Bikin Seram, Ternyata Ada Fenomena Ledakan di Matahari

Tech - Thea F, CNBC Indonesia
12 December 2020 10:20
SpaceX Luncurkan 4 Astronot ke Stasiun Luar Angkasa. (AP/Malcolm Denemark) Foto: Ilustrasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Terjadi suar matahari, yakni ledakan besar di atmosfer matahari yang dapat melepaskan energi besar.

Pada Minggu (29/11/2020) silam, suar matahari kategori M terpantau muncul pada permukaan bintang di pusat tata surya ini. Peristiwa tersebut merupakan ledakan besar di Matahari yang terkuat dalam 3 tahun terakhir. Ini juga menjadi pertanda bahwa matahari mulai aktif dan bisa memberikan berbagai macam dampak baik dan buruk bagi Planet Bumi.

Suar matahari atau solar flare terdiri dari beberapa kategori dari yang terkecil A, kemudian B, C, M dan X adalah yang paling besar. Suar matahari yang baru muncul tersebut diperkirakan oleh ilmuwan, akan diikuti oleh aktivitas selanjutnya yang sejenis seiring aktifnya matahari.

Badai matahari juga kemungkinan akan terjadi, di mana matahari memancarkan energi sangat besar dalam bentuk suar matahari ini. Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), periode matahari aktif dan memancarkan radiasi ini akan terjadi sampai sekitar tahun 2025.

Sementara pada Senin (7/12/2020) lalu, suar matahari kategori C7 meletus dari bintik matahari AR2790. Menurut astronom Dr. Tony Phillips, suar itu melemparkan sinar-X yang menghantam Bumi hanya dalam beberapa menit, menyebabkan pemadaman gelombang pendek kecil.

"Ironisnya, suar itu sendiri adalah sumber emisi radio yang kuat. Operator radio Ham mungkin telah mendengar 'deru' statik matahari selama pemadaman," kata Phillips, dikutip dari Forbes.

Sementara ledakan sinar-X dari suar bergerak dengan kecepatan cahaya untuk menyerang, materi dari CME pendamping bergerak lebih lambat dan baru baru tiba di Bumi pada Rabu (9/12/2020).

"Dalam perjalanan ke planet kita, CME akan mengambil beberapa material yang bergerak lebih lambat dari aliran angin matahari yang tidak terkait. Dampak gabungan dapat memicu badai geomagnetik sekuat kategori G3," tulis Phillips.

Faktanya, Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA memperkirakan badai G1 kecil pada Rabu malam, meningkat menjadi badai G3 yang kuat pada Kamis esoknya.

"Ini BUKAN peristiwa cuaca luar angkasa yang besar. Tapi setelah 3 tahun Sun Minimum yang sangat sunyi, itu patut dicatat," tandasnya.

Pada tahun 1859, pernah terjadi badai matahari yang paling kuat. Akibatnya, sistem telegraf di seluruh Eropa dan Amerika Utara rusak dan menyebabkan kerugian sangat besar pada saat itu.

Perangkat GPS juga bisa terdampak dalam soal akurasi, demikian pula ada gangguan di satelit. Namun, fenomena suar matahari juga dapat menciptakan pemandangan indah.

Suar matahari dalam istilah yang lebih ilmiah, ini adalah pelepasan massa koronal, yakni letusan material dari dekat permukaan matahari yang meluncurkan massa proton dan elektron ke luar angkasa dengan kecepatan sekitar satu juta mil per jam.

Ketika semua partikel bermuatan itu tiba dan bertabrakan dengan magnetosfer planet Bumi, mereka akan menyebabkan badai geomagnetik, kemungkinan menerangi langit sejauh selatan di beberapa negara bagian Amerika Serikat, yakni Iowa, Pennsylvania, dan Oregon dengan aurora borealis, juga dikenal sebagai 'cahaya utara'.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ukuran Sejati Matahari Tampak Jelas, Planet Cuma Jadi Bintik


(dru)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading