Tips Agar Makanan Tak Tercemar Racun dan Bakteri Jahat

Merry Wahyuningsih | CNN Indonesia
Selasa, 07 Apr 2015 14:23 WIB
Musim hujan membuat virus dan bakteri berkeliaran di mana-mana dan dengan mudah hinggap di piring makanan yang siap Anda santap.
Ilustrasi (sorcel/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Musim hujan membuat virus dan bakteri berkeliaran di mana-mana dan dengan mudah hinggap di piring makanan yang siap Anda santap. Akibatnya tidak main-main, Anda bisa mengalami keracunan makanan yang bisa berdampak fatal.

Kasus keracunan makanan merupakan kasus yang sering membuat orang harus terbaring lemas di tempat praktik dokter maupun rumah sakit. Jika keracunan makanan terjadi pada satu kelo
mpok orang, maka makanan atau minuman penyebab dari keracunan makanan tersebut harus diantisipasi sehingga korban yang timbul tidak bertambah banyak.

“Semua orang sebenarnya terpapar dengan kemungkinan terjadinya keracunan makanan. Karena keracunan makanan dapat terjadi setiap waktu dan tidak terduga-duga,” tulis Ari Fahrial Syam, dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI-RSCM, dalam keterangan tertulis yang diterima CNN Indonesia, Selasa (7/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ari menjelaskan, secara umum ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya keracunan makanan, yaitu faktor penderita, faktor lingkungan, dan faktor dari penyebab dari keracunan itu sendiri, baik dari makanan atau bakteri yang mencemari makanan.

Dari segi penderita, kelompok orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah mudah mengalami keracunan. Kelompok anak-anak dan orang tua termasuk kelompok yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, dan secara individu orang dewasa dengan penyakit kronis, atau seseorang yang dalam kondisi tidak fit, kurang istirahat, tidak makan teratur, juga termasuk kelompok yang mudah mengalami keracunan makanan.

ADVERTISEMENT

“Jika bicara soal makanan sebagai penyebab keracunan, kita ketahui bahwa makanan sebagai suatu zat gizi tentunya mempunyai nilai bagi kesehatan kita, tapi jika makanan tersebut mengandung racun tentunya menjadi suatu hal yang membahayakan bagi kesehatan,” kata Ari memaparkan.

Racun yang terdapat pada makanan bisa berasal dari makanan itu sendiri atau dari makanan yang tercemar oleh kuman. Makanan yang dimakan sehari-sehari dapat tercemar oleh bakteri, virus atau parasit.

Makanan yang berpotensi untuk tercemar adalah makanan mentah terutama daging, telur, dan sea food, juga makanan yang dimasak setengah matang atau makanan yang matang tetapi tercemari oleh kuman. Produk-produk makanan ini bisa tercemar pada saat penyimpanan sebelum dimasak, pada proses pembuatan atau penyimpanan setelah makanan tersebut siap saji.

Jika makanan atau minuman dalam kemasan tentunya yang terpenting diperhatikan adalah tanggal kedaluwarsa, karena jika melewati waktu tentunya makanan atau minuman tersebut itu sudah kedaluwarsa.

“Pencegahan adalah lebih baik dari pada mengobati. Informasi agar makanan tidak tercemar oleh bakteri yang pada akhirnya menyebabkan keracunan makanan harus disampaikan secara terus-menerus kepada masyarakat,” kata Ari berpesan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain makanan harus dimasak dengan baik agar bakteri dapat mati dalam proses memasak makanan tersebut. Makanan diusahakan jangan terlalu lama berada pada suhu kamar.

Untuk mencegah agar bakteri yang berbahaya tidak tumbuh pada makanan caranya antara lain:

1. Masak makanan dengan suhu yang cukup tinggi agar dapat membunuh bakteri yang berbahaya.

2. Cegah kontaminasi silang, misalnya pisau untuk memotong daging mentah, seafood jangan digunakan bersamaan untuk memotong makanan yang sudah matang. Selain itu kebersihan tempat mempersipkan makanan harus tetap terjaga bersih.

3. Cegah makanan yang sudah masak tercemar oleh daging dan sea food mentah.

4. Pertahankan makanan hangat agar tetap hangat, dan makanan dingin agar tetap dingin. Pertahankan makanan yang hangat pada suhu di atas 65 derajat Celsius, dan panaskan makanan untuk disajikan pada suhu diatas 85 derajat Celsius.

5. Taruh makanan pada kulkas dengan pengaturan suhu yang tepat. Jika makanan terlalu lama pada suhu kamar, makanan tersebut mungkin sudah tidak aman untuk dimakan.

6. Jangan melumerkan makanan di dapur pada suhu kamar, lakukan defrost (proses pelumeran) di kulkas, air keran yang mengalir, atau dengan menggunakan microwave.

7. Produk makanan dan minuman kemasan hendaknya ditaruh sesuai dengan ketentuan yang ada pada kemasan, misalnya sebaiknya ditaruh pada suhu 2-8 derajat Celsius, atau harus ditaruh di freezer, atau dapat ditaruh pada suhu kamar dan tidak terpapar langsung dengan matahari.

8. Gunakan air yang mengalir saat mencuci sayur dan buah yang akan dikonsumsi langsung.

“Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat sesuai topik Hari Kesehatan Dunia 2015 ini,” kata Ari.


(mer/mer)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER