Kapal Pesiar Jadi Bangkai: Dipotong-Potong Jadi Besi Tua!

News - Ferry Sandi, CNBC Indonesia
01 September 2021 13:05
A view of Costa Deliziosa cruise ship moored at the port of Barcelona, Monday, April 20, 2020. Several cruise ships have become coronavirus traps after outbreaks were discovered on board. On Monday the Deliziosa made its first port-of-call in 35 days after docking in Barcelona, Spain. (AP Photo/Emilio Morenatti) Foto: Ilustrasi Kapal Pesiar (AP/Emilio Morenatti)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapal pesiar yang dulunya dikenal dengan kesan mewah kini berubah 180 derajat. Banyak unit yang saat ini justru menjadi 'bangkai' berkarat dan dijual per komponen, yakni tiap besi tuanya.

Beberapa pelabuhan di dunia menerima bangkai kapal pesiar untuk dikuliti tiap lapisan besinya. Salah satunya berada di pelabuhan Alang, India. Pelabuhan ini menampung kapal pesiar mewah, diantaranya adalah Marco Polo yang dibangun pada tahun 1960an.

Mulanya, Marco Polo akan dijual kepada pembeli di Dubai sebagai hotel terapung, namun pembeli tersebut membatalkannya karena alasan pandemi Covid-19.

Nasib sama juga terjadi pada kapal pesiar lain, yakni Magellan yang semula bakal digunakan sebagai hotel terapung di Liverpool oleh pengusaha Yunani. Namun, nyatanya tidak ada pembeli benar-benar membelinya.

Selain India, Pelabuhan Aliaga di Turki juga memiliki bisnis sejenis ini. Menurut laporan Reuters, bisnis rongsokan besi kapal pesiar di Aliaga, Turki meningkat 30% selama pandemi COvid-19.

"Melihat benda-benda besar seperti itu di pantai dihancurkan terasa sangat menarik, namun juga memilukan," kata Peter Knego, jurnalis pelayaran lepas yang telah mengunjungi galangan kapal di seluruh dunia untuk memotret proses dan mengumpulkan furnitur dan potongan interior untuk rumahnya dilansir dari CNN.

Ketika bagian eksterior kapal bakal dihancurkan, maka bagian interior seperti perabotan hingga kamar mandi akhirnya dijual ke pemilik bisnis atau kolektor lokal.

Meski bisnis ini berkembang di tengah pandemi, namun ada kekhawatiran serius tentang dampak lingkungan dan kondisi kerja di industri pemecah kapal, karena setiap tahun sekitar 800 kapal berakhir masa pakainya dan perlu dibongkar dan didaur ulang.

Organisasi Ship-breaking Platform telah mendokumentasikan kematian lebih dari 400 pekerja di pantai sejak 2009. Tercatat kecelakaan fatal di lapangan akibat pekerja jatuh dari ketinggian dan tewas dalam ledakan gas, serta penyakit jangka panjang akibat paparan bahan beracun seperti asbes.

"Ada banyak nilai dalam kapal-kapal ini karena mengandung baja dalam jumlah besar," kata Ingvild Jenssen, direktur Platform Pemecah Kapal dilansir dari Business Standard.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ramai Orang Kaya RI Butuh Uang, Kapal Pesiar Diobral Murah!


(dru)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading