Untung Rugi Indonesia Menggelar Pertunjukan Seni Dunia

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Senin, 12 Okt 2015 07:16 WIB
Sebagian besar penonton teater Broadway di Singapura ialah orang Indonesia. Sudah saatnya para pengusaha di Indonesia memikirkan peluang ini.
Ilustrasi pertunjukkan teater. (REUTERS/Henry Romero)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada dua alasan orang pergi berlibur ke luar negeri. Pertama, untuk mencari pengalaman baru. Ke-dua, untuk memamerkannya di media sosial. Apa pun alasannya, negara yang mereka datangi sudah pasti mendapatkan keuntungan secara ekonomi.

Belakangan ini, liburan ke luar negeri sambil menonton pergelaran seni sedang menjadi tren. Salah satu yang ramai diperbincangkan ialah menonton pertunjukan teater musikal ala Broadway yang populer di New York, Amerika Serikat. Kisah klasik yang diadegankan di atas panggung nan megah menjadi pencapaian tersendiri bagi mereka yang gemar akan seni.

Ada Pasar dan Menguntungkan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar tahun 1990-an, Indonesia berhasil mendapatkan kue dari pasar konser musisi dunia. Sejak saat itu, banyak konser bertaraf internasional yang hadir di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Kini, Indonesia kembali punya ambisi untuk mendapatkan kue dari pasar pertunjukan sandiwara kelas dunia.

Singapura sudah lebih dulu berambisi dalam hal itu. Di sana, berbagai teater Broadway sudah pernah digelar, dari Lion King hingga Cats. Dikatakan pemerhati seni Bram Kushardjanto, Singapura bisa lebih dulu mendapatkan kue karena infrastruktur mereka lebih mumpuni.

ADVERTISEMENT

“Alasan pertama, gedung pertunjukan dengan standar produksi sekelas teater Broadway tersedia di Singapura. Jumlahnya juga lebih dari tiga lokasi. Ke-dua, Singapura mampu menghadirkan penonton dalam jumlah yang sangat banyak, karena sistem turisme di sana juga sudah bagus sekali,” kata Bram, saat dihubungi oleh CNN Indonesia pada Sabtu (10/10).

Bram memuji apa yang sudah dilakukan oleh Singapura, tapi ia ingin agar Indonesia tidak terlena. Pasalnya, akan ada banyak sekali keuntungan yang Indonesia dapat jika bisa menggelar teater Broadway di tanahnya sendiri.

“Jumlah penonton yang banyak datang ke Singapura untuk melihat teater Broadway itu kebanyakan orang Indonesia. Saya pikir, sudah saatnya para pengusaha di dunia hiburan memikirkan peluang ini. Masa kita hanya jadi pembeli tiket sih?” ujar Bram.

“Bisa dibayangkan kok uang yang mengalir di industri teater Broadway ini. Pastinya juga berjumlah sangat besar. Satu produksi Beauty and the Beast saja bisa memutar miliaran uang,” lanjut Bram.

Bram merasa Indonesia sudah pantas menjadi tuan rumah teater Broadway. Tidak hanya di Jakarta, berbagai gedung pertunjukan yang layak pun sudah bertebaran di kota besar lainnya, antara lain Teater Jakarta, Ciputra Artpreneur, Teater Tanah Airku, Balai Kartini, Nusa Dua Bali, Bali Safari hingga Teater Besar Institut Seni Indonesia.

“Pasar penonton teater Broadway ada kok. Di Jakarta dan Bali sudah ada gedung pertunjukan. Saya pikir kalau distimulisasi, kota lain seperti Surabaya, Bandung, Medan atau Makassar akan bisa menyusul,” kata Bram.

“Jumlah penonton yang banyak datang ke Singapura untuk melihat teater Broadway itu kebanyakan orang Indonesia. Saya pikir, sudah saatnya para pengusaha di dunia hiburan memikirkan peluang ini. Masa kita hanya jadi pembeli tiket sih?”Bram Kushardjanto
Lagi-lagi Pemerintah

Beberapa teater Broadway bertaraf dunia pernah digelar di Indonesia, salah satunya ialah Beauty and the Beast di Ciputra Artpreneur pada Mei kemarin. Teater yang tersebut sukses digelar, namun meninggalkan rasa miris di hati Bram.

“Industri di Broadway menjadi besar karena yang nonton tidak hanya orang Amerika. Broadway menjadi pilihan hiburan yang penting. Serius sekali buat strateginya. Nah bandingkan di sini, Wayang Orang Bharata bolak balik mati suri. Pemerintah daerah (Pemda) selama ini berpartisipasi cuma sebatas meminjamkan gedungnya saja. Tapi tidak ada upaya untuk menambah jumlah penontonnya,” kata Bram.

“Orang-orang Pemda bilang sudah dipromosikan. Promosi apa? Masuk brosur pariwisata yang penyebarannya juga nggak jelas ke mana itu? Strateginya mana? Itu baru Wayang Orang Bharata. Teater Miss Tjitjih sekarang merana. Tahu enggak mereka? Pemerintah jangan bisanya cuma nebeng promosi dong,” lanjut Bram.

Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih mempersembahkan seandiwara yang mengisahkan tentang Pangeran Jayakarta dengan gaya komedi khas Sunda dan sebagai bintang tamunya Fitri Tropica. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Asas “sambil menyelam minum air” agaknya masih dijunjung tinggi oleh para turis jika bertandang ke suatu daerah. Jika di Singapura banyak pilihan tempat wisata lain yang bisa dikunjungi setelah menonton teater Broadway, apa yang bisa ditawarkan oleh Indonesia?

“Jangan takutkan hal tersebut. Indonesia memiliki banyak tempat wisata lain yang tidak kalah menarik dengan Singapura. Hanya saja konsep wisatanya perlu digarap dengan serius terlebih dahulu,” kata Bram.

Setelah Sound of Music digelar di Indonesia pada bulan ini, Bram masih menanti teater Broadway Phantom of the Opera, Cats, Miss Saigon, We Will Rock You dan Lion King. Namun ramainya teater Broadway dipastikan Bram tidak akan melunturkan kebudayaan asli Indonesia.

“Produksi-produksi internasional itu justru bisa jadi referensi bagus karena memperkaya produksi dan kreativitas seniman lokal. Pertanyaannya justru pengatur negara gimana? Mampu enggak mendorong kesenian lokal tetap maju?” ujar Bram menutup pembicaraan. (ard/vga)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER