Benarkah Lelaki Lebih Kuat daripada Perempuan?

CNN Indonesia
Jumat, 10 Mar 2023 07:34 WIB
Pria selama ini diasumsikan, termasuk oleh miliarder Elon Musk, lebih kuat daripada perempuan. Cek fakta ilmiahnya berikut.
Ilustrasi. Siapa lebih kuat, lelaki atau perempuan? (iStockphoto/Rawpixel)
Jakarta, CNN Indonesia --

Siapakah yang lebih kuat, pria atau perempuan? Sejumlah studi menjawab asumsi ini berdasarkan penelitian massa tubuh.

Pertanyaan itu mengemuka usai balasan CEO Twitter, Elon Musk terkait atlet angkat besi transgender yang harusnya boleh ikut kompetisi perempuan.

Balasan itu diberikan Musk terhadap berita Fox News dengan judul USA Powerlifting must let transgender athletes compete in women's division after losing discrimination case.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berita itu memberitakan tentang atlet transgender, JayCee Cooper yang menang atas Federasi Angkat Besi AS dalam kasus pelarangan ikut kompetisi di kategori perempuan. Kemenangan itu membuat Federasi harus mengizinkan atlet transgender ikut kompetisi di kategori perempuan.

ADVERTISEMENT

Menanggapi hal itu, Musk membalas dalam twitnya. "This is extremely unfair to anyone with XX chromosomes! (Sama sekali tidak adil bagi siapa pun dengan kromosom XX)".

Kromosom XX sendiri merupakan kromosom perempuan. Sebaliknya, kromosom pada pria adalah XY.

Perbedaan performa dan kekuatan antara atlet angkat besi pria dan perempuan telah menjadi obyek penelitian sejak lama. Salah satu penelitian dibuat oleh Matt Brzycki selaku Coordinator of Health Fitness, Strength and Conditioning Programs Princeton University.

Dalam studinya, Brzycki mengatakan "pria jauh lebih kuat daripada perempuan. Namun pria juga secara signifikan lebih besar dan berat daripada perempuan."

"Dalam hal kekuatan absolut, tubuh yang lebih besar milik pria memberikan mereka keuntungan yang menentukan daripada perempuan," tulisnya lagi.

Namun, Brzycki menegaskan perbedaan kekuatan antara pria dan wanita dalam angkat besi tidaklah terlalu signifikan, jika berat tubuh ikut dipertimbangkan.

Brzycki memperoleh kesimpulan tersebut usai meneliti penampilan rekor dunia dari pria dan perempuan dalam tiga angkatan kompetitif di tujuh kelas berat yakni: 52, 56, 60, 67,5, 75, 82,5 dan 90 kg.

Rekor dunia yang diacu berdasarkan kepada pencatatan International Powerlifting Federation per tahun 2001.

"Dalam setiap dari tujuh kelas berat tersebut, penampilan dari perempuan dalam pemecahan rekor dunia, dibagi dengan penampilan pemecahan rekor dunia oleh pria. Alhasil, jumlah yang dihasilkan adalah presentasi kekuatan pria," tulisnya.

Dari hasil hitungan tersebut, diperoleh data bahwa penampilan perempuan saat gerakan squat berada di kisaran 65,766 -76,984 persen dari penampilan pria. Ketika squat, diketahui otot yang paling banyak digunakan adalah bokong, paha belakang, paha depan, dan punggung bawah.

Lebih lanjut, pada saat bench press, performa atlet perempuan berada di kisaran 60,563 -70,667 persen dari atlet pria. Pada saat bench press, otot yang digunakan mayoritas adalah bahu, trisep, dan dada.

Sementara itu, pada saat gerakan deadlift, otot yang paling banyak digunakan adalah bokong, hamstring, quadriceps, dan punggung bawah. Hasilnya, penampilan atlet perempuan berada di kisaran 69,032 -78,519 persen dari atlet pria.

Brzycki mengatakan, untuk kekuatan absolut pria memang lebih kuat daripada perempuan. Akan tetapi, jika berat badan dibandingkan dengan total angkatan, perempuan lah yang justru lebih kuat daripada pria.

"Sejumlah perempuan contohnya, telah mengangkat beban 3,5 kali lebih berat daripada berat badannya saat squat dan deadlift. Satu orang atlet perempuan telah melakukan angkatan deadlift hampir empat kali daripada beratnya," tulis Brzycki.

Tetap ada perbedaan di halaman berikutnya...

Gap Menyempit Namun Tetap Ada Perbedaan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER