NASA Kini Tahu 30 Menit Sebelum Bumi Kiamat

Tech - Redaksi, CNBC Indonesia
07 January 2024 09:15
Ilustrasi Badai Matahari. (Dok. Freepik) Foto: Ilustrasi Badai Matahari. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - AI dimanfaatkan untuk memprediksi 'kiamat lokal' di Bumi akibat amukan badai Matahari.

Sekelompok tim di NASA menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memperkirakan berbagai potensi ancaman badai surya ke Bumi.

Menurut hasil perhitungan model milik NASA, manusia di Bumi punya waktu 30 untuk bersiap sebelum kiamat meledak. Waktu 30 menit itu adalah perbedaan kecepatan cahaya dan waktu yang dibutuhkan oleh material yang terlontar dari Matahari sampai di permukaan Bumi.

Lalu, seberapa besar dampak badai Matahari di Bumi? Sekitar 35 tahun yang lalu, misalnya, badai Matahari membuat kota Quebec di Kanada mati listrik selama berjam-jam.

Menurut Science Alert, fenomena yang lebih dahsyat pernah terjadi di Carrington, Inggris - yang terkenal sebagai tempat latihan klub sepak bola Manchester United - sekitar 150 tahun yang lalu. Jika peristiwa di Carrington terjadi pada era modern, infrastruktur listrik dan komunikasi bisa hancur lebur.

Bahaya solar flare sudah lama diketahui oleh ilmuwan. Mereka menggunakan acuan dampak suar surya ke planet lain dan melakukan pengamatan menggunakan berbagai satelit seperti ACE, Wind, IMP-8, dan Geotail.

Namun, dengan AI, kita bisa memperkirakan apa yang terjadi jika suar surya langsung menghantam Bumi.

Selain memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh suar surya menghantam Bumi, peneliti NASA juga menyusun prediksi dampak yang akan ditimbulkan oleh material Matahari ke penghuni Bumi.

Nama model yang digunakan oleh peneliti NASA lumayan keren, DAGGER yang artinya belati. Teknologi saat ini membuat prediksi bisa makin cepat sehingga bisa meramal arah dan tingkat keparahan dampak badai matahari hanya dalam hitungan detik. AI juga mampu membuat prediksi baru setiap menit.

Algoritma sebelumnya, karena keterbatasan daya komputasi, membutuhkan waktu sangat panjang. Saking panjangnya, prediksi jadi sia-sia karena suar Matahari telanjur menghantam Bumi.

DAGGER juga cukup "sakti" karena mampu memprediksi lokasi di Bumi yang akan terimbas langsung oleh badai surya.

Kecepatan prediksi dan kemampuan pengolahan data yang jauh lebih besar membuat DAGGER menjanjikan untuk diterapkan sebagai sistem peringatan dini dari dampak badai Matahari.

Kini, perusahaan komunikasi dan infrastruktur listrik punya beberapa tahun untuk mengintegrasikan DAGGER ke sistem mereka jelang 2025. Pada 2025, aktivitas Matahari akan diperkirakan mencapai puncaknya.

Meskipun tidak sepenting sirene tornado atau tsunami, paling tidak DAGGER bisa menyelamatkan suatu kota dari kegelapan total.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

NASA Pakai AI Buat Peringatan 30 Menit Sebelum Kiamat


(fsd/fsd)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading