudingan miring yang menyebut mereka gelandangan atau gembel.

"Saya sudah dengar tudingan-tudingan seperti itu, tapi gaya perjalanan kami memang begini. Istilahnya apa adanya saja hingga sampai tujuan. Tidur dan istirahat di mana saja, makan tidak teratur, kadang habis uang, bermasalah mesin. Tapi kami bukan gembel atau gelandangan. Sedih dengan tudingan itu tapi hadapi saja dengan senyuman," ucapnya saat ditemui detikBali di kawasan Jalan Ngurah Rai menuju Nusa Dua, Bali, Jumat (10/9/2022).

ADVERTISEMENT

"Jadi gaya kami memang begini, tapi kami bukan gembel, gelandangan, atau sejenisnya. Anak Vespa ekstrem itu petualang jalanan, sebutlah kami demikian," ujarnya.

Ia juga menceritakan pengalaman paling berkesan selama 25 tahun bersama komunitas Vespa ekstrem. Menurut Aji, justru ketika sedang tertimpa masalah contohnya saat touring luar pulau pernah mengalami masalah tali gas putus, busi, selang bensin putus, sekaligus kehabisan uang.

"Tapi semua dapat teratasi berkat bantuan teman-teman sesama komunitas Vespa dan warga juga ikut membantu sampai kami melanjutkan perjalanan. Itu berkesan buat saya, justru duka selama perjalanan itu membekas sekali.Tapi untungnya tali rem tidak pernah bermasalah," imbuhnya.

Ia berpesan kepada sesama anak komunitas Vespa untuk tetap menjadi diri sendiri, menjadi anak baik dalam perjalanan, dan tetap solid untuk saling membantu walaupun sebenarnya keadaan diri sendiri juga sulit.

"Semua tergantung diri sendiri, bagaimana membawa diri di tengah masyarakat selama touring. Jadilah anak vespa yang solid dan baik. Jadilah demikian, karena kita ini petualang, bukan gelandangan apalagi kriminal," tandasnya.

Bekerja Sambil Jalankan Hobi

Sementara itu, keseharian Aji di Jember adalah menjalankan bengkel bernama Sogol Vespa yang sudah ditekuninya sejak masih mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 1997. Selain itu, rasa persaudaraan yang tinggi antarsesama anggota komunitas juga membuatnya betah berkecimpung di komunitas Vespa ekstrem.

"Sudah hobi sejak SMP utak-atik mesin Vespa khususnya jenis PX yang menurut saya legend. Dari situ perlahan terbentuk Corona dan berpetualanglah saya bersama rekan-rekan dari Jember sudah sampai Makassar, Jayapura, dan sekarang Bali," tuturnya menambahkan.

Selama berpetualang, ia mengaku selalu didukung istri maupun keluarga besarnya. Terlebih sang istri yang juga seorang penggemar Vespa.

"Kegiatan saya setiap hari ya saya juga bekerja di bengkel, kadang jadi supir, sampai cari rongsokan besi tua, jadi rekan-rekan saya juga ada dari luar komunitas vespa, normal saja. Dan teman-teman komunitas masing-masing juga begitu, supaya dapur tetap ngebul. Jadi hobi dan ekonomi keluarga semua jalan bersamaan," kata Aji sambil tersenyum.



Simak Video "Persiapan Pemprov Bali Sebagai Tuan Rumah World Water Forum ke-10"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)