Bambang Pamungkas dan Tim Impian Timnas Indonesia versi IFFHS

Bambang Pamungkas dan Tim Impian Timnas Indonesia versi IFFHS
Bambang Pamungkas (c) ESA

Bola.net - Bambang Pamungkas memang sudah gantung sepatu dari lapangan hijau. Pada 17 Desember 2019, salah satu penyerang terbaik Indonesia ini memutuskan pensiun sebagai pesepak bola profesional. Terakhir, Bepe, sapaan karib Bambang Pamungkas, memperkuat Persija Jakarta.

Di level tim nasional, Bepe sudah lebih dulu gantung sepatu. Pemain kharismatik ini pensiun pada April 2013 silam.

Kendati sudah pensiun, reputasi Bepe sebagai salah seorang penyerang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia tetap diakui. International Federation of Football History and Statistics (IFFHS) memasukkan nama pemain kelahiran 10 Juni 1980 tersebut ke dalam tim impian Timnas Indonesia yang mereka susun.

IFFHS adalah lembaga yang mendokumentasikan sejarah dan statistik di kancah sepak bola dunia. Lembaga ini didirikan pada 24 Maret 1984.

Selain Bepe, ada sejumlah nama legendaris lain yang masuk dalam daftar susunan IFFHS tersebut. Siapa saja mereka? Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 11 halaman

Maulwi Saelan

Di posisi penjaga gawang dalam starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa ada nama Maulwi Saelan. Pria kelahiran 8 Agustus 1926 ini memperkuat Timnas Indonesia pada 1954-1958.

Sepanjang berseragam Merah Putih, Maulwi Saelan sempat membawa Timnas Indonesia menembus empat besar Asian Games 1954 dan meraih medali perunggu Asian Games 1958.

Selain sebagai pesepak bola, Maulwi Saelan juga merupakan anggota militer aktif. Ia bahkan sempat menjadi wakil komandan pasukan pengamanan Presiden Soekarno, Resimen Tjakrabirawa.

2 dari 11 halaman

Simson Rumah Pasal

Simson Rumah Pasal terpilih menempati posisi fullback kanan dalam starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa. Pemain kelahiran 21 Agustus 1950 tersebut sempat memperkuat Timnas Indonesia pada 1975-1982.

Sepanjang memperkuat Timnas Indonesia, Simson mengawal lini pertahanan Merah Putih di Pra Olimpiade, Merdeka Games, King's Cup, Pra-Piala Dunia dan sejumlah ajang lain.

Setelah pensiun sebagai pemain, Simson masuk ke dunia kepelatihan. Tercatat, ia sempat menangani Persikota, Warna Agung, Persita, Persijatim Jakarta Timur, dan sejumlah tim lain.

3 dari 11 halaman

Herry Kiswanto

Satu tempat di jantung pertahanan starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa ditempati Herry Kiswanto. Pria kelahiran 25 April 1955 ini memperkuat Timnas Indonesia pada 1981 sampai 1996.

Herkis sempat 40 kali tampil bagi Timnas Indonesia. Sepanjang 40 laga tersebut, ia mencetak tiga gol. Ia sukses membawa Timnas Indonesia meraih medali perunggu pada SEA Games 1981 dan 1989. Selain itu, ia juga membawa Timnas Indonesia meraih medali perak pada SEA Games 1983 dan medali emas pada SEA Games 1987.

Setelah pensiun sebagai pemain, Herkis terjun ke dunia kepelatihan. Ia sempat menangani PSS Sleman, Persiraja Banda Aceh, dan sejumlah tim lain.

4 dari 11 halaman

Robby Darwis

Robby Darwis terpilih sebagai partner Herkis di jantung pertahanan starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa. Pemain kelahiran 30 Oktober 1964 ini memperkuat Timnas Indonesia pada 1987 dan 1997.

Sepanjang memperkuat Merah Putih, Robby Darwis sempat dua kali membawa Timnas Indonesia meraih medali emas pada ajang SEA Games. Momen itu terjadi pada tahun 1987 dan 1991.

Robby, sama seperti rekan-rekannya, memilih menjadi pelatih usai pensiun sebagai pesepak bola profesional. Selain itu, ia sempat menjadi bankir di salah satu bank milik negara.

5 dari 11 halaman

Aji Santoso

Posisi fullback kiri starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa ditempati Aji Santoso. Pria kelahiran 6 April 1970 ini memperkuat Timnas Indonesia pada 1990-2000.

Aji merupakan anggota generasi emas yang meraih medali emas SEA Games 1991. Selain itu, pria yang sempat mencetak enam gol bersama Timnas Indonesia ini sempat dipercaya membebat ban kapten Merah Putih di lengannya.

Saat ini, Aji menjadi pelatih Persebaya pada ajang BRI Liga 1 2021/2022. Selain itu, pria asal Malang ini juga memiliki akademi sepak bola berkelas internasional, ASIFA.

6 dari 11 halaman

Achmad Nawir

Achmad Nawir menempati satu posisi di sektor tengah starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa. Pria kelahiran 1 Januari 1911 ini menjadi kapten Timnas Hindia Belanda pada Piala Dunia 1938.

Nawir kerap disamakan dengan Edgar Davids. Penyebabnya, mereka sama-sama mengenakan kaca mata kala bermain sepak bola.

Selain sebagai pesepak bola, Nawir juga berprofesi sebagai seorang dokter. Pria yang sempat memperkuat HBS Soerabaja ini wafat pada April 1995 silam.

7 dari 11 halaman

Ronny Pattinasarany

Sebagai partner Nawir di lini tengah starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa ada sosok Ronny Pattinasarany. Pria kelahiran 9 Februari 1949 ini memperkuat Timnas Indonesia pada 1973-1981.

Ronny dikenal memiliki kemampuan mengatur permainan yang mumpuni. Walhasil, ia kerap disamakan dengan legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer. Ronny membantu Merah Putih meraih medali perah pada SEA Games 1979 dan 1981.

Setelah pensiun sebagai pesepak bola profesional, Ronny sempat terjun ke dunia kepelatihan. Namun, karena alasan keluarga, ia akhirnya meninggalkan dunia sepak bola sepenuhnya. Ronny wafat pada 19 September 2008 akibat kanker hati.

8 dari 11 halaman

Iswadi Idris

Iswadi Idris menjadi nama terakhir di lini tengah starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa. Pria kelahiran 18 Maret 1948 tersebut memperkuat Timnas Indonesia pada 1968-1980.

Iswadi merupakan kapten Timnas Indonesia pada 1970-1980. Sepanjang memperkuat Merah Putih, ia membawa Timnas Indonesia meraih medali perak pada Asian Games 1970. Selain itu, Iswadi sukses membawa Timnas Indonesia menjuarai Piala Raja dan Merdeka Cup.

Setelah pensiun sebagai pemain, Iswadi sempat terjun ke dunia kepelatihan. Ia meninggal pada 11 Juli 2008 usai terserang stroke.

9 dari 11 halaman

Ramang

Sebagai penyerang sayap kanan dalam starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa ada nama Ramang. Pria kelahiran 22 April 1924 tersebut memperkuat Timnas Indonesia pada 1952 sampai awal tahun 60-an.

Ramang sendiri memiliki reputasi sebagai pencetak gol andal. Ia mencetak 19 dari 25 gol Timnas Indonesia dalam lawatan mereka ke sejumlah negara Asia pada 1954.

Usai pensiun sebagai pesepak bola profesional, Ramang sempat terjun ke dunia kepelatihan. Namun, karena tak memiliki lisensi resmi, kariernya di dunia kepelatihan tak berumur panjang. Pada 26 September 1987, Ramang meninggal dunia setelah enam tahun sakit paru-paru.

10 dari 11 halaman

Soetjipto Soentoro

Di sektor penyerang sayap kiri starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa ada nama Soetjipto Soentoro. Pria kelahiran 16 Juni 1941 tersebut memperkuat Timnas Indonesia pada 1965-1970.

Sepanjang memperkuat Timnas Indonesia, pria yang karib disapa Gareng tersebut sukses membawa Merah Putih menjuarai Piala Raja 1968, juara turnamen Merdeka 1969, dan meraih medali perak Asian Games 1970.

Sama seperti jamaknya rekan-rekannya, Gareng pun masuk ke dunia kepelatihan setelah pensiun sebagai pesepak bola profesional. Persiraja dan Persiba Balikpapan merupakan dua di antara sejumlah klub yang pernah ia arsiteki. Selain itu, Gareng sempat menangani Timnas Indonesia U-19.

Gareng mengembuskan napas terakhir pada 12 November 1994. Sebelumnya, selama empat tahun ia berjuang melawan kanker hati yang menyerangnya.

11 dari 11 halaman

Bambang Pamungkas

Bambang Pamungkas terpilih sebagai ujung tombak starting eleven impian Timnas Indonesia sepanjang masa. Bepe memperkuat Skuad Garuda pada 1999-2012.

Sepanjang memperkuat Timnas Indonesia, Bepe mencetak dua rekor. Ia menjadi pemain dengan caps terbanyak di Timnas Indonesia dengan 77 caps dan pemain dengan capaian gol terbanyak di Timnas Indonesia dengan raihan 36 gol.

Usai pensiun dari sepak bola, Bepe tak terjun ke dunia kepelatihan. Ia masuk ke manajemen klub dengan menjadi Manajer Persija Jakarta.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR