Internasional

Presiden AS Joe Biden: Saya Adalah Seorang Zionis

News - sef, CNBC Indonesia
25 October 2023 07:00
Presiden AS Joe Biden disambut oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, saat ia mengunjungi Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. (REUTERS/Evelyn Hockstein) Foto: Presiden AS Joe Biden disambut oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. (REUTERS/EVELYN HOCKSTEIN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ternyata membuat pernyataan mengejutkan akhir pekan lalu. Sebagaimana dimuat Reuters, ia menyebut dirinya adalah seorang zionis, di depan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

Ini dikatakannya dalam kunjungannya ke Israel. Ia berkata "Saya tidak percaya seseorang harus menjadi Yahudi untuk menjadi Zionis, dan saya seorang Zionis".

Biden sebenarnya tak memiliki darah Yahudi. Ia merupakan keturunan Katolik Irlandia.

Namun ini bukan pertama kali ia mengatakan hal serupa. Menurut laman yang sama di masa lalu, ia kerap menyatakan ketertarikannya terhadap Israel.

Pernyataan Biden itu mendapat respons anggukan dari para politisi dan jenderal Tel Aviv. Ini diceritakan sumber pejabat AS yang menghadiri pertemuan tertutup itu, bahkan saat Gaza diblokade dan dibombardir dengan serangan dara Israel yang banyak memakan korban warga sipil.

Biden disebut menjadi salah satu "sahabat Israel" terkemuka, dalam politik AS. Sejumlah sumber lain mengatakan dalam sesi pribadi Biden dan Netanyahu dalam pertemuan itu, keduanya bahkan tidak menunjukkan ketegangan yang kadang-kadang muncul jika pemimpin negara bertemu.

Namun Biden mengajukan pertanyaan sulit kepada Netanyahu tentang "serangan yang akan datang" termasuk "sudahkah Anda memikirkan apa yang akan terjadi keesokan harinya?". Ia bahkan menyampaikan keraguan apakah Israel belum mencapai tujuan akhir.

"Hubungan Biden dengan Israel tertanam kuat dalam DNA politiknya," kata mantan perunding Timur Tengah yang menjabat enam menteri luar negeri di pemerintahan Demokrat dan Republik, Aaron David Miller, menanggapi.

"Suka atau tidak, dia berada di tengah krisis yang harus dia atasi," tegasnya.

Sudah Lama Dapat Uang Israel?

Menurut seorang mantan pejabat AS, kesadaran Biden akan penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi selama berabad-abad dan rekor jumlah insiden antisemitisme yang tertinggi di AS pada tahun lalu mungkin merupakan alasan mengapa Biden berpihak ke negeri Zionis itu. Apalagi setelah serangan Hamas 7 Oktober, yang menjadi insiden terburuk bagi Israel 80 tahun terakhir.

Namun jika dilihat ke belakang, selama 36 tahun menjabat di Senat, Biden adalah penerima sumbangan terbesar sepanjang sejarah dari kelompok pro-Israel, dengan menerima U$4,2 juta, merujuk database Open Secrets. Sebagai wakil presiden, Biden kerap menjadi penengah dalam hubungan sensitif antara Barack Obama dan Netanyahu, yang memang dikatakan kerap tak aker stal serangan ke Palestina.

Dennis Ross, seorang penasihat Timur Tengah pada masa jabatan pertama Obama, mengenang intervensi Biden untuk "mencegah pembalasan terhadap Netanyahu atas penghinaan diplomatik selama kunjungan Obama pada tahun 2010". Obama kala itu, kata Ross, ingin mengambil tindakan keras atas pengumuman Israel mengenai perluasan besar-besaran perumahan bagi orang-orang Yahudi di Yerusalem Timur, separuh kota yang sebagian besar dihuni warga Arab yang direbut dalam perang tahun 1967.

"Kapanpun keadaan menjadi tidak terkendali dengan Israel, Biden adalah jembatannya," kata Ross, yang kini bekerja di Washington Institute for Near East Policy.

"Komitmennya terhadap Israel begitu kuat... Dan itulah naluri yang kita lihat sekarang," tambahnya.

Terancam di Pilpres 2024

Sementara itu, keberpihakan Biden dengan pemimpin sayap kanan Yahudi itu berisiko ke partainya, Partai Demokrat. Ini bahkan bisa membuat bahaya posisi Biden di pemilu tahun 2024, seiring meningkatnya kecaman internasional terhadap taktik Israel yang juga menyalahkan AS.

Hal ini juga, masih dimuat Reuters, telah mendorong banyak warga Palestina dan negara-negara Arab lainnya untuk menganggap Biden terlalu bias dalam mendukung Israel untuk bertindak sebagai perantara perdamaian.

"Presiden Biden, tidak seluruh warga Amerika mendukung Anda dalam hal ini, dan Anda perlu sadar dan memahami," kata anggota Kongres Rashida Tlaib, satu-satunya warga Amerika keturunan Palestina di Kongres.

"Kami benar-benar menyaksikan orang-orang melakukan genosida," tambahnya.

Di sisi lain, jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pada hari Senin menunjukkan simpati publik AS yang lebih kuat terhadap Israel dibandingkan sebelumnya. Ada dukungan tertinggi terhadap Israel di kalangan Partai Republik sebesar 54%, dibandingkan dengan 37% dari Partai Demokrat.

Namun, generasi muda Amerika menunjukkan lebih sedikit dukungan terhadap Israel. Ini jika dibandingkan warga Amerika yang lebih tua.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Perang Israel di Gaza "Makan Korban" Baru, Biden Terancam


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading