Kemacetan Menggila Bikin RI Rugi Triliunan, DKI Sampai Rp65 T

News - Ferry Sandi, CNBC Indonesia
30 October 2023 13:25
Sejumlah kendaraan pejabat yang di kawal voorijder melintas di kawasan tol Gatot Subroto, Jakarta, Rabu, (6/9). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Kemacetan jalanan di Jakarta. Lokasi: Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu, (6/9). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemacetan yang terjadi di Jakarta seperti tidak ada solusinya. Meski sudah berkali-kali berganti Gubernur, namun masalah ini terus berulang. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kerugian akibat macet ini mencapai puluhan triliun. Kota besar lain di Indonesia pun mengalami kerugian tidak sedikit akibat macet.

"Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas Kota Jakarta Rp 65 triliun per tahun, sedangkan Kota Semarang, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar sebesar Rp 12 triliun per tahun. Sudah melebihi APBD kotanya," kata Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, dikutip Senin (30/10/2023).

Rumitnya masalah kemacetan karena masyarakatnya lebih banyak yang menggunakan kendaraan pribadi dibanding transportasi umum.

Data yang dihimpun GIZ (Mei 2023) menunjukkan, porsi penggunaan angkutan umum di Singapura, Hong Kong, dan Tokyo sudah di atas 50 persen. Kuala Lumpur dan Bangkok kisaran 20 persen sampai 50 persen. Sedangkan kota-kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan kurang dari 20 persen.

"Sementara dalam 5 tahun terakhir tingkat pertumbuhan kendaraan pribadi di Indonesia rata-rata 8 persen per tahun. Ranking kemacetan kota-kota di Indonesia, Jakarta menduduki ranking 10. Ranking pertama Bangalore (India, ranking kedua Manila (Filipina), ranking 11 Bangkok (Thailand), ranking 32 Tokyo (Jepang), ranking 46 Kuala Lumpur (Malaysia), ranking 96 Singapura, ranking 108 Hong Kong," sebut Djoko.

Untuk mengurai kemacetan, lanjutnya, sejak tahun 2020 sebenarnya telah dimunculkan skema pembelian layanan (buy the service) oleh Ditjenhubdat Kemenhub. Yang dinamai Program Teman Bus dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek dengan Program Bis Kita. Program ini sebagai stimulus pengembangan angkutan umum perkotaan dengan jangka waktu yang ditentukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat penggunaan angkutan umum dan kemudahan bermobilitas di masyarakat.

Program Teman Bus di 10 kota, yaitu Medan (Trans Metro Deli), Palembang (Trans Musi Jaya), Bandung (Trans Metro Pasundan), Surakarta (Batik Solo Trans), Purwokerto (Trans Banyumas), Yogyakarta (Trans Jogja), Denpasar (Trans Metro Dewata), Banjarmasin (Trans Banjarbakula), Surabaya (Trans Semanggi Surabaya) dan Makassar (Trans Mamminasata). Sedangkan Program Bis Kita di Kota Bogor (Trans Pakuan).

"Salah satu keterbatasan pada stimulus program ini adalah skema kontrak tahun jamak 3 tahun dengan harapan layanan akan dilanjutkan oleh pemerintah daerah," ujarnya.

Di sisi lain, ada kesenjangan untuk menangani sistem angkutan massal di daerah, yang disebabkan oleh sejumlah faktor. Diantaranya belum memiliki kapasitas fiskal yang mencukupi untuk menerapkan sistem angkutan massal, kemudian struktur kelembagaan metropolitan yang dapat mengintegrasikan pembangunan dan pengelolaan lintas batas administrasi dan lintas moda angkutan dalam satu wilayah metropolitan.

"Juga, rencana mobilitas perkotaan terpadu sebagai dasar implementasi angkutan massal perkotaan, lalu keahlian teknis untuk merencanakan, merancang, mengimplementasikan, dan mengoperasikan sistem angkutan massal secara memadai. Sementara di pemerintah pusat, perlu dukungan/inisiatif dari Pemerintah Pusat secara menyeluruh ke Pemerintah Daerah, termasuk knowledge sharing, pendampingan, insentif," ujar Djoko.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Video: Ruginya Bikin Ngeri, Macet Jakarta Butuh Solusi


(dce)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading