Cerita Subarno Olah Kotoran Sapi jadi Pupuk dan Biogas

CNNIndonesia | CNN Indonesia
Senin, 22 Jan 2018 13:18 WIB
Kotoran sapi yang melimpah dan terbuang sia-sia di desa Bringinan, Ponorogo menginspirasi Subarno untuk mengolahnya menjadi bisnis pupuk organik dan biogas.
Kotoran sapi yang melimpah dan terbuang sia-sia di desa Bringinan, Ponorogo menginspirasi Subarno untuk mengolahnya menjadi bisnis pupuk organik dan biogas. (Foto: CNN Indonesia/Kurniawan Dian)
Ponorogo, CNN Indonesia -- Usai melihat kotoran sapi yang melimpah di desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa Timur terbuang percuma, Subarno pun turun tangan. Ia mengumpulkannya untuk diolah menjadi pupuk organik. 

Meski saat ini, ia tengah menjabat sebagai kepala desa, Subarno tak malu memulai usahanya dari kotoran sapi. Setelah satu dekade memulai usahanya, pada 2017 lalu, ia juga mengajak warganya untuk menggunakan biogas berbahan kotoran sapi.

“Awalnya karena banyaknya warga yang memelihara sapi, namun kotorannya dibuang begitu saja,” tuturnya bercerita, pada Minggu (21/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia pun berinisiatif mengambil kesempatan ini demi memanfaatkan kotoran yang dibuang percuma. Tak disangka respons positif muncul usai ia membuat pupuk organik.

“Banyak warga yang justru menawarkan kotoran sapi miliknya kepada saya,” katanya.

ADVERTISEMENT

Demi menggaet pangsa pasar, ia pun membagikan pupuknya ke beberapa kenalannya. Setelah beberapa lama, banyak pemesan datang kepadanya. Selain itu, bahkan para petani dari berbagai daerah juga sering belajar kepadanya cara membuat pupuk organik.

“Tapi sayangnya, pupuk saya ini belum saya belum memiliki izin untuk nama produk, jadi untuk kalangan sendiri saja,” ucapnya.


Subarno menerangkan dalam satu bulan ia mampu memproduksi 5-6 ton pupuk kandang yang dibantu oleh dua orang pekerja. Satu karung isi 40 kg pupuk bubuk halus dijual dengan harga Rp 20 ribu.

"Kalau yang granul satu karung dijual Rp25 ribu," ujarnya.

Ia menambahkan pupuk buatannya ini mampu mengarah ke pembentukan tanah. Kandungan makro dan mikronya membuat tanah di sawah jauh lebih mudah dibajak dan penyerapan hara tanaman jadi lebih mudah.

Cerita Subarno Olah Kotoran Sapi jadi Bisnis Pupuk OrganikUsaha pupuk organik dari kotoran sapi di Ponorogo. (Foto: CNN Indonesia/Kurniawan Dian)

"Kalau pakai pupuk ini sebelum tanam bisa menghemat penggunaan pupuk kimia 30%," katanya.

Bahan bakar biogas

Sementara itu, ia pun mengajak warganya untuk memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan bakar biogas untuk memasak. Hal ini disambut oleh warganya. Ia pun mengajukan bantuan pembuatan reaktor ke Dinas Lingkungan Hidup (LH) Ponorogo tahun 2016, dan 2017 lalu kegiatan ini rampung dilaksanakan.

“Bantuannya berupa dua reaktor besar untuk mengaliri enam rumah sekaligus, masing–masing reaktor untuk tiga rumah,” ucapnya.

Salah satu warga, Mbah Wagiman mengaku terbantu dengan adanya biogas ini karena selain bisa menghemat gas elipiji untuk memasak juga sisa dari pengolahan ini bisa dijadikan sebagai kompos.

"Dalam satu bulan bisa menghemat gas elpiji, kalau biasanya sebulan habis empat tabung melon, saya hanya tiga tabung melon saja, soalnya biogasnya untuk tiga rumah," ujarnya.

Agar biogas menyala, setidaknya satu reaktor harus diisi minimal 8 kg kotoran sapi. Nantinya Mbah Wagiman bertugas mengaduk sembari sesekali mengisi air dalam reaktor.

“Ini supaya jadi contoh warga lain, selain kotorannya bisa buat biogas sisa pengolahan juga bisa dijadikan kompos,” ucapnya. (dik/rah)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER